Bab 9 : Keanehan

13 7 0
                                    


-antara diam dan bergerak-

Ayahnya bingung melihat melihat anaknya yang terasa sedang panik. " Kamu kenapa?"

" Oh nggak papa tadi aku kaget ada suara benda jatuh di dapur , eh ternyata kucing. "

" Trus kamu ngapain berlarian ke arah Papa? " Tanya ayahnya kembali.

" Ya nggak papa. "

Ayahnya pun di rumah itu hanya ada Langit dan anaknya.

Langit pun segera berdiri dan menyapa ayah Bulan.

" Sore om. "

" Sore juga, kalian belajar ya? "

" Iya. " Jawab Langit dengan senyuman tipis.

" Yaudah semangat ya belajarnya. "

Langit hanya menganggukkan kepalanya.

Bulan pun segera mendekat ke arah Langit dan berbisik.

" Kalo ada waktu kita datang lagi ya. "

Langit hanya tersenyum dengan pertanda bahwa ia setuju.

Ia pun berpamitan untuk pulang dan beranjak keluar rumah.

Bulan diam sejenak dan berpikir kenapa ayahnya pulang begitu cepat dan tidak menanyai tentang keberadaan ibu. Sedangkan ibunya belum juga pulang.

Ia juga menyatakan tentang foto tadi bahwa ayahnya selingkuh dengan karyawannya karena mereka berdua berada dalam sebuah hotel.





***






"Tok, tok, tok. " Suara ketukan pintu.

Bulan reflek menoleh ke arah pintu tersebut yang ternyata ayahnya.

" Oh papa toh. Ada apa? " Tanya Bulan.

" Mama mu kemana sih? "

" Ha? Masa belum pulang sih? Tadi katanya belanja. Coba Papa cari gitu. "

" Yaudah Papa cari dulu ya. Jaga rumah. "

Bulan hanya diam sejenak dan berpikir ini adalah kesempatan untuk ke ruangan itu.

Namun sial nya ternyata Mama nya sudah pulang.

Akhirnya Bulan pun kembali ke kamarnya dan tertidur pulas.





***





" Pa, Ma Bulan berangkat dulu ya. " Ucap Bulan.

Mama tersenyum dengan tulusnya berbeda dengan Papanya yang asik memainkan HP.

Istrinya hanya menghela nafas pelan , begitu cuek suaminya terhadap seorang istri.





***




𝘽𝙪𝙡𝙖𝙣 𝙙𝙖𝙣 𝘽𝙞𝙣𝙩𝙖𝙣𝙜 [An Older Sister Younger Brother]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang