"Fon pulang~"
Apo yang sedang menyiapkan makan siang menoleh ke arah sumber suara. Ia tersenyum melihat anaknya yang baru datang.
"Sudah pulang sayang? Ganti bajumu setelah itu kita makan bersama oke"
"Oke papo~" Front mencuri kecupan di pipi sang papo kemudian menaiki tangga menuju kamarnya. Meski memiliki banyak maid di mansion, untuk urusan sang suami dan anaknya, Apo yang turun tangan. Para maid hanya membantunya untuk membersihkan mansion dan urusan lainnya.
Front sudah berganti pakaian dan langsung duduk di meja makan. Mereka hanya makan berdua karena Mile sedang di kantor. Biasanya Apo akan ke kantor untuk makan siang bersama suaminya itu, namun hari ini Mile bilang akan ada meeting dengan client sekaligus makan siang.
"Bagaimana sekolah hari ini sayang? Apa kau berulah lagi?" Tanya Apo di sela makannya.
"Tidak papo~ Fon kan anak baik, mana mungkin Fon berulah" Front menjawab sembari memasang wajah polosnya dan mengedip-ngedipkan mata bulatnya. Apo merolling matanya, terlalu hapal dengan kelakuan sang anak.
"Katakan itu pada seseorang yang beberapa hari lalu dihukum karena tidak mengerjakan PR nya"
"Salahkan Prom karena tidak mengingatkan Fon untuk menyalin PR nya, uppsss.... " Front langsung menutup mulut dengan kedua tangannya. Apo mendelik mendengar ucapan sang anak.
"Anak ini benar-benar. Front sebentar lagi kau akan lulus, bagaimana caranya kau akan masuk universitas impianmu jika kau masih meminta bantuan temanmu untuk mengerjakan PR. Apa kau juga akan membawa Prom saat ujian masuk universitas nanti hah?!"
Front cengengesan sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
"Hehe tidak papo~ Fon janji tidak akan menyalin PR Prom lagi. Fon akan belajar dengan giat mulai hari ini"Apo menghela napasnya dan melanjutkan acara makannya. Kemudian ia teringat sesuatu.
"Hmm Front, sebentar lagi kalian akan masuk universitas. Papo ingin melihat anak-anak papo masuk universitas bersama." Front menghentikan makannya, ia menatap papo yang tampak sendu. Front sangat mengerti apa yang dimaksud sang papo, namun ia hanya diam.
"Bisakah kau membujuk kakakmu untuk kembali bersama kita? Kau sangat dekat dengannya, siapa tau jika kau yang membujuk dia akan mau mendengarnya." Lanjut Apo dengan tatapan memohon. Front yang tidak tega melihat papo yang tampak sedih beranjak menghampiri Apo dan memeluknya.
"Akan Fon coba papo. Papo jangan sedih ya, kita akan membawa kakak kembali oke" Apo menitikan air matanya. Ia sangat merindukan putra sulungnya, namun kerinduan itu sedikit terobati ketika menatap wajah putra bungsunya. Karena wajah mereka benar-benar sama persis.
"Ada apa ini? Siapa yang membuat kesayangan ku menagis?" Tiba-tiba Mile datang dan heran melihat mereka berdua berpelukan serta Apo dalam keadaan menangis.
"Tidak phi. Aku hanya terharu karena Fon memuji masakanku" Ucap Apo sembari menghapus air matanya.
"Kau tidak bisa berbohong pada ku baby." Ucap Mile yang kini telah duduk di samping Apo dan menggenggam tangannya. Apo yang tidak bisa berbohong lagi menceritakan tentang pembicaraannya dengan Front barusan. Mile yang mendengar hal tersebut pun menghela napas.
"Baru tadi pagi aku berpikir hal yang sama dengan mu. Aku juga ingin keluarga kita kembali lengkap." Mereka menatap Front dengan tatapan penuh harap. Mereka berharap Front bisa membujuk kakaknya untuk dapat kembali bersama, karena mereka tahu ikatan antara kedua anak kembar itu lebih kuat dibandingkan dengan orang tuanya sendiri.
"Baiklah. Fon akan berusaha agar kakak kembali bersama kita. Daddy dan papo jangan sedih ya. Terutama daddy, daddy sangat tidak cocok dengan wajah seperti itu. Menggelikan." Ucapnya santai, kemudian melanjutkan suapan yang sempat tertunda.
"Yaissss anak ini rasanya ingin ku tendang bokongnya." Ucap Mile dengan wajah kesal karena sang putra merusak suasana. Apo hanya terkekeh melihat tingkah anak dan ayah tersebut.
🐹🐹🐹
"Hallo phiiii~" Front melambaikan tangannya di depan layar ponsel menyapa orang yang ada di seberang sana.
"Hai Fon~ ada apa? Tumben menghubungi ku jam segini." Jawab seseorang di seberang sana.
"Tidak ada. Aku hanya rindu dengan phi Fou, jadi aku menghubungi mu. Apa tidak boleh? Kau kan kakakku satu-satunya, jika bukan kau lalu siapa lagi yang harus aku hubungi" Ucapnya panjang lebar. Sang kakak terkekeh mendengar jawaban adiknya itu.
"Tentu saja kau boleh menghubungi ku kapanpun kau mau. Aku hanya bertanya, kenapa kau sensi sekali nong~"
"Huuuh~ kau bertanya seolah aku mengganggu mu."
"Baiklah aku minta maaf. Jadi ada apa adik kesayangan ku ini menghubungi ku? Biasanya kau menghubungi ku saat malam. Apa ada sesuatu yang ingin kau ceritakan?" Front tersenyum mendengar ucapan sang kakak. Namun ia sedikit ragu untuk menjelaskan maksudnya menghubungi kakaknya saat ini. Namun demi kedua orang tuanya, ia akan mencoba membujuk kakaknya itu. Lagi pula Front juga sangat merindukan Fourth, kakak sekaligus saudara kembarnya.
"Hmmm phi Fou~ bisakah kita masuk universitas yang sama?"
TBC
Selamat membaca khun noo 🥰
Maaf jika alurnya gak jelas