Suasana yang semula hening di dalam gudang itu seketika pecah dalam kepanikan. Jerit ketakutan memenuhi ruangan begitu sosok berlumuran darah itu muncul dari balik pintu.
"Sial, kita kedatangan tamu tak diundang!" teriak Faris seraya melompat mengambil tongkat baseball yang tersandar di dinding.
Amir beserta rekan-rekannya yang lain segera mengambil ancang-ancang menghadapi bahaya yang mengintai. Namun, alih-alih kekerasan bersenjata, pria itu justru tersungkur dan memohon ampun.
"Tunggu..tolong jangan sakiti aku!" Suaranya bergetar ketakutan. "A-aku datang untuk membantu kalian!"
Tania yang membawa senjata laras panjang mengacungkannya ke arah pria itu. "Siapa kau? Bicara yang jelas atau kulepaskan tembakan!"
Melihat dari postur tubuh dan pakaian kompetitor pria itu, Amir menduga ia bukanlah salah satu algojo rezim. Dibiarkannya Tania dan Faris menurunkan senjata masing-masing setelah memastikan pria itu tidak bersenjata.
"Namaku Joko..Joko Prakoso," ucapnya tergagap. Peluh membanjiri wajah pucatnya. "Aku.. aku mantan staf khusus Menteri Agra Wibowo."
Nama itu kembali membangkitkan amarah Amir. Jadi pria ini memang memiliki hubungan dengan monster keji penindas rakyat itu.
"Aku datang untuk membocorkan rahasia-rahasia gelap Agra Wibowo dan jaringan kejahatannya," sambung Joko dengan suara semakin mantap. "Aku sudah tak tahan lagi menyaksikan tindakan kriminal dan kebuasan yang dilakukannya."
Rekan-rekan Amir saling berpandangan penuh selidik. Tak bisa dipercaya begitu saja apakah pria ini benar-benar kredibel atau sekedar umpan untuk menjebak mereka.
Melihat keraguan itu, Joko merogoh sakunya dan mengeluarkan sebuah flasdisk. "Di sini terdapat bukti kejahatan Agra Wibowo, mulai dari penggelapan dana negara, perdagangan narkoba, penyuapan pejabat, hingga pembunuhan. Bahkan ada rekamannya membocorkan rencana untuk menggulingkan pemerintah yang sah!"
Semua yang hadir di ruangan itu terperangah. Ini benar-benar bukti menggemparkan yang selama ini sulit ditembus. Jika dugaan Joko terbukti, maka mereka telah memiliki amunisi untuk membongkar kejahatan rezim berkuasa hingga ke akar-akarnya.
"Kenapa kami harus mempercayaimu?" tanya Amir dengan nada menyelidik. "Bagaimana kami tahu ini bukan jebakan?"
Pria itu menghela napas dalam sebelum menjawab. "Sebenarnya, aku diutus Agra untuk menemukan dan memusnahkan gerakan perlawanan seperti kalian. Tapi setelah menyaksikan langsung tindakan kejinya, hatiku tak kuasa lagi untuk menutupi kebenaran. Aku memutuskan untuk berpihak pada kalian demi menghentikan kekejaman ini."
Satu per satu, anggota kelompok mengangguk mempercayai kesaksian Joko. Amir sendiri merasa mendapatkan suntikan semangat baru melihat peluang untuk melumpuhkan musuh yang selama ini kokoh mengakar dalam kekuasaan.
"Baiklah, Joko. Terima kasih atas bantuanmu," ucap Amir seraya menjabat tangan pria itu dengan erat. "Mulai hari ini, kau bergabung dalam perjuangan kami. Bersama kita akan membongkar kejahatan rezim hingga ke akar-akarnya."
Senyum kemenangan terkembang di bibir Joko, diikuti anggukan penuh tekad dari rekan-rekan Amir lainnya. Akhirnya langkah pertama menuju revolusi perlawanan telah dicapai. Kini hanya tinggal menunggu waktu yang tepat untuk melancarkan serangan menggempur rezim penguasa yang rakus itu.
Namun, tanpa disadari mereka semua, di sudut ruangan, seorang mata-mata musuh mengawasi dengan senyum sinis...
![](https://img.wattpad.com/cover/368202235-288-k747559.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Penebus Keadilan
General Fiction"Penebus Keadilan" Sinopsis: Di sebuah negara yang terperangkap dalam cengkeraman kekuasaan korup dan intrik politik, seorang pemuda bernama Amir tergerak oleh penderitaan rakyat yang terhisap habis oleh keserakahan para oligarki. Dengan hati yang p...