Part 2

26.9K 131 3
                                    

Jangan lupa klik ⭐ dan komen aku tunggu, untuk visual enaknya pakai western atau k-pop?

****

22.00 am, San fransisco, Amerika.

Dua insan yang merupakan ayah dan anak pun terbawa gairah panas di dalam ruangan ber—AC. Dominic pria matang berusia 32 tahun mencumbu putri dari Batrice—wanita yang baru saja ia nikahi. Menjilati area kenikmatan Ara dengan begitu lahap nyaris tanpa henti, dengan lidah yang terus bergerak liar di liangnya, bahkan jarinya pun kini mulai merambat masuk ke dalam lubangnya dengan posisi yang sama, berjongkok, tepat di belakang bokong Ara.

Sementara Ara, gadis berusia 19 tahun hanya dapat mendesah, merasakan gerakan lincah nan liar dari jari dan lidah sang Ayah tiri, sesekali Ara meremas kedua buah dadanya, bibirnya pun di gigit, agar suara desahannya tak di dengar oleh Mommy nya.

"Yeah, Daddy... Ah..." ucap Ara, dengan desahan yang bertubi-tubi keluar, melolong tinggi.

"Sstt... Eugh," desahnya lagi, tak kuasa menahan jilatan dari Lidah Dominic di area sensitive nya.

Dominic begitu menggila hanya dengan suara desahan Ara yang mampu membuat hasrat lelakinya bangun. Bahkan ia ingin sekali masuk ke dalam tubuh Ara dengan memakai juniornya yang sudah berdiri tegak di balik celana panjang hitamnya.

Selanjutnya, Dominic berdiri dan membalikan tubuh Ara tepat ke hadapannya.

Dominic terpesona melihat wajah Ara yang seksi, mata yang penuh gairah, bahkan Dominic tidak bisa mendeskripsikan Ara yang penuh akan sensasional.

Dominic pun lantas melumat bibir tipis Ara, lidahnya ia masukan ke dalam rongga mulutnya yang sudah di beri akses untuk Dominic cumbu, dan jangan lupakan tangan kekar Dominic yang ikut andil mencumbu tubuh sexy Ara, meremas begitu kuat hingga lengkingan suara Ara pun menggema.

"Ah, Daddy..." ucap Ara, melepas ciumannya.

"Shit! Kenapa kau membuatku gila, Ara?" tanya Dominic, menjeda.

"Membuatmu gila? Aku tidak melakukan apapun, Dome. Dan kau saja yang terbakar gairah karena melihat pakaianku," balas Ara, tersenyum, tetapi tangannya merambat turun ke bagian bawah, ke junior Dominic.

"Begitu besar? Aku yakin wanita di luar sana pasti menginginkan keperkasaaanmu, benar bukan?" Ara merapatkan tubuhnya ke tubuh Dominic, berbisik. Sembari tangannya meremas junior Dominic yang mulai mengeras.

"Sstt... A—Ara..." Dominic tidak bisa menahan gejolak panas dalam tubuhnya, saat tangan mungil Ara meremas, mengusap, dari balik celana kain hitam yang ia pakai.

"Dome, apa kau tahu? Kau begitu seksi, tampan, berkharismatik, yang membuat hasrat libido ku ingin sekali kau masukan."

"Damn! Jangan memancingku lebih, Aurora!" peringat Dominic.

Ara tersenyum, menatap Dominic begitu sayu, bergairah, seperti memberikan Dominic untuk menyentuhnya lebih dari sekedar usapan.

"Apa kau yakin tidak ingin melakukan permainan panas dan gila bersamaku? Aku mempunyai beberapa alat agar permainan kita semakin menarik."

Ara menjauhkan tubuhnya dari Dominic, berjalan ke nakas alat-alat make—up nya dan mengambil alat yang sering Ara gunakan untuk musterbasi.

Selanjutnya, Ara menutup pintu kamarnya mengunci, agar Mommy nya tidak masuk ke dalam kamar, di saat Ara dan Dominic bermain permainan gila.

Setelah pintu terkunci Ara pun menuju ranjang king size nya. Dan bersandar sambil melebarkan kedua pahanya di depan Dominic yang masih menatapnya.

"Kau sungguh tidak ingin bermain, Daddy?" tanya Ara, sembari tangannya mengusa klitorisnya.

Dominic hanya bisa terdiam, mematung, menyaksikan tingkah sialan Ara yang terus membangkitkan gairah kelelakiannya.

"Eugh... Ah... Daddy..." desah Ara.

"Sstt... Apa kau yakin tidak ingin mencobanya dari depan? Atau dengan alat dildo ku?" tanya Ara, masih mengusap klitorisnya, dan bibirnya ia gigit.

Dominic yang sudah tidak tahan pun akhirnya naik ke atas ranjang king size Ara. Dengan posisi telengkup, tepat di bagian area sensitive nya.

"Kau benar-benar anak nakal, Ara! Aku tidak akan memberikanmu ampun!" Dominic menyesap klitoris Ara dengan lidahnya, memilin daging kecil tak bertulang sehingga sang pemilik pun tak kuasa menahan desahan kenikmatan.

"Eughh... Yeah... Oh, Daddy. Kenapa kau begitu lihai? Sstt... Ah..."

"Ah, Dad..." Ara terus merancau, memanggil Dominic Daddy.

Sementara yang di panggil pun tak mengidahkan panggilan Ara, ia terus memilin klitoris Ara penuh napsu yang sudah melambung tinggi.

Lalu, Dominic merobek g—string Ara dan membuangnya asal, agar lidahnya dapat menelusup masuk ke dalam liang surga milik gadis yang ia cumbu. Kemudian, kaki Ara pun di taruh ke atas pundaknya agar sesapan, dan lidahnya semakin intens menjamah liang surga miliknya.

Desahan demi desahan Ara pun terus melolong tinggi yang tak akan pernah di lupakan hanya dengan permainan lidah Dominic di area bawahnya.

Dominic terus memberikan sentuhan yang sangat menyengatkan tubuh Ara, lidah dan jemarinya pun terus bergantian keluar masuk, memilin, menjilati, lubang dan klitorisnya. Sampai satu orgasme nya pun keluar, cairan dalam tubuh Ara membanjiri mulut Dominic.

Akan tetapi, Dominic tidak merasa puas ia kembali merangsang Ara dengan Dildo milik gadis itu, dan tepat tujuannya di area kedua buah dada Ara.

Dominic menekan tombol ON mengaktifkan dildo itu. Kemudian dildonya ia arahkan salah satu buah dada Ara.

Getaran, sengatan dari dildo miliknya pun membuat tubuh Ara bergetak, tak kuasa menahan sengatan dildo di bagian kanan dadanya.

Matanya pun terpejam, bibirnya di gigit, tangan Ara pun mengusap klitorisnya sedangkan Dominic menyesap dada kiri Ara  sambil meremas.

"Eugh.. Ah... Daddy..." desah Ara, bokongnya pun terangkat, di gerakan maju mundur dengan jari yang sudah ia masukan ke dalam liang kenikmatan.

"Sstt... Dad, lebih keras," pinta Ara.

"Are you sure, babe?"

Ara mengangguk sebagai bentuk jawabannya.

"As you wish, baby!" Dominic menambah getaran dildo itu sesuai permintaan Ara, dan di saat Dominic akan menurunkan dildo ke lubang kenikmatan Ara suara pintu pun di ketuk oleh seseorang dari luar kamar. Seketika Ara dan Dominic saling menatap, tetapi dildo itu terus menyala bahkan saat ini dildo di tangan Dominic sudah berpindah tempat di bawah pusat area kenikmatan Ara.

"Shit! Menganggu saja!" ucap Ara berdecak kesal.

"Apa kita harus berhenti?" tanya Dominic.

"Berhenti? Ini baru setengah jalan dan kau meminta menanyakan padaku ingin berhenti? Yang benar saja, Dome! Tidak ada dalam kamus ku untuk berhenti! Abaikan saja orang yang mengetuk pintu itu." Ara pun mengubah posisinya, kini ia menubrukan tubuhnya ke Dominic, dan menjatuhkan tubuh kekar Dominic ke atas ranjang.

"Let see, Daddy." Ara membuka celana panjang Dome, mengeluarkan junior Dominic dari dalam sangkarnya.

Pada saat junior Dominic sudah keluar betapa terkejutnya Ara melihat milik Dominic yang begitu besar, bahkan genggaman tangannya pun tidak punuh untuk memegang junior Dominic.

"Ara, apa kau ada di dalam?"

Tbc.

The seductive step daddyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang