Bakugo berjalan menuju halaman belakang kantor. Di sana dia mendapati (y/n) yang sedang merawat tanaman. Senyum merekah di bibir gadis itu. Angin sepoi-sepoi perlahan menerpa rambutnya, cahaya matahari sore menyinarinya, menambah kecantikan yang sudah dimiliki gadis itu. Dengan gerakan tangan anggun, dia menggunakan bakat airnya untuk menyiram tanaman.
Bakugo berjalan menghampirinya, dengan lembut menyelipkan beberapa helai rambut ke belakang telinga gadis itu, membuatnya menoleh. "Yo, Bakugo-kun. Sedang apa?"
"Mencari angin."
"Oh." Gadis itu kembali melanjutkan aktivitasnya.
Bakugo menatap bunga-bunga indah yang sedang bermekaran. "Kau suka tanaman?" Tanyanya.
"Aku suka alam." (y/n) menjawab santai walau merasa agak bingung. Bakugo sering berbicara basa-basi dengannya. Padahal laki-laki ini bukan tipe yang seperti itu.
"Kau paling suka bunga apa?"
"Eh? Kenapa tiba-tiba bertanya?"
"Tidak ada." Bakugo tetap tidak menatapnya.
"Aku paling suka bunga mawar."
"Kenapa?"
"Yah, bunga mawar itu indah tapi pada saat yang sama durinya bisa melukai."
"Menggambarkan dirimu, ya."
"Eh? Menurutmu begitu?" Laki-laki itu terdiam. Tidak ada sepatah kata lagi yang keluar dari mulutnya. Tiba-tiba sesuatu menusuk-nusuk pipinya. Dia menoleh dan terkejut mendapati makhluk dari air yang berbentuk dirinya sendiri. "Apa yang kau lakukan?" Geramnya pada (y/n).
Gadis itu terkekeh geli. Dia membuat makhluk itu dari bakat air miliknya. Membentuknya sama persis seperti Bakugo. "Bukankah dia menggemaskan?"
Bakugo membuang muka. Jika gadis ini mengatakan makhluk mirip aku itu menggemaskan, artinya ....
"Lihat, dia bisa tersenyum. Tidak selalu marah-marah sepertimu."
"Aku bahkan tidak bisa melihat dengan jelas wajahnya," sahut Bakugo.
(y/n) mendorong makhluk itu ke arah Bakugo yang membuatnya hancur dan menyebabkan Bakugo basah kuyup. "Kau pikir apa yang baru saja kau lakukan, sialan?"
(y/n) tertawa terbahak-bahak. "Oh, nuklir bernyawa ini mulai marah."
"Jangan pikir kau bisa lolos dariku, tong air sialan." Percik-percik ledakan mulai terlihat di telapak tangan laki-laki itu.
"Oh, oh, gawat." (y/n) melarikan diri sekuat tenaga berusaha tidak terkena amukan Bakugo. Midoriya yang baru saja lewat langsung ditarik oleh (y/n) untuk dijadikan tameng. "Midoriya-kun, tolong aku. Dia mengamuk."
"Eh? Apa? Siapa? Hah, Kacchan?" Bakugo berjalan dengan langkah berat menghampiri mereka. "K-Kacchan, tenangkan dirimu."
"Menyingkir kau, kutu buku sialan." Dan mereka berdua pun sama-sama terkena amukan Bakugo.
Gak jelas aku memang, makasih.
Semoga aku menjadi istrinya Bakugo♡
KAMU SEDANG MEMBACA
Me and You (Katsuki Bakugo x y/n)
Fiksi PenggemarSiapa yang tidak kenal Katsuki Bakugo? Seorang siswa tahun pertama dari SMA U.A. Dia terkenal dengan sifatnya yang kasar dan sulit mengendalikan emosi. Terutama bakat ledakannya yang sangat sesuai dengan kepribadiannya. Siapa yang tidak akan terkeju...