••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••
Setelah dua minggu berlalu, Ayeon sudah lebih baik dari hari itu. Ia juga di izinkan untuk tak bersekolah selama beberapa bulan guna untuk memulihkan kondisinya. Hari ini hari dimana semua menantikannya,hari Ayeon melakukan operasi. Jujur semua saudaranya merasa gugup terlebih Ayeon. Semua saudaranya sekarang menemani Ayeon memberi semangat terus menerus agar Ayeon tak menyerah.
"Kak Yeon,semangat kita disini." Arora terus menerus memberi semangat kepada Ayeon yang 10 menit lagi akan melakukan operasi, Arora duduk di samping kiri ranjang Ayeon,Chiki di samping kanan memeluk lengan Ayeon dan sementara yang lain duduk di sofa dengan snek di tangan mereka.
"Iyaa kak, nanti adek beliin kak Ayeon apapun janji deh." Jawab chiki sembari menepatkan jari berjanji di depan Ayeon.
"Emang kamu punya uang dek?." Tanya Aruka bercanda kepada adik bungsunya,semua yang ada di dalam ruangan tertawa mendengar jawaban ucapan Aruka barusan,pasalnya jika kemana mana pasti Ayeon atau Aruka yang membayar.
"Ihhh kak Aruu kok gituu,ngeselin banget,Chiki tu punya uang,kak Yeonnn kak Aruu ngeselin banget." Adu Chiki dengan mengguncangkan tubuh Ayeon.
"Ehhhh jangan gituu dek,nanti kak Yeon nya sakit." Arita menghampiri Chiki dan menghentikan Chiki yang masih mengguncangkan tubuh mungil Ayeon. Tak lama dua dokter dan juga empat perawat masuk kedalam ruangan tersebut. Chiki dan juga Arora pun menepi membiyarkan dokter dan juga suster mengambil alih Ayeon.
"Ahyeonaa, operasi akan segera di mulai,kami akan memindahkan kamu ke ruang operasi, apa kamu sudah siap?." Ucap dokter suho pada Ayeon,Ayeon hanya mengangguk sebagai jawaban. Dokter Suho adalah teman dekat papi mereka jadi mereka semua mengenalnya dengan baik. Aruka pun mendekat ke dokter suho.
"Uncle,tolong sembuhkan adikku."
"Pastii,uncle pasti akan menyembuhkan Ahyeon,kalian terus berdoa ya,ya sudah uncle bawa Ahyeon ke ruang operasi dulu ya,kalian bisa nunggu di depan ruang operasi." Ucapnya lalu mendorong ranjang Ayeon bersama dengan perawat dan juga dokter jake.
Keenam saudara itu sedang berada di depan ruang operasi,mereka semua sangat gelisah karena operasi sudah berjalan lebih dari 1 jam. Dokter suho mengatakan jika perkiraan operasi biasanya kurang dari 1 jam,tapi ternyata operasi ini berlangsung selama 1 jam lebih, bahkan lampu di depan ruang operasi tersebut masih berwarna merah, menandakan di dalam masih dilakukan oprasi. Aruka melirik kearah pergelangannya, sekarang jam 17.10. Aruka kembali melihat ke arah adik adiknya yang sekarang sedang gelisah. Ia menghembuskan nafas dengan berat berulang kali lalu berkata.
"Sebaiknya kalian pulang, istirahat dirumah, biar kak Aru yang disini menunggu Ayeon." Arora yang mendengar perintah sang sulung pun langsung membantah. Ia tak ingin meninggalkan sang kakak yang masih terjebak di dalam ruangan operasi yang dipenuhi dengan alat alat menyeramkan menurutnya.
"Enggak mau kak,kita mau nungguin kak Ayeon." Diangguki yang lain, Aruka lalu menghembuskan nafasnya lagi mencoba sabar menghadapi adik adiknya yang keras kepala.
"Kalian pulang aja istirahat,nanti kalo kak Ayeon udah siuman kakak kabarin, pulang yaa,kak Aru gak mau kalian sakit,jadi nurut ya sama kak Aru,biar kak Arita temani kak Aru disini." Arita mencoba menjelaskan pada sang adik,agar mereka menurut.
"Sa,kamu juga pulang ya,ini kucing mobilnya, jagain mereka ya, istirahat besok kalian bisa kesini lagi." Lanjutnya, Arfasa hanya mengangguk sebagai jawaban dan menerima kunci mobil. Lalu mereka berempat terpaksa harus pergi meninggalkan Aruka dan Arita yang senantiasa menunggu pintu ruang operasi terbuka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Seven Girls Full Of Hope🏠
Fanfiction"Aku yang menanggung semuanya,karena aku sulung, maaf jika sikapku terlalu tegas padamu."- ARUKA "Aku akan selalu menjaga kalian,dan maaf karena aku terlalu sibuk dengan urusanku sendiri sampai kau mempunyai penyakit itu aku tak tahu." -ARITA "Bahag...