"Ru tolongin gua.." Ucap Adelka dengan mata memelas
Aru pun segera mendekap tubuh Adelka yang tampak ketakutan itu.
"Lo kenapa?" Tanya Aru
"G-gua tadi itu.." Ucap Adelka terengah-rengah
"Tadi kenapa? Siapa yang udah ngebuat lo setakut ini?"
"Badut." Jawab Adelka
"WHATT??? SERIOUSLY? Yang bener aje lo gua malem-malem gini effort buat nyariin elo dan taunya CUMA KARNA BADUT?" Ujar Aru dengan kesal
"Serius ru, gua tadi di kejer sama badut ya gua takut lah, gua lari dan dengan cepet ngehubungin lo karna disini bener-bener sepi. gua juga tadi kesini naik Taxi jadi gua bener-bener bingung mau gimana baliknya." Jelas Adelka
"Tapi tadi gua ngeliat Ares."
"Dimana?" Tanya Adelka
"Disana." Ucap Aru seraya menunjukkan tangannya ke arah Ares berada
"Mana? Ngga ada noh."
"Udah pergi kali." Jawab Aru
"Yah harusan lo nelpon gua kek kan gua bakalan seneng kalau di tolongin sama Ares." Ucap Adelka
"Jadi lo ngga bersyukur nih gua tolongin? Oke gua tinggal lo sendirian disini biar di kejer badut lagi." Ucap Aru meninggalkan Adelka
"EH NGGA RU BERCANDA DOANG ELAH." Balas Adelka yang sedang mengejar Aru
Adelka memiliki ketakutan yang sangat besar yaitu badut, baginya badut adalah sosok yang menyeramkan ketimbang setan +62.
"Anterin gua ya ru?" Pinta Adelka
"Ya."
***
Setelah mengantarkan Adelka kerumah nya, Aru pun kembali kearah jalan pulang nya, namun ia merasakan ada hal aneh seperti diperhatikan oleh seseorang? Mungkin. Aru yang merasakan hal aneh itu ia langsung mengendarai mobilnya dengan cepat hingga tibalah ia di rumah. Saat ia memasuki rumah ia sedikit terkejut dengan kehadiran Ares di ruang tamunya itu."Tumben." Ucap Aru
"Kepo lo." Jawab Ares dengan ketus
"Lah ngga ada yang kepo, gua sedikit kaget aja liat beruk di rumah." Ucap Aru
"Diem, gua lagi ngga mau ribut."
Ares pun meninggalkan Aru memilih untuk pergi ke kamar nya, dan Aru pun tak memperdulikan sikap Ares. Sesampainya Aru dikamar ia duduk di dekat sofa dekat dengan jendela kamarnya itu. Ia melihat pemandangan langit yang dihiasi oleh banyaknya bintang.
"Bintang yang ikut serta dalam menerangi malam, yang memberikan keindahan pada tiap mata yang memandang, aku ingin seperti bintang, yang selalu di pandang oleh orang yang tertarik dengannya. Tapi aku tak sebegitu indah dengan bintang. Tuhan jika engkau tidak memberikan ku kebahagian dalam ruang lingkup keluarga, aku mohon beri aku kebahagiaan dalam hubungan pertemanan, jadikan aku sosok yang selalu kuat untuk menghadapi tiap permasalahan yang datang ke jalan cerita hidupku." Ucap Aru seraya memandang langit
Aru yang merasa telah mengantuk pun berpindah tempat ke ranjangnya untuk merebahkan dirinya. Seperti biasanya, sebelum tidur ia mengucapkan kalimat harapan untuk kebahagiaannya.
°°°
Pagi hari pun tiba, Aru sudah bangun dari tidurnya. Berhubung ini adalah weekend ia memilih untuk bersantai, lagi dan lagi ia mengurung dirinya dikamar dan hanya memainkan handphonenya saja.

KAMU SEDANG MEMBACA
ANTARA KATA DAN LUKA
TeenfikceMoaru Naya Mahendra anak dari Naya jenia. Ia memiliki papa tiri yang bernama Rais Triasaka dan saudara tirinya yang bernama Ray Alfaresya Triasaka. Rumah yang bagi orang-orang adalah tempat ternyaman untuk pulang namun berbanding terbalik dengan Aru...