bab 5

12 8 2
                                        

"ITU ADELKA." Ucap reno dengan panik

"H-hah Adelka?" Tanya Aru dengan bingungnya

"Posturnya sama persis kaya Adelka, dan coba kalian zoom di tangan nya ada gelang yang sama kaya Aru." Jelas Reno

Aru pun meneliti foto tersebut dengan tubuh yang gemetar dan perasaan yang campur aduk. Dan benar, adanya gelang yang sama antara Aru dan Adelka. Sedangkan gelang itu di desain khusus untuk mereka, gelang tersebut pemberian dari Aru saat mereka duduk di bangku sekolah menengah pertama atas dasar sebagai hadiah di hari valentine

"Ngga mungkin." Ucap Aru dengan wajah yang sudah dipenuhi air mata

Seisi kelas yang ikut merasakan kesedihan Aru pun berusaha untuk menenangkan Aru. Disaat mereka sedang sama-sama terdiam dalam lamunan datanglah pak bono

"Assalamualaikum anak-anak."

"Waalaikumsalam pak." Jawab sebagian murid

"Bapak sudah mendengar tentang kabar kecelakaan Adelka, kita semua merasakan sedihnya, tapi kita jangan berlarut-larut dalam kesedihan, kondisi Adelka saat ini dikabarkan bahwa ia sedang koma, mohon doa semuanya untuk kesembuhan Adelka."

"Baik pak."

Pelajaran pun dimulai, Aru yang terus larut dalam lamunan, yang ia pikirkan sekarang adalah Adelka, bagaimana kondisinya sekarang? Kenapa hal ini bisa terjadi?
Aru tak menyangka bahwa kejadian seperti ini datang begitu saja. Ia merasakan sedih yang teramat dalam, ia menganggap Adelka layaknya saudara.

"Tuhan jangan ambil ia lebih dulu, impiannya begitu besar, izinkan lah ia mencapai impiannya." Ucap Aru yang berdoa dalam batinnya

***

Ketika waktu istirahat Aru hanya berada di kelas, ia sudah merindukan sahabatnya itu. Tak sedikit siswa lain yang datang kepada Aru untuk menyemangatinya. Ditengah lamunannya, Aru dikagetkan oleh kedatangan Ares secara tiba-tiba, tetapi ares bersama teman-temannya

"Pulang ini lo mau jenguk Adelka?" Tanya Ares pada Aru yang tampak sekali raut sedihnya itu

"Iyalah." Jawab Aru dengan ketusnya

"Jangan." Ucap Ares yang sedang mencegah Aru untuk menjenguk Adelka

"Kenapa lo ngatur? Hak gua lah mau jenguk Adelka atau ngga nya." Jawab Aru dengan wajah yang memerah karena emosi

"Wuis neng, santai atuh ngomongnya, aa ares kan ngomongnya ngga ada unsur bentakan." Ujar salah satu teman

"Lo siapa lagi." Tanya Aru dengan muka kesalnya

"Kenalin nama a'a antonie van mark, calon pacar neng  geulis." Ucap anton dengan watadosnya

"Gua ngga minat kenalan sorry." Ucap Aru meninggalkan mereka berempat

"AHAHAHAH NGAKAK ANJIR." Tawa galen pecah saat melihat anton dikacangi

"Miris ya." Ucap lio menahan tawanya

"Emang gitu orangnya, jangan heran." Jawab Ares yang menjelaskan tentang sikap Aru

"Yaudah lah balik, ngapain disini." Ajak lio untuk keluar dari kelas itu

Mereka berempat pun memutuskan untuk pergi ke rooftop, seperti biasanya mereka pergi untuk membolos dari pelajaran matematika.

Mereka bukanlah geng motor, mereka hanya perkumpulan teman-teman yang galau (kalau kata anton). Mereka berempat antara lain;
1. Ray Alfaresya Triasaka
panggilan nya adalah Ares rival seorang aru.
2. Lio Afresa Adipama
yang biasa dipanggil lio oleh orang-orang sekitarnya. Tak sedikit wanita yang menyukainya, tetapi lio tak pernah meresponnya.
3. Galendia Patra
Ia biasa dipanggil galen, tetapi oleh teman-teman dekatnya ia lebih sering dipanggil galon, kalau kata galen sih mamanya dulu ketika hamil galen sempet kepincut sama tukang galon, mamanya ingin memberi nama galon tetapi papanya tak menyetujuinya, sehingga di ganti menjadi galen. Galen memiliki tampang yang lumayan dan juga memiliki puluhan perempuan yang berada dihatinya.
  4. Antonie Van Mark
Panggilannya adalah anton, anton sosok yang ceria, tetapi ya sedikit slay juga. Tak jarang ia suka bermain dengan wanita dikelasnya. Jika Ares dan Lio adalah pria yang cool, dan Galen adalah pria dengan seribu gombalan untuk mengambil hati wanita, maka anton adalah kebalikan dari mereka semua. Bahkan banyak uang mengira bahwa anton adalah seorang gay

***

Aru yang merasa banyak sekali kejanggalan pada tiap kejadian pun bingung, dan terlebih lagi saat niatnya akan menjenguk Adelka namun Ares melarangnya. Mengapa Ares melarangnya? Dan juga mengapa pak Bono tak memperbolehkan seisi kelas untuk menjenguk Adelka? Separah itukah kondisinya? Banyak hal yang dipikirkan oleh Aru, ia hanya ingin melihat kondisi sahabatnya kini, tetapi banyak yang melarangnya, memang apa salahnya?

"Gua pengen nekat jenguk Adelka, tapi gua ngga tau dia dirawat dirumah sakit mana." Bingung Aru

Aru berjalan tanpa kejelesan akan tujuan, bisa dibilang ia membolos dari pelajaran. Aru merasakan kesepian, biasanya ada  Adelka yang selalu bersamanya, kini ia sedang berbaring lemah dibankar. Cuaca yang semakin panas menghentikan langkah Aru, Aru memutuskan untuk beristirahat disebuah warung kecil, warung itu terasa tenang, dan nyaman dengan pemandangan banyaknya pepohonan yang membuat udara terasa sejuk

"Permisi." Ucap Aru

"Iya, ada apa?" Tanya seorang ibu-ibu didalam warung itu

"Bu saya ingin membeli air mineral yang dingin ada?" Tanya Aru

"Oh ada nak, sini duduk dulu." Ibu itu mempersilakan Aru untuk duduk dikursi kayu dekat dengan warung itu dan dia mengambilkan air mineral yang Aru mau

"Ini nak air dinginnya." Ucap ibu itu seraya duduk disamping Aru

"Termakasih ya bu." Aru pun mengambil airnya dan langsung meminumnya

"Ternyata jalan tanpa arah menguras tenaga juga." Batin aru

"Kamu dari sekolah mana nak?" Tanya ibu yang disebelahnya  seraya memperhatikan seragam yang dikenakan Aru

"Saya dari SMA Dewandra bu." Jawab Aru dengan ramah

"Kamu cantik ya, andai anak ibu masih hidup, pasti dia masih tetap bersekolah seperti kamu." Ucap ibu itu dengan menundukkan kepala menandakan bahwa ia terluka atas kepergian anaknya

"Kalau boleh tau hal apa yang menyebabkan kepergian anak ibu?" Tanya Aru

Merasa ibu yang disebelahnya terdiam, Aru pun terdiam

"Maaf jikalau pertanyaan Aru menambah luka buat ibu." Ucap Aru yang merasa bersalah akan pertanyaannya

"Tidak apa nak, ibu akan menjawabnya. Anak ibu dikabarkan bunuh diri, tetapi ibu tak di perbolehkan untuk melihat jasadnya." Jawab ibu disebelahnya dengan lirih

"Ibu merasakan adanya kejanggalan?" Tanya Aru

"Iya, ibu sangat merasakannya. Sepertinya anak ibu bukan bunuh diri." Raut wajah ibu itupun seketika berubah seperti dipenuhi dendam atau kecurigaan?

"Lalu apa bu?" Tanya Aru untuk memastikan

"Anak ibu pastinya bukan bunuh diri, melainkan..."

Sosok ibu disampingnya itu seperti tak sanggup untuk meluapkan kata yang ada di pikirannya, tetapi dari wajahnya ia terlihat sangat yakin pada tebakannya.

"Ibu kalau ngga kuat, jangan di paksa ya bu." Ucap aru menenangkan ibu itu yang sudah dipenuhi wajah ia yang basah karena air mata.

"Ibu yakin sangat yakin kalau anak ibu itu dibunuh." Ucap ibu itu dengan tangan yang meremas baju bawahnya yang menandakan bahwa ia sangat marah

"Kenapa ibu bisa kepikiran untuk hal itu?" Tanya Aru, karna Aru pun merasakan kejanggalan pada ceritanya

"Terakhir ibu ngeliat anak ibu itu saat anak ibu pulang sekolah, ia bersama kawannya ada dua orang wanita, anak ibu bilang ia akan menginap dirumah temannya karena ada tugas sekolah yang harus diselesaikan. Dan sudah tiga hari anak ibu tidak pulang kerumah, dan seminggu setelahnya anak ibu dikabarkan meninggal dalam kondisi tangan yang banyak luka dan juga adanya bekas ikatan pada lehernya." Ucap ibu itu menjelaskan

"Ibu tau nama dari temannya anak ibu?" Tanya Aru padanya

"Kalau itu ibu ngga tau nak, tapi ibu ingat jelas akan wajahnya." Jawab ibu itu dengan nada bicara yang tampak menyesal

"Wajahnya kaya apa bu?" Tanya aru

TBC

Haii, aku rajinin up tiap hari supaya kalian bisa membaca cerita aku ditiap updatenya. Jangan jadi pembaca gelap ya-! Hargailah karya seseorang melalui dukungan kalian
Aku ucapin Termakasih yang telah membaca ceritaku dan juga memberi vote dicerita ini

ANTARA KATA DAN LUKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang