✧11✧

419 32 0
                                    

Sudah pukul 19..40 malam, El memutuskan untuk pulang ke mansion nya, sebelum pulang, El memutuskan untuk membeli sesuatu untuk ia makan di mansion.

"Martabak aja deh, enak tuh buat nyemil" akhirnya El memutuskan untuk membeli martabak manis.

Setelah menunggu beberapa menit, martabak pesanan El pun sudah jadi, El memutuskan untuk langsung pulang, jika tidak ia pasti akan kena marah.

🌿🌿🌿🌿🌿🌿🌿🌿🌿🌿🌿

El kini sudah berada di mansion, entah. Tapi ayah nya tidak memarahinya, atau bahkan Keano pun tidak memarahinya.

El berlari menaiki tangga, ia melewati kamar Ryan, El melirik sekilas kamar Ryan, kebetulan sekali pintu nya terbuka, ia bisa melihat apa yang ada di dalam kamar Ryan, setelah melihat itu El sedikit iri, tapi ia bisa menyingkirkan jauh-jauh rasa iri nya, hey, Ryan sekarang adalah bagian dari keluarganya, untuk apa ia iri? benar kan.

El langsung pergi menuju kamar nya, mengunci pintu dan membersihkan diri dulu, setelah 10 menit, ia akhirnya bisa memakan martabak itu dengan nikmat.

El mengambil ponselnya, melihat isi galeri, galerinya sekarang penuh dengan foto sunset yang ia potret, ia terus memandang foto itu, ntah kenapa, sunset adalah yang terbaik.

>>>>>>>>><<<<<<<<<<<>>>><<<<>><>

Tok
Tok
Tok

Ryan mengetuk pintu El dengan pelan, tak kunjung ada jawaban, ia langsung mengambil ponselnya untuk menelepon El.

Drettt
Drettt

El sama sekali tidak terganggu, ia masih setia dengan alam mimpi nya.

Ryan mengerutkan keningnya, tumben sekali tidak di angkat, Ryan segera turun, memberitahu kepada ayahnya, bawah panggilannya tidak di jawab.

Mario mengangguk, lalu berjalan menuju kamar El.

BRAKKK!

Pintu di dobrak begitu keras, El yang awalnya masih mimpi indah langsung terbangun.

"DARIMANA SAJA KAU" geram Mario.

"Dari itu, mimpi hoaahh" El yang masih belum sadar, ia hanya menjawab pertanyaan Mario dengan asal, lalu menguap lebar, dan kembali menarik selimutnya.

"Cih, kurang ajar" Michael berdecih, lalu berbalik dan meninggalkan Mario yang sedang menahan emosi.

"ElVANO!!" jerit Mario, El langsung tersadar, dan menjadi ketar-ketir kala melihat Mario sudah mengepalkan tangannya.

"A-ayah" cicit El.

Mario berjalan mendekati El, El hanya bisa menundukkan kepalanya, takut melihat wajah sang ayah.

"Saya tanya sekali lagi! kau habis darimana!" tanya Mario dengan emosi yang membara.

"Habi-AKHHHH" El menjerit sakit karena Mario mencekik lehernya, El memegang tangan Mario, agar cekikan itu terlepas dari lehernya.

"L-lehpashh" saat ini El kesusahan untuk berbicara, karena Mario yang mencekiknya dengan kuat, hingga membuat El susah bernafas.

The wound I treated.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang