Part 7

15.4K 51 2
                                    

Beberapa jam sebelumnya.

Dominic memang memutuskan ke perusahaannya hanya untuk melacak keberadaan Ara—putri tirinya melalui orang kepercayaan yang selalu membantunya mencari informasi orang-orang yang membelot pada dirinya.

Dominic memerintah pada orang kepercayaan mencari keberadaan Ara di seputaran Chicago, meretas sistem pengamanan dan CCTV kota itu dalam dua jam Dominic memberikan waktu ke anak buahnya. 

Dia pun duduk di singgah sana kantornya dengan kaki diletaka di atas meja kerja, lalu tangannya bersidekap di dada, menunggu anak buahnya datang memberikan informasi tentang Ara.

"Hmm... Aku tidak sabar menunggu informasi itu, dan kita lihat baby apa yang akan aku lakukan setelah mendapatkan informasi tentangmu," ucap Dominic bermonolog pada dirinya sambil tangannya melihat arloji yang sudah menunjukan pukul 5 sore.

Siluit pria dengan memakai suit lengkap, dasi bertengger di lehernya pun masuk ke dalam ruang kerja Dominic membawa sebuah map coklat di tangan kanannya.

"Sir," ucap pria berperawakan tinggi, yang di ketahui adalah asisten pribadi Dominic.

"Katakan," pinta Dominic tanpa ingin berbasa basi.

"Semua informasi Nona Park ada di dalam map ini, Tuan. Dan anda bisa membacanya." Asisten Dominic menaruh map itu di atas kerja bosnya.

"Kau bisa pergi," usir Dominic, yang hanya di anggukan oleh asistennya.

Selepas kepergian asistennya Dominic membuka map coklat, di dalam map itu terdapat alamat Ara beserta unit lantai yang Ara tinggali.

"Well, ternyata kau tidak tinggal bersama bibi mu Ara. Dan itu sangat bagus, jadi aku bisa mengujungimu kapan saja." Smirk khas Dominic pun merekah, tidak sabar memberi kejutan pada putri—tirinya.

"Kali ini aku tidak akan membiarkanmu pergi dari sisiku, Ara. Karena apa yang sudah menjadi milikku tidak akan bisa lepas begitu saja, kecuali aku yang membuangmu."

Selesai membaca Dominic menutup mapnya lalu ia menyimpan di nakas meja kerjanya dan mengambil figura foto yang ia simpan begitu rapih, tanpa ada satupun yang tahu.

"Tunggu sebentar lagi," kata Dominic, jarinya mengusap foto seorang wanita yang di perkirakan usianya sama dengan Ara.

***

Apartemen Ara.

Alvaro duduk di kursi meja makan sambil tanganya memegang garpu, siap untuk menyantap masakan yang telah Ara sajikan untuk dirinya.

"Kau datang ke apartemenku hanya untuk menumpang makan," celetuk Ara.

"Aku lapar, jangan mengajakku berbicara," balas Alvara, mulutnya penuh akan makanan.

"Oh, Tuhan! Bisakah kau makan sedikit normal, Alvaro? Kau seperti monsters yang baru saja melihat makanan."

"Tidak bisa, ini sangat enak! Dan biarkan aku memakan terlebih dahulu."

Ara memutar kedua bola matanya, malas. Lantas ia pun pergi meninggalkan Alvaro di meja makan menuju ruang tamu di apartemennya. Akan tetapi, di saat Ara ingin duduk suara bel apartemennya pun terdengar dengan cepat Ara berjalan menuju pintu apartemennya, tetapi sebelum dia membuka pintu apartemen Ara melihat keluar apartemen dari celah lubah kecil di pintu masuk.

"Tidak ada orang? Lalu siapa yang menekan bel apartemenku?" Ara terlihat bingung, di luar apartemennya tidak di temukan seseorang di depan pintu masuk.

"Aneh," ucap Ara.

Tak ingin rasa penasaran itu semakin bertambah Ara pun membuka pintu apartemennya, yang pertama kali Ara lakukan mengeluarkan kepala, bercelinguk kanan kiri, mencari orang yang isang, jahil, menekan bel apartemennya tanpa sopan.

The seductive step daddyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang