✧05✧ Sate.

464 33 1
                                    

Bulan perlahan muncul dari balik awan abu abu. Cantik nya lampu kota di antara gelap malam, berhasil membuat siapapun bisu ketika melihatnya, suasana ramai bunyi kendaraan, juga menambah kesan bahwa ibu kita tidak pernah berisitirahat.

Kesunyian malam telah muncul, sebagai masyarakat kini telah beristirahat, dan sebagian masih sibuk dengan urusan nya masing-masing, seperti manusia satu ini, El. Yang masih berusaha untuk tidur, entah kenapa ia terus memikirkan keadaan nya di esok hari.

tok
tok
tok

Bunyi suara pintu berhasil mengalihkan perhatian El, El yang hanya diam menunggu orang di balik pintu itu bersuara, nihil.

"Siapa" Sahut el, merasa tidak ada jawaban, El segera bangkit dan membuka pintu, kinii orang yang menatap tajam dirinya ada di di halik pintu itu, orang yang selama ini El hindari, keano.

"k-kakak" El menundukkan kepalanya takut, Keano hanya berdehem, lalu memegang kuat dagu El, El sontak menepis tangan keano yang kini menatapnya dengan tatapan tajam.

"Siapa kau berani menepis tangan ku? ANGKAT KEPALAMU BODOH" Teriak Keano membuat El sedikit meringis.

"i-iya, apa?" El mengangkat kepala nya, sontak keano langsung menampar kuat pipi El.

Tamparan kuat dari keano membuat El menoleh ke samping, El memegang pipi nya yang terasa panas dan memerah, El menatap keano dengan tatapan rumit, dan sulit diartikan.

"Kau membuat ku kesal" keano langsung mengatakan nya jujur, setelah itu ia pergi meninggalkan El yang mematung.

El melihat punggung keano yang perlahan-lahan mulai menghilang.

BRAK!

Suara bantingan pintu mampu membuat para pekerja seketika menoleh, dan melihat siapa pelaku nya, El.

Ctek

El mengunci pintu nya,.dna langsung menjatuhkan dirinya ke kasur, apa salah nya? mengapa ia di tampar?

"hahhhhh..." helaan nafas panjang yang kini mulai terdengar.

Dret
Dret..

El yang hampir memasuki alam mimpinya kini haris terbangun lagi, karena deringan dari ponselnya.

"Siapa sih" Ujar El yang kini menatap layar ponselnya.

nomor tidak dikenal

El mengerutkan keningnya, nomor tidak dikenal? siapa?

"Halo" ucap El.

Hening.. Tidak ada jawaban dari arah sana, sekitar beberapa menit akhirnya orang itu angkat bicara.

[ini gw, Reza]

El terlonjak kaget, ia cepat-cepat bangun dari tidur nya, dan mematung sebentar.

"R-reza?" lirih El kepada Reza, jujur saja ia memang memiliki nomor Reza, tapi Reza selalu mengganggu nya, seperti. Ketika ia tidur tiba-tiba saja Reza menelepon nya, dan alasannya adalah... "cuman mau mastiin lo masih hidup atau mati el" hal itu membuat El menjadi kesal, dan besok nya langsung mengganti nomor telepon, tapi? kenapa Reza bisa kembali menemukan nomor nya?

[cie bingung, gw dapet dari temen gw] jawab Reza dengan santai, hal itu membuat El bingung.. Teman Reza? bahkan kontak nya saja hanya memiliki 2 nomor, 1 nomor guru, dan 1 nomor lama nya.

[lupain aja lupain, besok bawain gw emm.. sate ya]

"HAH? SATEEE? TAP-" belum juga El melanjutkan ucapannya, Reza dengan cepat mematikan telepon nya.

The wound I treated.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang