Bab 8 : Mencari tahu

18 8 0
                                    


-jangan hanya bicara saja namun
harus membuktikannya -


Seperti biasa Langit akan menjemput Bulan. Namun ia merasa ada yang aneh dengan Bulan. "Pagi Bul, napa muka lo? Kok cemberut gitu? "

"Ngga papa. "

Langit hanya diam saja dan membiarkan Bulan menaiki motornya.

Suasana aneh tidak ada perbincangan di sepanjang jalan.

"Tugasnya dikumpulin kapan? Mau sekarang atau nanti?. Tanya Langit.

" Sekarang aja deh. Nanti biar bisa istirahat bareng temen-temen. "

Langit dan Bulan pun menuju ruang kerjanya.

"Permisi kak. Kami disini mau mengumpulkan tugasnya. " Ucap Bulan.

"Cepet amat. " Timpal Key.

"Oh udah selesai ya. Makasih, aku cek dulu ya. " Ucap salah satu kakak kelas 11.

"Baik kak, kalau gitu kami permisi. Terimakasih. "

Bulan pun keluar dari kelas tersebut dan di ikuti oleh Langit.

"Kayaknya masih lama nanti mulai ujiannya. Temenin aku ngobrol dulu yuk. "

Langit tersenyum mendengar ucapan Bulan dan ia berkata. "Hmm, oke. Duduk di sana aja depan ruang kelas kamu. "

Angin sejuk menerpa tubuh mereka.
Bulan yang menghembuskan nafasnya membuat Langit unjuk bicara. "Kalo mau cerita, cerita aja Bul. "

"Kayaknya masa kecil guwa kurang bahagia deh. Main detektif - detektifan yuk. "

"Ide yang bagus tuh. Masalah tentang apa nih?"

"Bokap guwa. "

Langit terkejut dengan jawaban Bulanpun kembali bertanya. "Mau mbuntutin nih? "

Bulan menoleh ke arah Langit dan tertawa sejenak. "Pfft, ngga nyangka pemikiran lu kayak gitu. Nanti malam guwa kasih tau rencananya. "

"Btw ada masalah apa pasal bokap lu? "

"Akhir akhir ini bokap guwa pulang larut malem dan guwa denger pertengkaran mereka. Trus ku samperin tuh. Aku bilang sesuatu ke bokap guwa, tapi dia marah dong. "

"Lah, emang lu bilang apa? "

"Siapa orang yang buat papa begini? Aku kan tanya gitu trus bokap guwa marah dong. "

"Nyokap lu gimana? " Tanya Langit.

"Nangis dia. "

"Ehh, siapa yang nangis, Bul? "

"Oh, nyo-.

Plakk. Tamparan keras dari Bulan.

" Bulan. Apa -apansi kok nampar guwa?"

"E-eh Bela toh rupanya. Sorry ya tapi ya lagian elu ngagetin guwa mah. " Ucap Bulan.

"Guwa nggak ngagetin elu, cuma mau tanya siapa yang nangis? " Tanya Bela.

"O-oh i-itu Nyoku. Iya Nyoku maksudnya. " Jawab Bulan.

"Hah? Nyoku siapa tuh? " Tanya kembali Bela.

𝘽𝙪𝙡𝙖𝙣 𝙙𝙖𝙣 𝘽𝙞𝙣𝙩𝙖𝙣𝙜 [An Older Sister Younger Brother]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang