Gadis itu berdiri di balkon, menatap langit malam yang indah bertabur bintang. Wajahnya yang cantik terlihat semakin cantik diterangi cahaya bulan. Sesekali angin malam menerpa rambutnya. Lamunannya terbuyarkan ketika seseorang menyampirkan jaket di punggungnya. Dia menoleh dan mendapati Bakugo yang kini berdiri di sampingnya.
"Kau akan kedinginan jika berdiri di sini dengan kaus berlengan pendek."
"Bakugo-kun? Kenapa kau belum tidur?"
"Itu juga yang ingin kutanyakan padamu."
(y/n) memalingkan wajah dan kembali menatap langit. "Aku tidak bisa tidur."
"Kau masih memikirkan mereka, ya?" (y/n) hanya diam mendengar pertanyaan laki-laki di sampingnya. Bakugo meliriknya sebentar dan menghela napas. Sialan, dia mengabaikanku.
"Kak One sangat baik padaku. Dia selalu menemaniku dan sangat menyayangiku. Sayang sekali, dia hanya ingin mengabdi pada Dr. Inei. Sedangkan aku sudah tidak tahan berada di sana."
Bakugo hanya diam membisu. Dia bingung apa yang harus dikatakan. Berpikir sejenak, dia akhirnya memutuskan mengatakan hal lain yang tidak ada hubungannya. "Langitnya indah, ya?"
"Eh? Ya, begitulah. Indah dan menenangkan. Tapi dengan adanya kau di sini merusak keindahan langitnya."
"Hah? Apa kau bilang?"
"Kau tidak mendengar apa yang kubilang?"
"Cih, terserahlah. Aku pergi saja." Bakugo terlihat sangat kesal dan berlalu pergi.
"Hey, Bakugo-kun. Maksudku kau merusak keindahan langitnya, karena kau membuatku melihat sesuatu yang lebih indah daripada langitnya. Dirimu." Bakugo sudah menjauh.
"Dia tidak mendengarku, ya?"
Bakugo membuka pintu kamarnya dan masuk lalu menutup pintu kembali. Pipinya memerah tapi wajahnya tetap mempertahankan ekspresi kesal.
(y/n) berjalan menuju kamarnya dan mengetuk pintu. Bakugo sudah bisa menduga bahwa itu dia. Jadi laki-laki itu menarik napas sejenak sebelum membuka pintu.
"Aku akan tidur. Jadi kukembalikan jaketmu," ucap (y/n) sambil menyerahkan jaket yang tadi Bakugo sampirkan di punggungnya.
"Simpan kau saja."
"Eh? Sungguh?"
"Aku hanya menitipkannya. Akan kuambil jika aku ingin. Sekarang enyahlah." Bakugo kembali menutup pintu.
Kini giliran (y/n) yang merasa kesal. Gadis itu memeluk jaket Bakugo sambil berjalan menuju kamarnya. Si sialan itu. Tadi dia berbaik hati menyelimutiku dengan jaketnya, sekarang membentakku. Menyebalkan.
Kalian kalo dititipin jaket Bakugo mau digimanain? Kalo aku, sih, peluk seharian😘
Semoga aku menjadi istrinya Bakugo♡
KAMU SEDANG MEMBACA
Me and You (Katsuki Bakugo x y/n)
FanfictionSiapa yang tidak kenal Katsuki Bakugo? Seorang siswa tahun pertama dari SMA U.A. Dia terkenal dengan sifatnya yang kasar dan sulit mengendalikan emosi. Terutama bakat ledakannya yang sangat sesuai dengan kepribadiannya. Siapa yang tidak akan terkeju...