Mau Sama Papa!!

130 8 0
                                    

Vian adalah anak yang berbeda dari anak lain. Di umur yang masih sangat kecil dia bisa mengerti apa yang harus ia lakukan dan mengerti keadaan.

  Bahkan saat masih berumur 9 bulan tanpa sengaja ia membunuh burung yang masih terbang.

  Flashback...

  “ Fyan mau ikut papa? ” Tanya Ryan memastikan.

  Fyan kecil mengangguk.

  “ Biarkan saja Fyan ikut, ” ucap Roshan.

  “ Tapi, pah. Ryan ingin pergi ke markas untuk mengawasi anak buah, ” jelas Ryan.

  Fyan yang mengerti Ryan tak memperbolehkan dirinya ikut mulai menangis.

  “ Cup, cup, cup. Iya, iya, Fyan boleh ikut, ” ucap Ryan yang segera mengendong Fyan yang menangis.

  Mendengar itu Fyan langsung saja membenamkan wajahnya di dada Ryan.

  “ Ryan pergi dulu ya, pah? ” Ucap Ryan.

  “ Baiklah. Jaga cucu papah baik-baik, ” ucap Roshan tegas.

  “ Iya, pah. Ryan akan menjaganya dengan baik, ” ucap Ryan, lalu pergi.

  Di mobil....

  “ Mam, ” ucap Fyan di pangkuan Ryan.

  “ Fyan mau makan? ” Tanya Ryan.

  Fyan mengangguk.

  Melihat itu Ryan tersenyum dan memerintahkan Aska untuk berhenti di sebuah restoran.

  Restoran...

  “ Buatkan saja bubur bayi, ” ucap Ryan dingin.

  “ Baik, tuan, ” ucap pelayan tersebut dan pergi.

  “ Lihatlah. Bukankah itu anak pertama Handt? Ryan Andreas? ”

  “ Kau benar. Apa di sudah menikah? Kurasa belum, karna keluarga Handt sama sekali belum mengumumkan jika anak pertamanya sudah menikah, ”

  “ Lalu anak siapa itu? ”

  Mendengar pembicaraan pengunjung lain membuat Ryan jengah. Ia heran mengapa mereka mengira dirinya sudah menikah. Padahal ia sudah mempublikasikan anaknya pada dunia bersamaan Raka yang juga mempublik si kembar.

  “ Jika kalian ingin berbicara di belakang orang, sama saja kalian ingin menyerahkan nyawa kalian terhadapku, ” ucap Ryan dingin melihat 2 wanita yang membicarakan dirinya.

   Mendengar hal itu 2 wanita tersebut ketakutan dan segera pergi.

  Setelah makanan yang Ryan pesan datang dan segera saja menyuapi Fyan.

  Di markas...

  “ Ponakan gua, ” senang Zefan melihat Fyan dalam gendongan Ryan.

  “ Hus! Ponakan pala kau! Lihat Fyan malah ketakutan lihat lu, ” ucap Merik.

  “ Yaelah, bilang aja lu iri, ” ucap Zefan mengelus kepalanya yang dipukul.

  “ Bagaimana para anggota baru? ” Tanya Ryan tak mempedulikan 2 serangga yang sedang saling beradu mulut.

  “ Kita tunggu lu untuk segera memulai pelatihan pada anggota baru, ” jelas Daniel.

  Ryan dan Daniel segera pergi meninggalkan 2 orang yang masih saja beradu mulut.

  “ Fyan tunggu sini, ya? ” Ucap Ryan meletakkan Fyan di kursi yang tak jauh dari tempat ia melatih anggota baru.

  Fyan diam menandakan ia setuju. Fyan tersenyum dan ia segera pergi.

Vampires and Mafia BrothersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang