Bohong🏠

497 58 6
                                    

••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••

Setelah berpamitan pada kedua anak kembar itu Wony langsung menghampiri supirnya dan melambaikan tangannya pada kedua mobil yang masih di depan gerbang. Ayeon dan Arami langsung memarkirkan mobilnya lalu berjalan masuk bersama.

"Kenapa baru pulang? Kok kalian barengan pulangnya? Dari mana?." Tanya Aruka yang berada di ruang tamu,ia sedang menunggu sang adik kembarnya bersama dengan Arita.

"Ehhh kak Aru,kak Rita.... Emm tadi papasan sama mobil kak Ayeon di depan gang perumahan,iya kan kak Yeon." Jawab Arami yang sedikit kebingungan mencari jawaban yang tepat pada sang kakak sulungnya.

"Ohh ya udah sekarang kalian istirahat, langsung tidur jangan begadang besok sekolah."

"Iya iyaa bayy kak Aruka kak Arita selamat malam,ayo kak Yeon." Ucap Arami lalu menarik tangan Ayeon untuk menaiki lift.


Di dalam kamar Ayeon tak langsung tidur,ia lebih memilih melamun dan menangis di balkon kamarnya padahal cuaca cukup dingin saat ini,Ayeon hanya memakai baju tidur dengan lengan pendek. Ayeon tak menghiraukan angin yang berhembus sangat kencang,baginya cuaca seperti ini yang ia sukai,malam yang tenang dan juga sunyi membuat pikirannya sangat tenang. Ayeon juga tak tahu apa yang membuatnya menangis.

("Ya tuhan apa penyakitku semakin parah?,tak biasanya aku pingsan seperti tadi. Apa aku bisa melalui semua ini."). Ucapnya menatap langit dengan isakan yang cukup keras, Ayeon sedang mengadu pada Tuhannya kenapa ia tak bisa seperti yang lain,yang hidup dengan baik tak ada tekanan dari orang tuanya tak ada penyakit dan penuh kasih sayang dari orang tuanya,Ayeon menginginkan semua itu tapi entah apa ia bisa mendapatkannya atau tuhan lebih cepat mengambil nyawanya sebelum ia mendapatkan semua yang Ayeon inginkan.

Ayeon yang sedang menangis dan masih berkelahi dengan pikirannya tak tahu bahwa sedari tadi Arora telah masuk kedalam kamarnya. Ayeon pikir semua saudaranya sudah tidur karena sudah cukup malam sekitar jam 10 malam lebih, Arora yang melihat tangisan Ayeon pecah seperti ini sangat khawatir pasalnya kakaknya tak biasanya seperti ini. Arora masih mematung di belakang Ayeon,ia tak berani bertanya pada Ayeon jika situasinya seperti ini,Arora lebih memilih diam menunggu Ayeon lebih tenang baru ia bisa bertanya apa yang terjadi.

Setelah Ayeon sudah cukup tenang,Arora baru memberanikan dirinya untuk bertanya pada Ayeon.

"Ka-ak Ayeon......" Ucapnya dengan sedikit ragu lalu memeluk Ayeon dari belakang. Ayeon yang menyadari ada adiknya di belakangnya pun langsung menghapus air matanya dan menoleh ke belakang.

"Ee-emm,Arora? Kamu kenapa disini?." Ayeon yang tadinya menghadap ke arah balkon kini beralih menghadap sang adik.

"Kak Ayeon kenapa?."

"Kenapa apanya? Kak Ayeon baik baik aja,kak Ayeon kan tadi tanya kenapa kamu disini tapi kok enggak dijawab heumm?."

"Kak Ayeon bohong,aku liat kak Ayeon tadi lagi nangis kak Ayeon kenapa? Ada masalah?." Ucapnya dengan tangan kedua melipat di depan dada dan mengalihkan pandangannya ke arah luar.

"Enggak semua baik baik aja,kamu tenang aja ya." Ayeon yang melihat tingkah laku sang adik itu pun mengambil tangan sang adik dan langsung di genggaman dengan beberapa usapan.

"Kak Ayeon udah jawab pertanyaan kamu sekarang kamu jawab pertanyaan kak Ayeon, kamu kenapa ke kamar kak Ayeon dan kenapa belum tidur ini udah malem,kalo kak Aruka tau kamu bakal di marahin."

"Aku tadinya mau bertanya dan meminta kak Yeon buat ajarin ,ada beberapa soal yang Arora tidak paham." Ucapnya memperlihatkan buku yang ia bawa ke arah Ayeon.

"Emmm gitu,ya udah kita ke meja belajar kak Ayeon jangan di sini dingin nanti kamu sakit."

"Kak Ayeon sendiri dari tadi di sini, itu juga bisa buat kak Ayeon sakit apa lagi kak Ayeon pakai baju tidur lengan pendek." Ayeon yang mendengar ucapan sang adik hanya tersenyum. Setelah menutup pintu balkonnya mereka berdua langsung berjalan ke arah meja belajar Ayeon dengan Arora yang berjalan dengan memeluk tubuh Ayeon begitu erat.

"Oke mana yang Arora enggak bisa heumm?."

"Ini kak nomer 20, 23, 38, 47 dan 62 ." Ucapnya dengan menunjuk kelima nomer tersebut,Ayeon membaca sekilas soal yang adiknya tak paham. Bukan hanya lima nomer saja yang belum di kerjakan melainkan Arora baru mengerjakan sekitar 20 soal dari 70 soal,Arora bukan tak paham yang lain, ia hanya masih ragu ragu untuk mengerjakannya.

"Oke bentar kak Ayeon ambil laptop dulu ya."

Setelah Ayeon mengambil laptop,ia memutar musik agar sang adik tak terlalu bosan. Ayeon menjelaskan dengan sangat pelan agar sang adik mudah memahami yang ia katakan,saat Ayeon sedang asik menjelaskan, Ayeon tak sadar jika Arora sudah tertidur, padahal ia baru menjelaskan 5 menit Arora sudah tertidur bagaimana jika Ayeon menjelaskan 1000 soal.

Ayeon tersenyum melihat adiknya yang kelelahan, lalu ia memindahkan Arora ke kasurnya dan menyelimuti tubuh sang adik. Ayeon kembali ke meja belajarnya untuk menyelesaikan tugas sang adik.

1 jam berlalu,Ayeon baru saja menyelesaikan tugas milik Arora sekitar pukul 11 malam waktu Korea Selatan. Sebenarnya Ayeon tak butuh waktu lama untuk mengerjakannya mungkin sekitar 5 menit semua beres,tapi Ayeon membuatkan catatan untuk Arora, Ayeon mencatat dengan singkat namun mudah dipahami materi materi yang Arora tak paham sekitar 5 lembar.

Ayeon merapikan meja belajarnya dan juga merapikan buku buku Arora, Ayeon berniat menata buku Arora ke kamar Arora. Ayeon juga mengambil gelasnya ia merasa sangat haus setelah mencatat catatan untuk Arora.

Ayeon berjalan keluar kamar dengan membawa buku buku Arora dan juga gelas minumnya. Setelah menutup pintu kamarnya ia berjalan ke kamar Arora terlebih dahulu untuk menyiapkan buku agar tak ada yang tertinggal. Ayeon melihat pintu kamar Arora terbuka ia pikir tadi Arora lupa menutupnya,Ayeon melanjutkan jalannya ke kamar Arora. Ayeon berada di depan kamar Arora memberhentikan langkahnya saat melihat kakak sulungnya yang sedang mengecek Arora di dalam kamar mandi.

"Kak Aruu..?."

"Yeonn... Kamu kenapa di sini dan kenapa belum tidur ini udah malem lohh." Aruka yang merasa dipanggil pun menengok ke belakang.

"Emm aku mau menyiapkan buku buku Arora,kak Aru juga kenapa di sini?." Jawabnya dengan meletakan buku Arora dan juga gelasnya di meja,lalu mengambil tas Arora.

"Kakak cari Arora,dia enggak ada di sini, di kamar adek juga enggak ada,kamu liat Arora tidur dimana?." Ucapnya mendekat ke Ayeon.

"Ohh itu Arora tidur di kamarku,tadi Arora minta di ajarin tugasnya ada beberapa soal yang Arora enggak paham, tapi pas aku baru jelasin 5 menit Arora udah ketiduran, jadi Ayeon pindahin ke kasur, makanya Ayeon kesini mau menyiapkan buku buku Arora biar enggak ada yang tertinggal."

"Ohh ya udah setelah kamu menyiapkan buku Arora langsung istirahat tidur ya,inget besok sekolah enggak boleh ada yang telat."

"Iya iyaa kak."

"Ya udah kak Aru ke kamar ya, selamat malam."

"Malam kak."

Aruka pun meninggalkan Ayeon yang masih menata beberapa buku di tas Arora, setelah selesai merapikan buku dan peralatan sekolah Arora, Ayeon juga pergi dari kamar Arora tak lupa juga gelas yang tadinya ia bawa. Ayeon pergi ke dapur untuk mengambil air minumnya, setelah mengambil minum ia kembali ke kamarnya untuk mengistirahatkan tubuh dan pikirannya.






See you next chapter

Ayoooo VOTE terus dong guys, Jangan jadi PEMBACA GAIB

Ayoo vote terus dong guys biar author nya semangat bikinnya ☺️🙏

See You Next Time

Jangan lupa VOTE DAN KOMEN ya guys 🏠

-aqrsimtt

••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••

Seven Girls Full Of Hope🏠Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang