✧08✧

382 35 0
                                    

Malam sudah berganti pagi, rembulan malam sudah berganti matahari pagi, kicauan burung yang terdengar dimana saja.

El kini sedang sarapan, ia sarapan pada jam 05.20 awal sekali bukan? ada alasannya, dia hanya tak ingin bertemu dengan keluarganya.

"Pwuh~ habis" El mengambil gelas dan lalu meminum nya, maid yang kebetulan lewat langsung mengambil piring dan membungkukkan badan.

"Oke, abis ini langsung ke sekolah atau ngga ya,"El menopang dagunya, El yang tak peduli langsung pergi dari sana.

El langsung mengambil tasnya dan pergi, sebelum itu dia mengambil uang nya yang ada di kamar nya, dan setelah itu pergi dari mansion.

↓*****************↓

El kini sedang berada di tengah-tengah kota, mengendarai motor nya, dan membelah jalanan, walaupun pagi, memang banyak pengendara motor dan mobil, ya tidak terlalu banyak.

El kini berada di depan warung yang biasa ia datangi ketika pagi hari, ya mungkin disana ia hanya makan-makanan yang ringan.

"Kamu berangkat nya pagi banget El" seseorang menepuk pundak El, dia adalah bu Wati.

"Iya bu" El mengangguk kecil, lalu tersenyum, Wati pun ikut tersenyum.

"Yaudah, udah sarapan kan" tanya Wati lalu di angguki oleh El.

"Syukurlah" ujar Wati, Wati sudah menanggap El sebagai anak nya sendiri, Wati memang mempunyai anak yang seusia El, tapi dia selalu sibuk, dan tak pernah kembali ke rumahnya, Wati berfikir bahwa anaknya, ada bersama sang suami.

Sudah sekitar 30 menit El di sana, di warung Wati tepatnya, kini menunjukkan pukul 06.15, El langsung berdiri dan berpamitan dengan Wati.

"El pergi dulu bu!" teriak El yang sedang menaiki motornya.

"Iya nak, hati-hati jangan ngebut yo" sahut Wati yang sedang menyapu, dan melambaikan tangan kepada El.

"Iya bu, dadah" El melambaikan tangannya kepada Wati, lalu mulai pergi dari sana.

👀👀👀👀👀👀👀

El memarkirkan motornya, melihat ada mobil hitam yang memasuki kawasan sekolah nya, membuat nya mengernyit heran.

Lalu munculah dua pria berbadan kekar, dan satu anak laki-laki yang mungil, siapa lagi jika bukan Mario, Alva, dan Ryan.

Ryan menggandeng tangan Mario dengan ekspresi senang, tentu saja membuat El sedikit iri.

El memandang kepergian mereka bertiga, lalu berucap, "el pernah ga ya,"  tanya el pada dirinnya, El sangat ingin menyentuh tangan Mario, ia pernah menyentuh nya, hanya mimpi.

"DUWARRRRRR" El tersentak kaget, melihat siapa pelakunya ia hanya menatap dengan wajah sinis.

"Maap, ngapa ngapain lo ngelamun" tanya Bryn, Bryn lalu menarik tangan El untuk menjauh dari parkiran.

"Apa sih Yan" El terus melontarkan tatapan sinis kepada Bryn.

"Ya gapapa, gw kesian aja ama lo" jawab Bryn dengan anggukan kepala.

"Hah? kasian sama aku?" tanya El, El menggaruk tengkuknya yang tak gatal, situasi macam apa ini.

"Iya, kesian"

"Apasih Yan! ga jelas banget" El menatap sinis Bryn, Bryn yang di tatap sinis oleh El, hanya bisa menyengir kuda.

"Yaudah masuk, bentar lagi bell"  Bryn meninggalkan El yang masih menatapnya.

The wound I treated.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang