••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••
Malam hari begitu sepi karena beberapa orang di mansion sudah tertidur padahal ini masih jam 6 malam. Kini Ayeon sudah siap untuk pergi les balet.
"Kak Ayeon berangkat les dulu ya."
"Kak Aruka yang antar ya."
"Emmm gak usah kak, Ayeon bawa sendiri aja,lagi pula tepat lesnya kan deket."
"Ya udah deh,kamu hati hati dan selalu kabari kak Aruka kalo terjadi sesuatu."
"Iya kak,ya udah aku berangkat sekarang ya."
Skip les balet......
Kini waktu menunjukkan jam 20.03, Ayeon sudah selesai les dari jam 19.15,ia tidak langsung pulang melainkan melamun di sebuah taman yang sangat sepi, Ayeon selalu mendatangi taman varaxa saat pikirannya sedang kacau,hembusan angin yang sangat kencang membuat tubuh kecil itu menggigil. Ayeon tidak memberi kabar pada saudaranya.
Di ruang tengah hanya ada Arami dan Aruka yang mencoba menghubungi ponsel Ayeon, namun tetap sama tak ada satupun yang Ayeon jawab.
"Kak,biar aku aja yang cari kak Ayeon,Arami janji kalo udah ketemu sama kak Ayeon,Arami langsung hubungi kak Aruka." Ucap Arami yang sudah rapi dengan dua jaket di tangannya.
"Dek,ini udah malem,kak Aruka gak bakal biarin kamu pergi sendiri,kita pergi berdua ya cari kak Ayeon."
"Enggak kak,Aramii tau tempat yang biasa kak Ayeon datangi,jadi Arami aja yang kesana, Arami janji bakal langsung pulang."
"Ya udah,tapi kamu hati hati,dan kalo sudah bersama Ayeon kamu bawa di pulang dengan satu mobil,nanti mobil satunya biar pak Arga yang ambil."
"Iya kak,ya udah Arami berangkat dulu.bayy kak Aruka." Lalu ia pergi melajukan mobilnya ke sebuah taman varaxa yang sangat sepi.
Setelah beberapa menit ia sampai di taman varaxa,Arami melihat hanya ada satu mobil yang terparkir di area parkir,mobil itu adalah mobil kakaknya dan yang jelas kakak kembarnya berada disana sendirian dengan cuaca yang sangat dingin.
Arami melangkahkan kakinya menuju tempat duduk tepi kolam,Arami melihat sang kakak sedang melamun dan mendengarkan musik memakai earphone kesayangannya. Arami melihat kedua mata sang kakaknya tertutup dengan air mata yang turun dari mata indah sang kakak,lalu Arami mendekat dan duduk di kursi dekat kakaknya.
"Kak."
Tak ada jawaban dari sang empu,lalu rami memegang tangan sang kakak yang begitu dingin."Kak Ayeon, kak Ayeon kenapa nangis?,Ayo pulang."
Sang empu lalu tersentak dan membuka matanya,ia melihat sang adik sedang menangis di hadapannya. Tak lama ia langsung menghapus air mata sang adik kembarnya.
"Aramii... Kenapa kamu disini?,dan kenapa kamu menangis?."
"Kak Ayeon ayo pulang,kak Ayeon di tungguin kak Aruka dirumah."
"Astaga sekarang jam berapa." Jawab Ayeon lalu melihat jam di ponselnya,ia 34 panggilan dari saudaranya.
"Maafin kak Ayeon,tadi kak Ayeon cuma mampir ke sini,eh kak Ayeon ketiduran." Ayeon berdiri dan menarik tangan Arami
"Ayo pulang dek."
"Iya kak sebentar,ini kak Ayeon pakai jaket,kak Ayeon pasti kedinginan kan." Ucapnya sambil memberi sebuah jaket yang cukup tebal untuknya.
Sebelum Arami menuju mobil ia mengirimkan pesan singkat kepada kakak sulungnya.
Setelah mengirimkan chat,ia memasuki mobil bersama sang kakak.
Saat diperjalanan tak ada suara dari kedua gadis itu,mereka fokus dengan diri mereka sendiri. Arami fokus dengan ponselnya dan Ayeon fokus menyetir mobilnya. Sampai beberapa menit berlalu Arami mengingat perjanjian dengan kakak kembarnya tentang penyakit yang Ayeon tutupi."Kak Ayeon." Panggilnya,yang di panggil pun menjawab dan melihat kearah sang adik
"Emm,ada apa?apakah kamu mengantuk?apa mau mampir membeli sesuatu?."
"Enggak kak."
"Terus apa?."
"Janji kak Ayeon yang tadi siang." Jawabnya dengan cepat.
"Ohh soal itu,kak Ayeon belom bisa cerita,maaf."
Tak ada jawaban lagi Arami langsung menatap ponselnya lagi,ia tidak akan bicara dengan sang kakak kembarnya itu sebelum Ayeon menjelaskan apa yang terjadi.
Setelah sampai dirumah Arami langsung keluar dari mobil dengan cepat dan tidak mengatakan apapun. Ayeon tau sang adik sedang kesal padanya.
Ayeon masuk kedalam rumah dengan membawa beberapa perlengkapan baletnya tadi. Di ruang tenggah sudah ada kakak sulungnya yang menunggunya.
"Ahyeonaraxa Vickyxo Zamora." Ucap sang sulung dengan tegas.
"Iya kak." Jawabnya dengan pelan,ia tau jika sang kakak sudah memanggil dengan nama panjang, itu artinya sang kakak sedang marah. Ayeon hanya pasrah.
"Kenapa baru pulang,dan panggilan dari ku tidak 1 pun kamu jawab."
"Maafin Ayeon kak, Ayeon tadi pulang les pergi ketaman veraxa tapi Ayeon ketiduran." Jawabnya dengan gugup,ia tidak berani menatap sang kakak.
"Gak usah banyak alasan kamu,malam malam pergi ketaman buat apa."
"Maaf kak."
"Gak usah minta maaf,sekarang ke kamar dan belajar !!." Ucapnya cukup keras,Arora melihat dari lantai 3,ia menangis saat Aruka membentak Ayeon. Arora tidak suka ada pertengkaran di rumah,ia melihat Ayeon yang sedang berjalan menuju lift, lalu Arora kembali ke kamar nya. Setelah sampai dilantai 3 Ayeon langsung segera masuk ke dalam kamarnya.
•
•
•
•
•
See you next chapterAyoooo VOTE terus dong guys, Jangan jadi PEMBACA GAIB😭😭
Maaf guys part ini agak muter muter, author nya bingung😭.
Jangan lupa vote dan komen dong guys
-aqrsimtt
••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••
KAMU SEDANG MEMBACA
Seven Girls Full Of Hope🏠
Fanfic"Aku yang menanggung semuanya,karena aku sulung, maaf jika sikapku terlalu tegas padamu."- ARUKA "Aku akan selalu menjaga kalian,dan maaf karena aku terlalu sibuk dengan urusanku sendiri sampai kau mempunyai penyakit itu aku tak tahu." -ARITA "Bahag...