"Wajahnya kaya apa bu?" Tanya Aru
"Ibu susah untuk mendefinisikannya." Jawab ibu itu
"Kenapa ibu tidak menindak lanjuti ke hukum bu?" Tanya Aru yang dirasa kasus ini bisa untuk ditindak lanjuti
"Ibu belum ada bukti nak." Jawab ibu itu dengan penuh kesedihan
"Ibu yang ikhlas ya atas kepergian anak ibu, dan nama ibu siapa?" Tanya Aru padanya
"Nama ibu endah nak." Jawab ibu memperkenalkan dirinya
"Dan kalau nama anak ibu?" Tanya Aru yang penasaran, apakah anak bu endah satu sekolah dengannya atau tidak
"Anak saya ada dua, anak pertama cowo namanya baradika, bara itu abangnya quila." Jelas bu endah
"Oo begitu bu."
"Iya nak, kamu kesini jalan kaki bukan? Cuaca terlihat akan turunnya hujan gimana kalau ibu suruh bara untuk mengantar nak Aru?" Tanya bu endah karena dilihatnya hari yang menggelap karena adanya awan yang menghitam menandakan akan turunnya hujan
"Ahh ngga usah repot-repot bu, Aru bisa pesen taxi." Jawab Aru yang merasa tak enak
"Disini susah taxi nak, biar anak ibu saja ya yang mengantarkan tenang saja kamu ngga bakalan diculik kok sama bara." Ucap bu endah dibarangi tawanya
"Boleh deh bu, maaf bu sebelumnya merepotkan." Aru merasa sangatlah tak enak kepada bu endah, ia salah meninggalnya mobilnya begitu saja, dan berjalan tanpa arah
Bu endah pun pergi meninggalkan Aru, ia pergi kedalam rumahnya untuk memanggil anaknya. Dan kembalinya bu endah sudah bersama anaknya yaitu Bara
"Bara itu cepet anterin sebelum hujan." Pinta bu endah pada anaknya
"Bu dia cantik banget, bara takut jadi ngga fokus naik motornya." Ucap Bara membisikkan kepada Aru
Aru yang melihat itupun bingung, mereka sedang membicarakan hal apa? Aru memilih untuk bersiap, dan ketika melihat ponselnya sudah mati karena habis baterai.
Bara yang sudah siap dengan motornya pun menghampiri Aru, ia memberikan helm kepada Aru
"Ini teh helmnya." Ucap Bara seraya memberikan helm itu
"Terimakasih ya."
Aru pun menaiki motor Bara dan memakai helmnya, ia melihat kearah bu endah yang sedang tersenyum padanya
"Bu Aru pulang dulu ya, kapan-kapan Aru kesini lagi." Ucap Aru sambil melambaikan tangannya
"Hati-hati ya nak, bara jangan ngebut-ngebut bawa motornya, inget bawa anak orang di belakang." Ujar bu endah memperingati bara yang dibalas ancungan jempol olehnya
Diperjalanan tak ada obrolan diantara mereka berdua, hingga Bara memberanikan diri untuk bertanya
"Rumah teteh dimana?" Tanya Bara
"Diaerah jayasari ya masuk ke perumahan Mahendra ya." Ucap Aru menjelaskan
"Buset orkay ternyata." Batin bara
"Teteh anak sekolah Dewandra ya." Tanya Bara
"Basa basinya terlalu basi." Jawab Aru
"Maaf teh biar ngga tegang-tegang amat ehehe." Jawab Bara yang dilihat Aru sedang menyengir dibalik kaca spion motornya
"Iya gua dari Dewandra, kalau lo?" Tanya Aru karna dirasa bara masih anak sekolahan
"Saya sekolah di Adiwarna teh." Jawab Bara
"Ohh."
"Teh udah makan?" Tanya Bara
"Hah?" Jawab Aru karena suara Bara tak begitu jelas

KAMU SEDANG MEMBACA
ANTARA KATA DAN LUKA
Fiksi RemajaMoaru Naya Mahendra anak dari Naya jenia. Ia memiliki papa tiri yang bernama Rais Triasaka dan saudara tirinya yang bernama Ray Alfaresya Triasaka. Rumah yang bagi orang-orang adalah tempat ternyaman untuk pulang namun berbanding terbalik dengan Aru...