Masa Lalu Yang Pahit

4.3K 141 0
                                    

    “ Ooo… Lo di sini! Kakak udah cariin kamu dari tadi! Malah keluyuran!” Ryan menjewer telinga seseorang.

    “ Eh, eh. Sakit, kak! Raka bisa jalan sendiri!” Raka meringis kesakitan.

***

    Sebenernya Ryan dan Raka bukan adik kakak kandung.

    Malam itu….

    “ Aku sudah lelah mencari orang tuaku. Informasi yang aku dapatkan tidak ada yang cocok,” Ryan bersandar di dinding. Menyerah.

    Raka sejak kecil tidak pernah tau siapa orang tuanya. Dia diasuh oleh pelayan-pelayan dirumahnya. Sejak kecil dia memiliki banyak harta. Tapi, itu tidak membuat dia puas. Dia merasa ada yang kosong dalam hatinya.

    “ Tuan Muda!!” Seseorang berlari menuju Ryan.

    “ Mmmmm?”

    “ Ada tamu yang akan mengunjungi anda,” Pria itu membawa payung berwarna hitam. Karena, melihat Ryan hujan-hujanan sambil bersandar di tembok.

    “ Baiklah,” Ryan berjalan malas.

    Dia masih ingin mencari orang tuanya. Tapi, apa daya. Ryan juga tahu tamu yang akan datang pasti keluarga yang ingin melamar kan anaknya dengan dirinya. Padahal dia masih kelas 3 SMA. Dia bisa dibilang cukup terkenal. Memiliki kulit putih dan sorot mata yang menghangatkan. Membuat banyak keluarga terkenal ingin melamar anaknya dengan dirinya.

   “ Tunggu sebentar!” Ryan memberhentikan langkahnya.

   “ Kenapa Tuan Muda?” Pria itu bertanya heran.

   Ryan merasa ada seseorang di depan gang yang akan dia lewati. Ryan langsung berlari tanpa peduli dia kehujanan.

    “ Cepat hubungi ambulance! Sekarang!” Teriak Ryan.

    “ B-baik!” Pria itu segera menelpon ambulance sesuai perintah Ryan.

    “ J-jangan! Lebih baik a-aku….” anak itu pingsan.

    Ryan heran. Melihat dari tampangnya dia masih seusianya. Dia menyentuhnya tubuhnya sangat dingin seperti es. Dia mengerti.

    “ Lebih baik kita membawanya di rumah,” ucap Ryan.

    Pria yang bengong melihat apa yang barusan terjadi. Langsung menelpon supir untuk datang ke lokasinya sekarang.

   Beberapa jam kemudian….

    “ D-dimana i-ini?” Anak itu mulai sadar.

    “ Kamu mulai sadar? Tuan Muda! Anak yang anda bawa telah sadar!” Teriak Pelayan.

    “ Terimakasih. Kamu boleh pergi,” Ryan masuk kamar.

    Pelayan itu membungkuk hormat. Lalu pergi.

     “ Anak itu memiliki aroma darah yang lezat,” batin anak itu.

    “ Gimana? Udah enakan?” Tanya Ryan.

    Anak itu mengangguk perlahan.

    “ Siapa namamu?” Tanya Ryan sopan.

    “ Raka,” jawab anak itu.

    “ Ooo.. Coba sini aku cek masih panas nggak?” Ryan mulai mendekat.

    “ Arghhhh… Aku udah nggak tahan!” Batin anak itu.

    “ Kamu mau apa sekarang?” Tanya Ryan. Setelah selesai mengecek suhu tubuh Raka.

    “ Boleh minta setetes darahmu?” Tanya Raka.

Vampires and Mafia BrothersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang