⚠️Mature content⚠️
Area 18+ 21+
Bijak dalam memilih bacaan
Follow dulu sebelum baca...
Anak kecil dilarang baca!!!
Aurora Park, memang mendambakan seorang pria yang tidak pernah ia rasakan sejak kecil. Tumbuh bersama seorang Mommy yang selalu berg...
Adakah yang merindukan Dominic? Maaf ya kl update lama RL aku gak bisa di tinggal. Okay, sekarang kita balik ke cerita, stay tune terus ya.
Playlist Allegra Jodryn ~ Mine
🍁🍁🍁🍁
"Aku yakin dia tidak jauh dari sini." Dominic mengambil ponselnya dari dalam saku celananya. Lalu Dominic menghubungi asistennya untuk melihat CCTV di gedung ini, mencari tahu kemana orang itu pergi, dan apakah tebakannya benar orang itu yang Dominic cari atau hanya prasangkanya saja.
****
The University of Chicago.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
The University of Chicago
Pukul 11.00 waktu setempat Ara dan Alvaro baru saja tiba di The University of Chicago, tempat Ara akan mengenyam pendidikan lanjut setelah lulus dari high school di salah satu sekolah terbaik di Manhattan, Amerika.
Ara memang tidak lebih dulu masuk ke univesity di usianya menginjak 18 tahun di karenakan ia mengalami suatu peristiwa buruk kala itu, dan baru kali ini lah Ara melanjutkan pendidikan lebih tinggi dan memilih Chicago tempatnya meneruskan sekolah lebih lanjut.
Ara keluar dari mobil Alvaro yang terparkir di halaman tempat para mahasiswa memarkirkan kendaraan. Tanpa menunggu Alvaro, Ara masuk ke dalam gedung kampus dan mencari ruang rektorat di dalam gedung itu.
Namun, pada saat Ara baru melangkah 2 langkah Alvaro berteriak memanggil namanya.
"Ara.." Seketika langkah kaki Ara berhenti dan ia memutar kedua bola matanya, malas.
"Aku sudah telat, Al," balas Ara memutar tubuhnya menghadap Alvaro.
"Apa kau akan meninggalkan aku?"
"Bukan meninggalkanmu! Janji temuku dengan Mr. Alan sudah telat 10 menit, dan kau malah memanggilku tidak jelas," ocehnya, kesal dengan pria yang kini menjadi sahabatnya.
Sedangkan Alvaro melebarkan bibirnya, terkekeh, mendengar ocehan dari Ara yang membuatnya senang.
"Okay, aku salah! Tapi aku hanya ingin mengatakan padamu kalau kau salah masuk lorong. Seharunya kau masuk ke lorong sebelah kanan." Alvaro menimpali ucapan Ara dengan bibir yang di lebarkan, terkekeh. Melihat sahabatnya salah masuk ke lorong yang tidak seharusnya Ara lewati.
"What the hell! Kenapa kau tidak mengatakannya, Alvaro? Hah, kau benar-benar..."
"Baru saja aku memberitahu, Ara. Kenapa kau malah marah. Memangnya aku salah apa?"