Dua Pekerjaan

129 12 5
                                    

Yuna keluar dari ruangan Juan disambut oleh rekan-rekannya. Yurika merangkul Yuna, dan membawanya kembali ke meja kerja mereka. Yuna terlihat murung, tentu saja gajinya akan habis dengan cepat bulan ini. Yuna tidak menyangka harga service mobil atasannya itu sangat mahal.

"Yun...", lirih Yurika.

"Kalian menguping ya? Ah... sedihnya", Yuna menenggelamkan kepalanya di atas meja kerjanya.

"Kalau kamu butuh sesuatu bilang aja sama kita. Kalau mau pinjem uang juga boleh pinjem sama kita", ujar Hapdi yang prihatin dengan keadaan temannya itu.

"Arghhhh", Yuna mengusap-ngusap wajahnya.

"Ga apa-apa teman-teman. Sebenarnya aku ada kok uang tabungan, tapi ya ga besar. Makasih ya udah nawarin, nanti kalau aku butuh, aku hubungi kalian", ucap Yuna pada teman-temannya.

"Sekarang kita kerja lagi aja yuk", lanjut Yuna meraih berkas di mejanya.

"Apa dia baik-baik saja?", bisik Enyla pada Yurika.

"Semoga saja", Yurika menatap Yuna kasihan. Yurika tahu masalah akan muncul lagi pada Yuna sebentar lagi, itulah mengapa Yurika menawarkan meminjamkan uangnya pada Yuna.


***

Namish mengetuk pintu ruangan Juan, meminta izin untuk masuk ke ruang atasannya itu. Namish memperhatikan Juan yang selalu mengigit ibu jarinya. Ia tahu atasannya itu sedikit merasa bersalah.

"Pak...".

"Ya..", jawab Juan tanpa menatap Namish. Juan masih betah menggigit ujung ibu jarinya sambil menatap layar komputer di depannya.

"Apa bapak...".

"Kau menguping tadi, jadi kau sudah tahu semuanya", sindir Juan membuat Namish kini mulai gugup takut atasannya itu marah padanya.

"Pak, saya tidak bermaksud...".

"Tidak apa-apa, saya memakluminya. Semua orang pasti penasaran karena saya dan Yuna selalu bertengkar. Saya menimbang semuanya, saya merasa ini keputusan terbaik. Sejujurnya saya juga tidak nyaman bertengkar terus dengan karyawan saya. Seharusnya saya mengayomi kalian dengan baik. Maafkan saya, saya masih belajar menjadi atasan yang baik. Ini adalah pertama kalinya bagi saya", ucap Juan tulus membuat Namish tersentuh dan memeluk Juan dari belakang.

"Bapak... Saya tidak menyangka hati bapak selembut ini".

"Hey apa yang kau lakukan, lepaskan... lepaskan...", Juan mencoba untuk melepaskan pelukan Namish, tapi Namish malah menguatkan pelukannya.

"Yakkk Namish......", teriak Juan.


***

Yuna pulang ke kos-an dengan wajah lesu. Besok hari gajian, dan dia tidak mendapat sepersen pun atas kinerja satu bulan ini. Yuna merogoh ponsel miliknya, ia membuka aplikasi WA, dan mengetikkan sesuatu di sana.

A Daffa

A lagi apa?|

|Lagi kerja de. Kenapa?

Aa pegang uang ga?|

|Tumben kamu tanya gitu? Biasa malah kamu yang kasih aa. Ada masalah apa de?

Aku sepertinya ga bisa ngasih mama untuk bulan ini a|

|Udah kamu ga usah pikirin, nanti aa aja yang kasih. 

Love and JobTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang