Saat ini El dan Reza sedang berada di uks, dua curut? Bryn dan Dipta sedang masuk kls, sedangkan Reza dan El sudah izin untuk tidak masuk kelas.
"Mana sakit" tanya reza.
"Ga ada loh, ga sampe berdarah juga" jawab El sembari mengangguk.
"Susah di bilangin, yaudah kalo lo ga mau di obatin" Reza memasuki kembali kapas yang ia ambil.
"Iya"
"Btw lo mau jalan-jalan ga" ajak Reza dengan antusias.
"Boleh, kapan?" jawab El yang menyetujui ajakan Reza.
Reza tersenyum tipis, lalu berkata, "ok, jam berapa lo bisa" El menopang dagunya, lalu melihat ke arah Reza.
"Emm, kapan aja El bisa ko" sahut El.
"Oke nanti jam dua belas aja gimana"
"Boleh, kalo masih sekolah, jam satu aja" saran dari El, Reza mengangguk lalu mengusap rambut El.
"Yaudah, lo mau istirahat atau pergi ke kelas" tanya Reza, el menggaruk kepalanya yang tak gatal, lalu menggeleng.
"No, El mau ke kelas aja, lagian cuman begitu doang" timpal El.
[^°^]
Bel istirahat sudah berbunyi, Reza, El, Dipta dan Bryn sudah keluar kelas untuk pergi ke kantin, mereka melewati koridor dengan tawa riang.
Mereka mencari tempat duduk yang agak jauh dari yang lain.
Mereka membagi tugas, El dan Bryn membeli maknan, Dipta dan Reza mencari tempat duduk.
"Yan, yang itu enak" tunjuk El ke arah gorengan.
"Yaudah beli lah" El mengangguk lalu mengambil enam girengan, Bryn melotot lalu bertanya, "apa ga sakit tenggorokan lo," El menggeleng cepat, lalu berjalan untuk mengambil saos.
Ketika El ingin mengambil, saos itu sudah berada di tangan Ryan, El menghela nafas, lalu balik ke arah Bryn yang kini tengah menunggu nya.
"Loh? katanya mau pake saos" tanya Bryn.
"Iya, nanti dulu itu Ryan lagi nuangin saos nya".
"Ya".
El melirik ke arah tempat saos itu, tidak ada orang. El berjalan lalu mengambil saos itu.
El menuangkan sedikit saos ke gorengan nya.
"Yan, ayok, udah smua kan" Panggil El.
"Iya, yaudah sono lo duluan" El mengangguk dan berjalan' ke depan, mendahului Bryn.
El melihat Dipta yang sedang melambaikan tangan nya, El berlari meninggalkan Bryn yang kini menatapnya malas.
'di tinggal lagi, di tinggal lagi' batin Bryn.
"Beli apa Lo El, banyak bener" tanya Dipta.
"Gorengan lah, lo ga liat kah?" sinis Reza, Dipta menghela nafas lalu melirik Reza sinis, "napsu bener lo, pms nih bocah,".
"Gw lanang tolol" Reza bersedekap dada, lalu melihat Dipta dari atas sampai bawah.
"Naksir mampus" Reza melotot tak suka, Bryn yang mendengar itu langsung memukul kepala Dipta kasar.
"AWH SAKIT BEGO, canda doang gw, lagian lo kenapa natap gw ke gitu jablay" ucap Dipta sambil memberikan jari tengah kepada Reza.
KAMU SEDANG MEMBACA
The wound I treated.
Short StoryDi tengah-tengah kesibukan manusia, ada anak laki-laki yang termenung di atas gedung. Ia berniat ingin menghentikan kisah hidup nya, namun ia masih diberi kesempatan untuk hidup. Ia tak mau menyia-nyiakan nya, jadilah niatan awalnya untuk bun*h diri...