End

175 9 0
                                    

  2 tahun kemudian...

  “ Fero.. Bangun... Ayo, kita makan terus sekolah, ”

  “ Nanti.. ”

  “ Kalo Fero telat bangun, kakak kasih tau dady, ” ancam Zero.

  “ Huwaa.. Kakak jahat, ” ucap Fero se2gera bangun.

  “ Ululu..nggak usah nangis. Ayo, kita mandi, ” ajak Zero.

  “ Oke! ” Fero segera turun dengan semangat.

  Zero Fero sudah berumur 8 tahun dan mereka sekolah di SD yang dimiliki oleh grandpa mereka alias Roshan. Sedangkan Fyan masih bersekolah di tk dan berumur 4 tahun bersama Leo. Masih ingatkan, Leo? Sedangkan Xavier sudah berumur 2 tahun. Ia belum diperbolehkan sekolah tak seperti Fyan.

  Sedangkan, Roshan memutuskan pensiun dari perkerjaan perusahaan maupun pekerjaan gelap. Revan? Ia mengurus mengantikan Roshan mengurus perusahaan maupun perkerjaan gelapnya. Ia juga masih mengetuai kelompok geng motornya.

  Ryan Raka masih sama pekerjaannya yang berbeda mungkin wajahnya yang terlihat semakin dewasa. Membagikan waktunya antara bermain dengan anak-anak maupun waktu berkerja. Mereka semakin berwibawa dan sangat tegas kepada anak buahnya.

  Kembali ke cerita,

  “ Pagi, dady! ” Ucap si kembar berlari.

  “ Jangan lari-lari, sayang, ” ucap Raka yang duduk di kursi makannya.

  “ Hehehe, ” mereka berdua mulai duduk di kursi mereka masing-masing.

  “ Nanti kalian bertiga berangkat sama Papa dan Kak Raka, ya? ” Ucap Fyan.

  “ Baik! ” Ucap Zero, Fero, dan Fyan.

  “ Nanti papah jemput mereka aja. Bukankah nanti malam kita akan foto stadio? ” Ucap Roshan.

  “ Apa tak apa, pah? ” Ucap Raka.

  “ Tak apa, ” ucap Roshan tersenyum.

  “ Xavier sama grandpa, ya? Kan kemarin udah sama ayah, ” ucap Revan.

  “ Xaviel au sama glendpa! ” Ucap Xavier.

  “ Pintar anak ayah, ” ucap Revan.

  “ Kan Xaviel pintal! ” Ucap Xavier.

  “ Iya, Xavier emang pintar, ” ucap Revan.

  “ Dady? Grandpa? Lihat nilai kami! ” Ucap Zero dan Fero, menunjukkan nilai ujian yang kemarin.

  “ 100? Pintar sekalian cucu grandpa, ” ucap Roshan mengelus kedua cucunya tersebut.

  “ Kalian berdua memang sangat pintar. Apa kalian berdua sudah belajar untuk ujian nanti? ” Tanya Raka.

  “ Sudah! Nanti kita berdua ujian bahasa Inggris, kan Fero? ” Ucap Zero.

  “ Iya, ” ucap Fero.

  Raka tersenyum. Zero Fero memang selalu mendapatkan nilai tertinggi seangkatannya. Ia sebenarnya tak mempermasalahkan nilai mereka. Yang Raka utamakan adalah apakah mereka berdua bisa berteman dengan teman-teman yang lain?

  “ Fyan? Kamu udah siapin pewarna yang nanti kamu bawa? ” Tanya Ryan.

  “ Sudah! Nanti kata bu guru mau menggambar pelangi yang warna-warni! ” ucap Fyan semangat.

  Ryan tersenyum mendengarnya.

  10 menit kemudian...

  “ Dada! Grandpa! ”

Vampires and Mafia BrothersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang