Bakugo dan (y/n) bersenang-senang di festival itu. Setidaknya, menurut (y/n) begitu. Sebenarnya Bakugo sangat menikmati bersenang-senang dengan gadis itu. Namun seperti biasa, sifat gengsi yang ia miliki membuat dia bertingkah sebaliknya. Mereka memainkan banyak permainan dan membeli camilan.
"Aku ingin takoyaki, tapi aku tidak suka gurita," celetuk (y/n).
Bakugo memutar bola mata dan menatapnya sinis. "Kau bodoh. Bukan takoyaki jika tanpa gurita."
(y/n) tiba-tiba berhenti, tatapannya terpaku pada sesuatu. Bakugo menaikkan sebelah alisnya bingung dan mengikuti arah pandangnya. Di sana ada permainan rumah hantu. Laki-laki itu menghela napas dan kembali menatap temannya. "Kau ingin ke sana?"
"Eh? Yah, hanya jika kau tidak keberatan."
"Ayo." Bakugo berjalan lebih dulu meninggalkannya yang masih melongo menatap Bakugo. Laki-laki itu berjalan ke loket untuk membeli tiket masuk.
Selesai membeli tiket, mereka berdua pun masuk ke dalam untuk menjelajahi rumah hantu tersebut. Di dalam sana gelap, jadi para pengunjung sudah disediakan senter sebagai penerangan. Bakugo menerima dua senter yang diberikan petugas dan menyerahkan salah satu pada (y/n).
Pintu tertutup sendiri dengan keras di belakang mereka, membuat keduanya agak terkejut tapi dengan cepat kembali melanjutkan perjalanan. Sunyi. Hanya terdengar bunyi langkah kaki mereka yang melangkah di lantai berdebu dan sesekali hembusan angin. Tembok bercorat-coret, sarang laba-laba di mana-mana, dan beberapa rumput liar menambah kesan menyeramkan di sana.
Ini dia, hantu pertama muncul. Hantu itu berdiri di sudut, mata merahnya bergerak menyeramkan mengikuti gerak kedua remaja yang melewatinya. Bakugo hanya menatap malas hantu itu tanpa mengurangi ataupun menambah kecepatan langkahnya dengan (y/n) di sampingnya yang melambai pada hantu itu. Hantu yang merasa terhina itu hanya mengerjapkan mata beberapa kali kala kedua remaja tadi berjalan menjauh dengan santainya tanpa sedikit pun rasa gemetar.
Bakugo dan (y/n) terus berjalan dengan bantuan penerangan dari senter. Hantu lain tiba-tiba terjatuh di hadapan mereka disertai teriakan melengking yang memekakkan telinga. "Berisik!"
Hantu itu tertegun saat Bakugo memarahinya dan hanya menunduk lesu karena gagal menakuti pelanggan. Bakugo menatap (y/n) yang bersembunyi di belakang tubuhnya sambil memeluk senter. "Kau takut?"
"Tidak, kok. Aku hanya terkejut. Ayo, lanjut." (y/n) menegakkan tubuh dan berjalan lurus meninggalkan Bakugo.
Mereka pun kembali melanjutkan perjalanan. Di depan sana terdapat pintu kayu yang sedikit terbuka dengan bunyi berderit. (y/n) perlahan membukanya secara reflek menahan napas. Dua hantu muncul dari kedua sisi pintu itu, mengagetkan (y/n) hingga gadis itu secara reflek memeluk Bakugo.
Bakugo menaikkan sebelah alisnya menatap kedua hantu itu. Ekspresinya berubah menggelap dan menatap hantu di sebelah kanan. "Kau pikir apa yang kau lakukan, hah, Deku sialan?"
Kedua hantu itu terkejut dan mundur selangkah. (y/n) melepaskan pelukannya pada Bakugo dan mengarahkan senternya ke wajah dua hantu di hadapan mereka. Walaupun telah dipakaikan make up yang menyeramkan, tetap saja dia mengenali dua orang itu sebagai Midoriya dan Uraraka.
"Oh, (y/n)-chan. Akhirnya aku menemukanmu. Kau hilang ke mana tadi?" Tanya Uraraka.
"Ah, entahlah. Aku tertarik pada sesuatu dan tanpa kusadari aku sudah terpisah dari kalian. Omong-omong ke mana perginya Kaminari-kun dan Kyoka-chan? Dan ... apa yang kalian lakukan?"
"Oh, mereka berdua memainkan permainan lain dan berpisah dengan kami. Di sini kami membantu menyamar sebagai hantu dan menakuti pelanggan. Harusnya kami menjadi pelanggan, sih. Karena suatu kendala mereka kehilangan dua orang hantu, jadi kami membantu. Tapi, sepertinya ini tidak berpengaruh pada Bakugo, ya?"
Kedua gadis itu menatap pasrah pada Bakugo yang kini memarahi Midoriya. Yah, pada akhirnya, kunjungan mereka di rumah hantu berakhir menjadi penindasan Bakugo pada Midoriya.
Kok aku jadi kasihan sama hantu gadungannya, ya?😶
Semoga aku menjadi istrinya Bakugo♡
KAMU SEDANG MEMBACA
Me and You (Katsuki Bakugo x y/n)
FanfictionSiapa yang tidak kenal Katsuki Bakugo? Seorang siswa tahun pertama dari SMA U.A. Dia terkenal dengan sifatnya yang kasar dan sulit mengendalikan emosi. Terutama bakat ledakannya yang sangat sesuai dengan kepribadiannya. Siapa yang tidak akan terkeju...