Utamakan Vote terlebih dahulu reader's
H
•
A
•
P
•
P
•
Y
•
Reading"Hanya dengan melihatmu dan senyum manismu, membuat aku ikut merasakan kebahagiaan yang kau rasakan. Sesederhana itu Zell"
~
"Rafka Nio Arganta"Jam sembilan pagi Nazell berniat pergi
ke supermarket untuk berbelanja bahan
makanan. Bundanya sedang dirumah neneknya lantaran neneknya sakit. sedangkan Ayahnya pergi ke kantor jadi Nazell lah yang harus mengurus rumah. Saat ini gadis yang tengah memakai drees biru itu tersenyum menatap pantulan dirinya di cermin.Nazell kembali merapikan tatanan
rambutnya, lalu mengambil tas
selempang yang ia gantung di belakang
pintu. Ia memasukkan ponsel dan juga
dompetnya ke dalam tas tersebut.
Nazell menutup pintu kamarnya dan
melangkahkan kakinya keruang tamu,
terlihat di ruang tamu ada Kakaknya
yang sedang asik menonton tv sampai
tidak menyadari keberadaannya."Kak, Nazell ke supermarket dulu, ya, mau beli bahan makanan," ucap Nazell.
"Hmm." Viona hanya berdehem tanpa
mengalihkan pandangannya dari tv.
Setelah mendengar jawaban Viona, tidak menunggu waktu lebih lama lagi Nazell langsung keluar rumah dan menaiki ojek online yang sudah di pesannya. Nazell memang lebih memilih menggunakan jasa ojek online, karena ia sendiri tidak bisa bisa mengendarai mobil.~oOo~
Ketika tiba di supermarket Nazell langsung memilih apa saja yang akan dia beli. Mulai dari sayuran, daging, buah, bumbu dapur dan beberapa Snack favoritnya dan tak lupa juga ice cream vanilla kesukaannya.
Cukup lama Nazell memilih-milih bahan makanan yang cocok untuknya. Hampir memakan waktu empat puluh menit lebih.Setelah yakin semua belanjaannya sudah masuk ke ke troli. Nazell segera mendekati meja kasir dan membayarnya.
Nazell keluar dari supermarket dengan
dua kantong plastik di tangannya. Gadis
itu berhenti tepat di depan supermarket
untuk menyetop taksi dan mengantarnya pulang. Tapi tatapannya tidak sengaja melihat sosok Rafka-sahabat Althan. Ya, Nazell lumayan dekat dengan sahabat
Althan. Itupun karena Althan yang
mengenalkannya."Nazell?" tanya Rafka kaget. "Lo sendiri?" tanyanya lagi. Tadinya Rafka akan langsung pulang setelah membeli sesuatu di dalam, tapi ketika melihat Nazell juga berada di sini dia mengurungkan niatnya.
"Ah.. iya aku sendiri," balas Nazell sambil tersenyum. Nazell memang selalu seperti itu. Gadis periang dan murah senyum kepada siapapun itu, ia pasti tersenyum.
Beberapa detik Rafka terpaku melihat
senyuman Nazell. Senyum yang selalu
berhasil membuat jantungnya berdetak
lebih cepat. Senyum yang seolah candu
bagi Rafka. Ah, berapa beruntungnya
Althan memiliki Nazell."Raf?, Kok diem?"
"Eh... iya-iya. Yaudah gue anterin aja,
ya?" Jawab Rafka salah tingkah sembari
menggaruk tengkuknya.Nazell tersenyum, lalu menggelengkan
kepalanya. "Gak usah Raf, aku bisa sendiri kok, kan udah sering pergi
sendirian.""Gapapa, lo gak usah sungkan sama gue.
Gue cuma mau bantuin pacar sahabat
gue aja, jadi lo santai dan jangan merasa
gak enak," ucap Rafka sambil mendorong pelan tubuh Nazell agar cepat memasuki mobilnya. Cowok itu juga masuk ke dalam mobil dan langsung meninggalkan supermarket.~oOo~
Keadaan di dalam mobil cukup canggung. Nazell tidak pernah berduaan dengan laki-laki selain Althan. Sedangkan Rafka sendiri berusaha menutupi salah tingkahnya supaya Nazell tidak curiga padanya. Rafka memang selalu salah tingkah jika
sudah berdekatan dengan Nazell. Apalagi kondisi jantung nya yang tidak mau diam dan selalu berdebar kencang karena Nazell. Tidak betah dengan keadaan yang hening, akhirnya Rafka lebih dulu memulai obrolan. "Zell, kita mampir ke cafe dulu, ya, sekalian makan siang. Lo juga pasti belum makan, kan?"Nazell tampak berfikir. Sebenarnya ia juga belum makan apapun sejak pagi, dan mungkin tidak ada salahnya menerima ajakan Rafka.
"Hmm... iya, aku juga belum makan,"
jawabnya malu-malu lalu mengalihkan
pandangannya.Lagi-lagi Rafka berusaha sekuat tenaga
untuk tidak tertawa saat itu juga. Demi
apapun, rasanya sangat-sangat gugup
jika berdekatan dengan gadis yang
disukainya. Rasanya mendebarkan dan membuat keringat mengucur deras dari pelipisnya. Rafka segera mengusap kasar dengan tangannya, tidak mau Nazell menyadari jika dirinya sedang salah tingkah."Oke, kita ke cafe langganan gue," balas
Rafka.
Sepanjang perjalanan, Rafka selalu
melirik ke arah Nazell yang tersenyum
melihat langit dari balik jendela
mobilnya."Suka langit?"
"Suka banget!" ujar Naya antusias.
"Aku selalu suka langit," imbuh Nazell
lalu menatap ke arah Rafka yang tengah
menatapnya dalam."Tapi kalau hujan, aku takut petir" ucap Nazell menatap kedepan sambil tertawa kecil.
"Kalau kamu juga suka?" tanya Nazell menatap Rafka lagi. Rafka mengangguk sembari menatap lekat wajah Nazell dari dekat. Sungguh begitu sempurna ciptaan sang maha kuasa, bisa menciptakan wanita secantik Nazalleya.
"Gue suka... lo(ucapnya dalam hati)."
"Berarti kita sama-sama suka
langit," tutur Nazell kemudian kembali
menatap ke luar. Mengabaikan Rafka
yang masih memandangnya tidak
bergerak sedetikpun."Langit itu cantik, sama seperti lo, Zell,"
gumam Rafka sangat-sangat pelan hingga Nazell tidak bisa mendengarnya."Kalau kita punya masalah, liat aja
Langit. Pasti masalah kita bisa sedikit
berkurang karena keindahannya.""Lo bener, langit memang seindah itu,"
Rafka menimpali. Namum, matanya
tidak lepas dari Nazell yang masih sibuk
memandang ke luar, tepatnya menatap
langit yang saat ini sedang cerah.~oOo~
Sekitaran 30 menit mobil Rafka berhenti di depan cafe minimalis tidak terlalu besar dan kebanyakan yang datang adalah para remaja sepertinya. Mungkin, karena hari ini weekend jadi cafe lumayan ramai.
Rafka dan Nazell turun dari mobil dan
langsung masuk lalu memesan makanan. Mereka berdua mengobrol banyak hal. Kalau dipikir-pikir Rafka dan Nazell memiliki beberapa kecocokan. Mulai dari sama-sama menyukai langit. Sama-sama menyukai matcha, dan juga sama-sama menyukai es krim Vanilla. Dan Nazell juga merasa, Rafka adalah cowok baik, tidak berbeda jauh dengan Althan.Keduanya larut dalam obrolan hingga
tidak terasa sudah satu jam lebih mereka berada di cafe itu. Nazell merogoh ponsel di tas nya, seketika
matanya langsung membulat. Nazell baru ingat kalau bryan pasti sekarang sudah pulang, dan ia harus segera pulang sebelum Bryan tiba di rumah.
Gadis itu panik dan buru-buru bediri,
membuat Rafka di depannya menatap
tidak mengerti."Kenapa, Zell?"
"Raf aku pulang duluan, ya. takut nanti
di cariin Ayah," ucap Nazell ingin pergi
tapi Rafka mencekal tangannya."Gue anterin lo sampai rumah. Gak ada
penolakan!" tegas Rafka menggandeng
tangan Nazell keluar cafe dan masuk ke
dalam mobilnya. Mobil berwarna putih tersebut melesat pergi dengan kecepatan rata-rata.~oOo~
Haii , makasih banyak yang masih menanti cerita ini 🤗 semoga selesai sampai akhir ya ❤️❤️❤️
Bertahan ya READER'S 🤍...
See you next chapter selanjutnya ⭐
KAMU SEDANG MEMBACA
PESAN TERAKHIR
Teen Fictionsederhana saja, ini tentang Nazalleya dengan segala rasa sakit dan penderitaannya - ~Nazalleya Alova Quennaya~ gadis cantik yang tak pernah beruntung dalam hal apapun. bahkan kekasih yang menjadi satu-satunya alasan dia bertahan hidup, juga ikut per...