••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••
Pagi ini Arami terbangun dari tidurnya karena cahaya matahari mengusik tidurnya. Suara kicauan burung yang sedari tadi membangunkan sang empu. Ia mengejapkan matanya beberapa kali,lalu menoleh kesebelah kasurnya itu. Ayeon sudah tak ada disampingnya, padahal malam tadi mereka berdua tidur bersama di kamar Ayeon. Arami pikir Ayeon mungkin sedang mandi atau mungkin Ayeon sudah turun ke bawah untuk sarapan. Arami tak terlalu menghiraukan itu,lalu ia bangun dari tempat tidurnya melihat ke arah jam dinding yang terpajang di atas cermin. Ia terkejut karena jam sudah menunjukkan jam 06.15 pagi, ia bergegas ke kamar mandi, di dalam hatinya ia mengutuk Ayeon karena tak membangunkannya.
Cukup lama Arami bersiap,kini Arami sudah rapi mengenakan seragam sekolahnya. Ia lalu keluar dari kamar Ayeon, ia menuruni anak tangga cukup cepat, karena ia sudah telat sarapan 5 menitan yang lalu. Otomatis semuanya sudah berkumpul di meja makan kecuali Arora dan Ayeon, mereka sedang menikmati makanan meraka sendiri tanpa percakapan. Arami terkejut melihat papinya juga ikut makan bersama saudaranya. Tapi ia tak terlalu mempedulikan itu, justru ia lebih terkejut bahwa kursi milik kembaranya kosong. Ia Tak melihat Ayeon disana.
"Selamat pagi semuanya." Sapanya basa basi.
"Pagi sayang,ayo duduk, kamu telat bangun humm?." Tanya Kai pada sang anak.
"Iya pi, papi pulang dari kapan? Kok enggak ngabarin?." Tanyanya, kini ia sudah duduk dan mengambil sedikit makanan, lalu mulai memakannya dengan beberapa pertanyaan.
"Papi pulang tadi malam kamu mungkin sudah tidur, papi dapet kabar dari kakakmu bahwa Arora mendapat kekerasan disekolah, jadi papi langsung pulang." Jawabnya memberi penjelasan tentang dirinya yang mendadak pulang. Arami hanya ber'oh' ria saja mendengarnya kemudian bertanya lagi kepada saudaranya yang lain.
"Oh iya kak Ayeon kemana ya? Kok aku bangun udah enggak ada, Arami pikir kak Ayeon sudah di sini tapi mengapa tak ada?." Tak ada jawaban dari pertanyaan Arami barusan,Arami yang merasa di acuhkan pun menyudahi sarapannya, lalu ia pergi meninggalkan meja makan menuju dapur menemui pembantunya.
"Bi Aina." Panggilnya pada seorang pembantu yang sudah 18 tahun berkerja dengan tuannya,ia bi Aina.
"Eh iya non, ada perlu sesuatu?." Tanya bi Aina.
"Emmm kak Ayeon kemana? Bi Aina tahu enggak kak Ayeon kemana sepagi ini?."
"Ohh iya nona Ayeon, nona Ayeon sudah pergi dari jam 6 pagi tadi non, tadi juga bi Aina liat nona Ayeon tak sarapan ia hanya meminum setengah gelas susu." Jelas bi Aina, pagi tadi ia yang masih sibuk menyiapkan makanan untuk sarapan dikejutkan Ayeon yang menuruni anak tangga dengan cepat. Lalu Ayeon menuangkan susu di gelasnya dan meminumnya hanya setengah gelas. Ayeon buru buru pergi meninggalkan rumah dengan mobil kesayangannya itu tanpa pamit.
"Sepagi itu? Ahhh anak itu juga tak sarapan, bi tolong buatkan bekal ya bi buat kak Ayeon, aku mau mengambil sesuatu di kamar dulu." Bi Aina hanya mengangguk. Arami pun langsung pergi ke kamar Ayeon untuk mengambil obatnya. Ia hanya berjaga jaga mungkin Ayeon tak membawa obatnya karena terlalu terburu buru. Ia kembali kedapur mengambil bekalnya itu, kemudian ia pergi ke sekolahnya.
Sore harinya, Ayeon baru saja keluar dari gudang olahraga bersama dengan Arami. Arami hari ini pulang bersama Ayeon karena tadi pagi ia di antara supirnya. Arami memutuskan untuk tak meminta jemput sang supir, guna ia ingin pulang bersama Ayeon. Arami tahu jika pulang bersama Ayeon otomatis ia harus menunggu Ayeon menyelesaikan rapat OSIS dan juga ekstra kurikulernya. Keduanya baru saja memberikan sedikit balasan pada Yunha dan kedua anak buahnya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Seven Girls Full Of Hope🏠
Fanfiction"Aku yang menanggung semuanya,karena aku sulung, maaf jika sikapku terlalu tegas padamu."- ARUKA "Aku akan selalu menjaga kalian,dan maaf karena aku terlalu sibuk dengan urusanku sendiri sampai kau mempunyai penyakit itu aku tak tahu." -ARITA "Bahag...