"Maaf yah" cicit El dengan kepala menunduk.
"Jika ada yang mengajakmu berbicara angkat kepalamu! tatap orang yang mengajakmu berbicara, Elvano!" bentak mario.
El mengangkat kepalanya agar bisa terlihat oleh mario, wajah sedih tercetak di muka el, wajah yang datar mamun terlihat sedih.
"Aduh kamu udah gede harusnya bisa jagain adik kamu si Ryan. Jangan malah main, adeknya ditampar malah diliatin doang, kakak macam apa kamu" ucap zaeena kepada El.
"Iya mah.."
"Jangan iya iya mulu, apa yang kamu katakan seharusnya sesuai dan apa yang kamu lakukan, maksud saya ketika kamu berkata tidak akan melakukan itu, seharusnya kamu tidak akan melakukannya. ketika kamu berkata akan melakukannya Kamu harus melakukannya, paham itu El?" lanjut zaeena dengan lembut.
"Iya mah, El janji bakal perhatiin Ryan lagi"
"Mm, saya pegang janji kamu" jawab zaeena dengan melewati El dan Mario.
"Mandi, habis itu makan" perintah Zaeena kepada El, el mengangguk lalu pergi meninggalkan Zaeena dan Mario.
"Sayang apa kamu mulai mengkhawatirkannya?" tanya Mario.
Zaeena tertawa kecil lalu menggeleng pelan, menandakan tidak mengkhawatirkannya.
"Apa yang kau katakan sayang? jelas aku tidak mengkhawatirkannya aku hanya berbicara dengan lemah lembut, agar dia mengerti"
****
El merebahkan tubuhnya, lelah sekali hari ini.
"Huftt.. Gua kira di marahin, ternyata ngga, syukur deh"
Ia memejamkan matanya, ia ingin tidur, sebentar saja.
Dan selamat tidur, el.
"ELVANO, BANGUN!"
"Eugh..." El melenguh, ia terganggu dengan teriakan itu.
"S-siapa..."
El menyipitkan matanya, melihat siapa yang masuk ke dalam kamar nya.
"Keano.."
"YANG SOPAN ANJING, GUA ABANG LO" murka Keano.
"Maaf, kak"
"Basi" Keano melangkah keluar meninggalkan El, membiarkan pintu terbuka tanpa menyentuh gagang pintu.
'Gua pites lu anjing' El mengelus dadanya pelan, lalu berdiri dan menyusul Keano dari belakang.
Tap
Tap
TapBisa El lihat, semua anggota keluarganya sedang berkumpul.. eee? sejak kapan oma dan tante nya berkunjung?
"Siapa dia Mario" tanya Oma-zena
"Khemm... Dia Elvano" jawab Mario.
"Oh? ngapain kamu turun. Seharunya diem di kamar, Keano ngapain kamu ngajak dia, nak?" sambung tante-jeniffer
"Maaf Mah, Kak. Aku yang ngajak dia, kasian dia belum makan" timpal Zaeena.
"Ngapain kamu ngajak dia? biarin dia makan di kamar, kasian Ryan" lanjut Jena kepada sang anak.
"Oma sama Kakak kan belum pernah liat El semenjak dua tahun lalu, jadi aku ma-"
"Saya lebih suka ga ada anak itu, Zaeena!" potong Jeniffer dengan cepat.
"Mnn, tante. Biarin aja, Ryan mohonnn..." mohon Ryan kepada Jennifer.
Jeniffer melihat itu menutup mulutnya, menahan senyuman nya karena melihat wajah Ryan yang sangat imut.
KAMU SEDANG MEMBACA
The wound I treated.
KurzgeschichtenDi tengah-tengah kesibukan manusia, ada anak laki-laki yang termenung di atas gedung. Ia berniat ingin menghentikan kisah hidup nya, namun ia masih diberi kesempatan untuk hidup. Ia tak mau menyia-nyiakan nya, jadilah niatan awalnya untuk bun*h diri...