Part 14

3.1K 51 5
                                    

Ara dan Dominic back again!! Maaf update lama, jangan bosen ya nunggunya.

Sebelum baca tinggalkan vote dan komennya, happy reading  guys.

Playlist ~ Chris grey ~ Let the world burn.

🍂🍂🍂

Aku suka pertikaian ini, dan akan aku buat Ara semakin membencimu, dan dengan begitu akan mempermudah ku untuk menghancur Ara. Batin Alvaro

🍂🍂🍂

Pukul 22.00.

Dominic, sengaja membiarkan Ara dengan amarah yang sedang memuncak, menggebu pada dirinya. Lebih baik Dominic mengalah untuk sesaat ini, meredamkan sedikit egonya agar tidak semakin runyam, dan mempersulit dirinya untuk menjaga Ara dari dekat.

"Bersabarlah, Dom. Semua akan seperti dulu. Ara hanya memerlukan waktu," monolog Dominic pada dirinya sendiri.

Lantas, Dominic meninggalkan apartemen Ara, keluar dari apartemennya menuju lantai paling atas tempat penthouse Dominic berada.

Ya, Penthouse milik Dominic berada di satu gedung yang sama dengan Ara, cuma bedanya di lantai paling atas terdapat sebuah penthouse khusus, yang hanya di buat khusus untuk pemilik gedung ini, dan Dominic lah sang pemilik itu. Ia membeli seluruh gedung apartemen pada seseorang yang sedang mengalami masa krisis, dan Dominic lah yang menjadi satu-satunya pria yang membeli seluruh gedung apartemen beberapa hari yang lalu, di saat pelelangan itu terjadi dengan harga yang terbilang tinggi.

Dominic membeli gedung itu hanya untuk mengawasi Ara di saat perjalanan bisnisnya ke Chicago. Tetapi, pada saat salah satu anak buahnya memberikan informasi tentang Ara bersama seorang pria di situlah Dominic memutuskan untuk menjaga Ara dari dekat, ia tidak suka jika miliknya berdekatan dengan pria manapun, terutama pria bernama Alvaro Sebastian, pria yang saat ini dekat dengan Ara, memiliki maksud dan tujuan tertentu.

🍂🍂🍂🍂

Apartemen Ara.

Selepas Dominic keluar dari apartemennya, Ara dan Alvaro duduk di satu ranjang sama, tidak ada dari keduanya berbicara. Hanya terdiam.

Tetapi, berbeda hal dengan Alvaro ia mengulumkan senyum kecil, melihat Ara yang terdiam, tidak berbicara satu kata pun.

Awal yang sangat menarik. Batin Alvaro. Kemudian, Alvaro memulai pembicaraan agar Ara tidak curiga padanya.

"Princess, pria yang tadi?"

Ara menoleh, lalu menjawab pertanyaan Alvaro. "Suami dari ibuku."

"Oh, jadi pria itu yang—" ucapan Alvaro menggantung di udara, di sambar oleh Ara.

"Bisakah, kau meninggalkan aku? Aku ingin sendiri untuk sementara waktu." Ara meminta Alvaro untuk meninggalkannya, hanya untuk menenangkan hati dan pikirannya dari Dominic yang datang secara tiba-tiba.

"Tapi, Ara..."

"Please, Al. Biarkan aku sendiri untuk sementara waktu ini, aku hanya membutuhkan waktu untuk menenangkan hatiku," pinta Ara.

"Ah, okay! Aku akan pergi. Tapi, jangan berlama-lama bersedih."
Alvaro keluar dari kamar Ara, membiarkan gadis itu sendiri, sambil ia merencanakan sesuatu yang besar untuk melenyapkan Ara.

Aku akan membiarkanmu sendiri untuk sementara waktu ini, Ara. Tapi, aku akan kembali dengan kejutan yang akan membuatmu tidak akan bisa tidur. Batin Alvaro.

🍂🍂🍂🍂

Keesokan harinya.

9.00 am.

Cahaya sang surya masuk dari celah tirai ruang kerja Dominic, ia marasa terusik dari tidur lelapnya, Setelah beberapa botol ia tegak tadi malam dan mengakibatkan kesadarannya menghilang, mabuk, di ruang kerja penthouse nya.

Dominic yang masih setengah sadar mengerjapkan matanya, menyesuaikan indra penglihatanya, beberapa detik kemudian, ia melihat alroji di atas meja kerjanya.

"Jam 9 pagi," ucapnya, dengan tubuhnya sedikit di tegakkan.

"Apa Ara sudah bangun? Aku harus melihatnya dari CCTV." Dominic membuka layar macbooknya, menekan beberapa huruf dan angka di benda kotak persegi itu.

Setelah tersambung dengan CCTV yang di pasang, Dominic mengulum senyum, melihat Ara yang tengah memakai pakaian.

"Ah, sial! Ara kau membuat adikku bangun!" ucap Dominic, menahan hasratnya yang hampir terbakar gairah di pagi hari hanya karena melihat tubuh Ara dari layar macbook nya.

Dominic terus menatap layar macbooknya, memperhatikan gerak-gerik tubuh Ara yang sangat seksi dan membuatnya hilang kewarasan hanya dengan melihat tubuh dari putri sambungnya.

Tangannya pun mulai turun ke area bawah juniornya yang sudah terasa sesak di dalam sana, berdiri tegak. Meminta segera di keluarkan dari dalam celana kainnya.

"Fuck! Bersabarlah, tunggu sebentar lagi kau bisa masuk ke dalam rumahmu," ucap Dominic sambil memegang Juniornya.

Tetapi, hasrat yang tinggi mengalahkan kewarasan Dominic. Ia tidak bisa menahan gairah yang sudah melambung tinggi, siap meledak seperi boom Hirosima di jepang.

Lantas,  Dominic pun keluar dari ruang kerjanya, pergi dari penthouse menuju apartemen Ara di lantai sembilan.

Dominic pun masuk ke dalam tabung persegi itu dan menekan lantai unit apartemen Ara. Lift yang di masuki Dominic pun turun dengan begitu cepat, tanpa ada hambatan dari pengguna lain.

Setiba di lantai sembilan Dominic berjalan begitu cepat, pandangannya pun di selimuti gairah, menggelap, kewarasannya pun hilang, tergantikan dengan hasrat yang muncul membakar tubuhnya.

Dominic pun sampai di depan apartemen Ara, tanpa mengetuk ia pun masuk ke dalam sana dengan akses yang sudah di pegang. Lalu, Dominic mencari keberadaan Ara di dalam kamar. Dan benar saja gadis itu masih berada di sana, masih sibuk dengan pakaian yang di kenakan.

Dominic berjalan tanpa ada suara langkah sepatunya, terus mendekat ke arah Ara. Hingga beberapa langkah di belakang tubuh gadis itu ia pun membisikan sesuatu ketelinganya.

"I desire you more than anything." Ucapan Dominic membuat tubuh Ara mematung, matanya pun melotot sempurna. Tak, pernah terbayangkan olehnya bahwa Dominic saat ini berada tepat di belakang tubuhnya.

"Apa kau tidak merindukanku, little tiger?" lanjut Dominic, bertanya. Sambil meniup cuping telinga Ara.

Ara memutar tubuhnya, berharap yang di dengarnya bukan suara atau keberadaan Dominic di kamarnya. Tetapi, semua harapannya pupus, pria yang tidak ingin di lihatnya sedang mengulum rendah dengan pandangan menggelap, penuh akan gairah.

"D———Dominic..." Lidah Ara pun terasa kelu untuk menyebut na Dominic.

"Yeah, it's me! Apa yang telah kau lakukan padaku, Ara? Hingga kau membuat kewarasanku menghilang."

"A———aku tidak melakukan apapun padamu," ucap Ara terbata.

"Benarkah, Ara? Tapi, yang aku rasakan memang seperti itu! Kau membuatku hilang kewarasan, gila. Karena ulahmu yang membuatku ingin sekali menghukummu!" Dominic menyunggingkan senyum rendahnya. Lalu, ia menarik pinggang Ara menempel ke tubuh Dominic.

"Hukuman apa yang pantas untukmu, little tiger? Apakah hukuman berupa permainanan kecil dariku?"

"Jangan gila, Dome! Aku putrimu, dan kau Daddy ku! Hentikan semua kegilaan yang ada di dirimu, dan ingatlah, kau suami dari Mommy ku!" Ara memberontak sekuat tenaga, melepaskan pelukan Dominic yang begitu erat di tubuhnya.

"Ck... Kau tidak tahu siapa Beatrice yang kau sebut Mommy!"

🍂🍂🍂

Tbc.

The seductive step daddyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang