Bab 17

29 2 0
                                    

Semua yang terluka telah diobati. Uraraka sudah memberitahu orang tua anak yang dijadikan sandera itu dan berjanji akan segera menyelamatkannya. (y/n) berdiri di hadapan teman-temannya yang kini sedang berbincang, membuat mereka mengalihkan perhatian padanya.

Gadis itu membungkukkan tubuhnya sebelum berbicara, "semuanya, aku benar-benar minta maaf. Ini salahku. Seandainya aku tidak lari dari mereka waktu itu, maka hal ini tidak akan terjadi. Aku minta maaf, aku minta maaf. Karenaku, anak itu ...." Air mata jatuh dari matanya dan membasahi lantai.

"(y/n), ini bukan salahmu. Kau berhak lari dari mereka. Kau berhak mendapatkan kebebasan," jawab Iida.

"Benar, ini sama sekali bukan salahmu. Merekalah yang salah karena menjadikanmu korban penelitian," lanjut Ojiro.

(y/n) menegakkan tubuh dan menatap teman-temannya. "Kalian tidak perlu menghiburku, sungguh. Ini ... ini memang salahku. Aku akan menyerahkan diri supaya mereka membebaskan anak itu."

"Tidak boleh," jawab Ashido cepat. "Kau mau mengorbankan dirimu? Jangan bertindak sok pahlawan dengan perasaan sedih itu. Kau kesakitan, kau tersiksa, dan kau ingin mengorbankan dirimu? Kau sudah bersusah payah kabur dari mereka. Jadi, jangan kembali lagi."

"Benar, kami ada di sini, (y/n)-san. Kami akan membantumu," sahut Kirishima.

"Kalian tidak perlu bersusah payah menolong yang bukan manusia sepertiku."

"Bukan manusia kau bilang?"

"Aku sudah diteliti oleh mereka. Jadi, aku bukan lagi manusia. Aku hanya--"

"Jika kau menganggap dirimu seperti itu, maka jangan tunjukkan lagi wajahmu padaku," jawab Bakugo memotong ucapannya. Seluruh pasang mata menatap laki-laki itu dengan ekspresi terkejut.

"Memangnya kenapa kalau kau korban penelitian? Memangnya kenapa kalau anak itu ditangkap karena kau kabur? Seharusnya kau bersyukur karena kau berhasil kabur dan bukannya terjebak seperti saudara-saudaramu itu. Kau terlahir sebagai manusia dan akan terus begitu sampai kau mati. Walaupun mereka mengubahmu menjadi babi bau sekalipun, jiwamu tetaplah manusia."

(y/n) membelalakkan matanya, "aku ...."

Hagakure menghapus air mata dari pipi gadis itu. "Kau teman kami, jadi biarkan kami melindungimu."

(y/n) mengangguk, "terima kasih."

"Sekarang kita harus membuat rencana untuk melawan mereka," ucap Todoroki.

Midoriya mengangguk dan menjawab, "benar. Tapi pertama-tama, kita harus benar-benar tahu tentang mereka. (y/n)-san, bisa kau beritahu kami tentang mereka?"

(y/n) mengangguk. "Tentu. Pertama aku akan beritahu kalian bakat serta kelemahan mereka akibat penelitian. One, bakatnya adalah penglihatan tajam. Dia mampu melihat hal sekecil apa pun dalam radius 1 kilometer. Akibat penelitian tubuhnya memiliki ketahanan yang bagus, namun rasa lapar membuatnya tidak bisa bergerak sama sekali."

"Ah, jadi karena itu tadi mereka langsung kabur setelah dia mengatakan bahwa dirinya lapar," ucap Kaminari.

"Benar. One adalah pemimpin mereka sekaligus yang terkuat. Jadi, akan sangat merugikan jika dia tidak bisa bergerak." Semua temannya mengangguk. "Selanjutnya, Two. Bakatnya adalah kabut. Seharusnya dia hanya mampu mengeluarkan kabut itu saja. Karena penelitian, kabut itu bisa membawanya ke mana pun yang dia inginkan."

"Curang sekali."

"Tapi indranya menjadi kurang jelas akibat penelitian itu. Matanya rabun, pendengarannya kadang buruk kadang baik, dia bahkan tidak bisa merasakan bahaya di dekatnya. Jadi, dia mudah diserang dari belakang."

Iida membetulkan kacamatanya sebelum menjawab, "matanya rabun? Kenapa dia tidak memakai kacamata?"

"Dia tidak mau. Kau lihat, kan, betapa anggunnya dia? Dia menganggap kacamata merusak keindahannya."

"Norak," sahut Ashido.

"Lalu Three. Bakatnya sederhana, dia mengeluarkan anak panah dari telapak tangannya. Berkat penelitian, anak panah yang dikeluarkannya tidak terbatas. Tapi penelitian juga membuatnya mudah kram. Jika dia sudah kram di salah satu anggota tubuh, rasa kram itu kan menjalar ke seluruh tubuhnya."

"Dan dia tidak bisa bergerak?" Mineta bertanya lalu ekspresi wajahnya langsung berubah mesum.

"Terakhir, Four. Bakatnya mengeluarkan dan mengendalikan akar. Penelitian membuatnya kebal racun dan peluru tidak berpengaruh padanya. Akibat penelitian, dia menjadi sangat pelupa."

"Sepertinya kelemahannya tidak terlalu berguna bagi kita," ucap Asui dan dijawab anggukan oleh yang lain.

"Satu lagi, kerja sama mereka sangat buruk. Kerja mereka akan berantakan jika mereka diharuskan bekerja sama atau hanya sekadar disatukan. Jadi, membuat mereka berpencar adalah pilihan buruk karena mereka aslinya sangat kuat."

"Begitu, jadi kita harus menyatukan mereka untuk mengacaukan kerja mereka dan mengalahkan mereka," jawab Midoriya. "Eh? Sepertinya ingatanmu kembali dengan baik, (y/n)-san."

"Ah, sepertinya begitu. Seluruh ingatanku langsung membanjir dalam otakku setelah melihat mereka."

Kemudian mereka mulai berdiskusi, menyusun rencana untuk menyelamatkan sandera dan mengalahkan musuh tanpa membuat (y/n) tertangkap. Bakugo berjalan mendekati (y/n). "Bagaimana dengan penelitian pada dirimu sendiri?"

"Eh? Kenapa kau bertanya?"

"Oh, tidak boleh, ya?"

"B-bukan begitu. Penelitian padaku, mereka menyimpan pedang dalam bakatku. Ya, pedang yang itu. Sebenarnya aku tidak membuatnya dari air. Itu dari mereka dan sangat kuat. Kau ingat, kan, aku pernah bilang bahwa aku jarang lapar? Itu efek dari penelitian. Jarang merasa lapar membuatku lupa makan. Aku pernah hampir mati karena itu."

"Makanya, sudah kubilang, walau kau tidak lapar makanlah saat waktu makan tiba."

"Iya, terima kasih nasihatnya. Kau perhatian sekali padaku." (y/n) tersenyum, senyuman yang sangat manis dan mampu membuat jantung Bakugo berdebar. Pipi Bakugo bersemu merah sebelum laki-laki itu memalingkan wajah dan berlalu pergi. (y/n) hanya menatapnya bingung. Apakah aku salah bicara?









Katsuki Bakugo itu ngejar gak, sih? Kalo dia gak ngejar, biar aku aja deh yang ngejar😍

Semoga aku menjadi istrinya Bakugo♡

Me and You (Katsuki Bakugo x y/n)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang