Busyness

284 166 10
                                    

Happy reading

____________________________________

***

Akhir-akhir ini Elsie benar-benar sangat disibukkan oleh pekerjaannya. Sampai-sampai dia sering telat untuk makan, kedua asistennya pun sangat-sangat sibuk.

Keluarga Elsie sampai merasa cemas akan kesehatan putri mereka satu-satunya. Seperti saat ini Elsie di paksa oleh Stephanie untuk makan siang, karena tadi pagi dia tidak sempat sarapan.

"Nona, ayolah makan-makanan mu" bujuk Stephanie di depan meja milik Elsie.

"Sebentar pani, aku akan makan tapi setelah pekerjaanku sedikit berkurang" balas Elsie tanpa melihat ke arah Stephanie.

Gadis itu masih menatap layar laptopnya dan di sebelahnya sudah terdapat tumpukan dokumen yang menggunung akibat terlalu banyaknya berkas-berkas yang diberikan oleh kedua asistennya.

"Baiklah nona, jangan sampai anda telat makan lagi. Jika tidak saya akan habis ditangan tuan besar" gumam Stephanie menatap wajah sayu sang nona.

Lalu gadis itu keluar dari ruangan Elsie, untuk kembali ke ruangan miliknya dan Lena. Setelah memasuki ruangannya, gadis itu bisa melihat wajah lelah sang sahabat yang sedang memeriksa sebuah dokumen.

Lena yang mendengar suara pintu terbuka pun menengadahkan kepalanya pada Stephanie.

"Apa Nona sudah makan siang?" Tanya Lena menatap wajah Stephanie.

Stephanie menggelengkan kepalanya dan duduk di kursi miliknya yang berada di depan meja milik Lena.

"Belum, dia sangat keras kepala" ucap Stephanie memulai pekerjaannya kembali.

Untungnya mereka berdua sudah makan siang, jadi ada sedikit energi masuk yang membuat mereka kembali bersemangat walaupun hanya sedikit.

"Lalu apa yang harus kita lakukan agar Nona mau makan?" Tanya Lena pada Stephanie.

"Kau bertanya padaku? Aku saja bingung" balas Stephanie menatap wajah Lena dengan malasnya.

"Apa kita bilang pada Tuan muda Axelo atau Tuan muda Assher, untuk membujuk Nona Elsie?" Lena kembali bertanya pada Stephanie.

"Kau berani?" Bukannya menjawab pertanyaan dari Lena, Stephanie malah balik bertanya pada Lena.

"Tidak, tapi jika kita tidak melakukan apapun Nona pasti akan tetap seperti itu" Lena menghela nafasnya lelah, sikap keras kepala sang Nona membuat keduanya menjadi serba salah.

"Baiklah aku akan menghubungi Tuan muda Renzo" ujar Stephanie mengalah.

"Kau yang terbaik pani" balas Lena riang dan mengangkat kedua jempolnya ke depan wajah Stephanie.

Stephanie mendengus kasar dan menepis kedua tangan milik Lena, yang sebentar lagi akan mengenai hidungnya. Setelah itu Stephanie memberikan diri untuk menghubungi Zayden.

Kenapa Stephanie memilih menghubungi Zayden dari pada Renzo?

Sebenarnya, Stephanie adalah teman dekat Zayden. Mereka satu sekolah dan sampai saat ini, keduanya masih berhubungan baik.

Dua kali panggilan yang Stephanie lakukan ternyata tidak di jawab oleh Zayden. Karena posisi waktu mereka yang berbeda, sepertinya Zayden cukup sibuk. Di panggilan ketiga akhirnya Zayden mengangkatnya.

"Halo Tuan" sapa Stephanie pada Zayden yang berada di sebrang sana.

"Oh ayolah stepi, aku ini temanmu tidak perlu memanggil Tuan seperti itu. Aku tidak setua Daddy yang kau panggil Tuan" cerocos Zayden tanpa henti.

Inilah alasan mengapa Stephanie sangat malas menghubungi Zayden, karena drama yang dibuat oleh Zayden. Tetapi jika dia disuruh menghubungi Renzo, dia akan tetap menghubungi Zayden terlebih dahulu.

"Hentikan omonganmu ayden" ucap Stephanie dengan malas.

"Baiklah-baiklah, ada apa kau menghubungi aku? Apakah terjadi sesuatu dengan princess ku?" Tanya Zayden tanpa henti kembali.

"Adikmu sangat keras kepala Ay, dia belum makan apapun. Sarapan pun dia tidak sempat, aku sudah menyuruhnya untuk makan tetapi dia haishhh lelah" jawab Stephanie menghela nafasnya berat.

"Apa dia telat makan lagi? Sebenarnya seberapa sibuknya kalian, sampai-sampai terjadi seperti ini" kaget Zayden mengelus keningnya lelah.

"Sangat banyak, ada tumpukkan berkas di ruangan adikmu itu. Dan kami pun sampai kewalahan, karena terlalu banyaknya berkas-berkas yang masuk" jelas Stephanie.

"Baiklah aku akan membujuk Elsie agar tidak lagi telat untuk makan, aku tutup stepi bye"

"Ya bye"

Tutt...

Sedangkan Lena yang sedari tadi mendengarkan obrolan Stephanie dan Zayden pun, menatap Stephanie dengan wajah polosnya.

"Apa kau sudah berbicara dengan Tuan Zayden?" Tanya Lena berbasa-basi.

"Kau sudah mendengar semuanya, kenalan masih bertanya" Stephanie menatap wajah Lena dengan malasnya.

Lena mengerucutkan bibirnya kesal, dia kan hanya ingin mendengar langsung cerita dari Stephanie. Walaupun sedari tadi dia mendengarkan obrolan keduanya.

"Sudahlah kita kerjakan semua ini kembali, setelah itu aku akan melihat apakah nona sudah memakan makanannya ataukah belum" jelas Stephanie pada Lena.

Akhirnya keduanya kembali pada pekerjaan mereka yang sempat tertunda tadi.

***

____________________________________

Jangan lupa vote and komennya ya))

Terima kasih, bye-bye 👋🏻

𝐃𝐚𝐧𝐠𝐞𝐫𝐨𝐮𝐬 𝐆𝐢𝐫𝐥 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang