"Dia Pingsan?", gumam Juan.
Segera Juan memangku tubuh Yuna dan berlari keluar ruangan membuat semua karyawan yang ada di sana ikut panik.
"Siapkan mobil saya", titah Juan pada Namish.
Namish mengangguk dan berlari lebih dulu dibanding Juan. Melihat Yuna yang dibawa oleh atasannya itu, Yurika berinisiatif untuk menghubungi teman kos Yuna. Beruntung Yurika menyimpan nomer ponsel Sovia saat ia pernah bertemu dengan Sovia.
"Sepertinya Yuna sakit, tapi kenapa kita tidak menyadarinya?", ucap Sintia.
"Aku jadi merasa bersalah memberikannya banyak berkas kemarin", sesal Tirta sambil menatap kepergian rombongan Juan.
Juan kini sudah ada di mobil, lengkap dengan Yuna yang ditidurkan di pahanya, sedangkan Namish duduk di kursi kemudi untuk mengantarkan mereka ke rumah sakit. Selama perjalanan Juan tidak banyak bicara, ia terus menatap Yuna yang terlihat pucat dengan keringat yang terlihat di pelipisnya.
'Mengapa aku tidak menyadari ia sakit', batin Juan.
Sesampai di rumah sakit, mereka disambut oleh para medis untuk membawa Yuna. Yuna menjalani pemeriksaan di IGD. Setelah menjalani pemeriksaan, Juan dan Namish mendekati dokter yang menangani Yuna untuk bertanya mengenai keadaan rekan kerja mereka itu.
"Bagaimana keadaannya dok?", tanya Namish mendahului Juan.
"Hanya kelelahan dan asam lambung. Sepertinya pola makan dan tidurnya tidak baik. Pasien harus banyak istirahat dan makan makanan bergizi agar cepat pulih", ucap dokter sambil tersenyum.
Juan bernafas lega, ia merasa khawatir sepanjang perjalan, terlebih Yuna seperti itu setelah bertemu dengan Juan di ruangannya.
"Ssebentar lagi pasien akan dipindahkan ke kamar inap", ucap sang dokter.
"Kami akan memilih kamar VVIP", seru Juan membuat Namish menoleh kaget padanya.
"Ah.. kalau itu silahkan didiskusikan ke bagian administrasi. Saya permisi", dokter pun pergi meninggalkan mereka berdua.
"Kamu boleh kembali ke kantor Namish", titah Juan membuat Namish kembali kaget.
"Tapi, Yuna bagaimana pak. Siapa yang jaga Pak?".
"Ada saya".
"Hah...??", Namish benar-benar tidak percaya ini.
"Saya bilang, ada saya. Kamu kembali ke kantor saja".
"Baik Pak", Namish dengan berat mengikuti perintah Juan. Ia sebenarnya khawatir karena riwayat hubungan mereka tidak bagus. Namish juga mengkhawatirkan Yuna, dan ingin terus memastikan keadaannya baik-baik saja.
***
Melihat Namish yang sudah kembali mengantar Juan, semuanya pun mengerumuni Namish.
"Yuna baik-baik saja?", Enyla menyerbu Namish lebih dulu.
"Kenapa kau meninggalkannya? Apa sudah ada keluarganya?", tanya Tirta.
"Biarkan aku minum dulu", Namish meneguk satu gelas air mineral di tangannya dan duduk di kursi milik Yurika.
"Yuna kelelahan dan asam lambung, hanya butuh istirahat", jawab Namish.
"Huh syukurlah, aku bahkan tadi menghubungi teman kostnya untuk memastikan keadaan Yuna di rumah sakit. Oh ya, Yuna di kamar apa?", tanya Yurika sambil merogoh ponsel di sakunya untuk kembali menghubungi Sovia.
"Di VVIP", jawab Namish singkat.
"Buset VVIP, enak juga ya sakit di kantor ini ditanggung, kelas VVIP lagi. Bukannya BPJS kita bukan kelas itu?", cerocos Tirta.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love and Job
ChickLitJuandra, pria yang merupakan lulusan psikologi berakhir memimpin unit bisnis keluarganya. Unit bisnis yang mengelola perencanaan event dan pernikahan. Saat memimpin bisnis tersebut, ia bertemu dengan karyawan yang pekerja keras bernama Yunara. Seiri...