Mungkin dikarenakan saat ini waktu belajar mengajar masih berlangsung, kantin hanya dihuni oleh mereka berdua. Taeyong merasa ia akan semakin salah tingkah dengan suasana seperti ini.
"Apa yang biasa kau makan?" Tanya Jaehyun setelah tiba di tengah kantin bagian foodcourt.
"Aku tidak begitu pemilih dengan makanan, tapi akhir-akhir aku disarankan untuk makan protein dan kalsium." Jawab Taeyong sambil melihat sekelilingnya untuk menyisir apa saja yang ada di foodcourt ini.
"Protein dan kalsium..." mumur Jaehyun, sambil berpikir sejenak.
"Kalau begitu, kupesankan ham and cheese sandwich dan strawbery smoothies saja. Bagaimana?" Lanjut Jaehyun yang langsung menawarkan Taeyong.
"Em, ya itu saja." Balas Taeyong yang tidak ingin ambil pusing, dan lagi menu yang dipilihkan oleh Jaehyun sesuai dengan pallete nya yang sedang tidak ingin terlalu sulit mengunyah.
Taeyong memperhatikan dari tempat duduknya Jaehyun yang sedang memesan makanannya. Ia melihat Jaehyun berbicara cukup lama dengan petugas stand tersebut. Tanpa sadar, bibir Taeyong terlihat tersenyum tipis.
'Oh God, I must be crazy' batin Taeyong menyadari bahwa ia mulai merasakan kupu-kupu di perutnya. Ia meremas kepalanya pelan, beranggapan itu bisa membuatnya sadar bahwa semua ini hanya ilusi.
"Kau baik-baik saja? Apa kau merasa pusing? Apa kau merasa sakit di kepalamu?" Seru Jaehyun yang berlari menghampirinya karena melihat Taeyong yang meremas kepalanya, ia mengira Taeyong kembali merasa sakit.
Taeyong terkejut mendengar suara Jaehyun dan ia merasa tidak enak melihat ekspresi Jaehyun yang sangat mengkhawatirkannya padahal ia hanya sedang menggila dengan pikirannya sendiri.
"Ah, tidak apa-apa. Aku baik-baik saja." Jawab taeyong gelagapan, berharap Jaehyun tidak menyadari keanehannya.
"Kau yakin?" Tanya Jaehyun sekali lagi, kali ini dengan segera meletakkan tangannya di dahi Taeyong.
"Suhu tubuhmu tidak terlalu panas, kau yakin baik-baik saja kan?" Jaehyun mencoba meyakinkan diri bahwa Taeyong memang baik-baik saja. Ia sangat panik ketika melihat Taeyong meremas kepalanya, pengalaman dua kali melihat adik kelasnya ini tak sadarkan diri membuatnya memiliki kecemasan berlebih padanya.
"Yaa, tidak apa-apa. Aku hanya merasa urat kepalaku menegang, makanya aku memijitnya sedikit." Alih Taeyong, ia merasa sulit untuk menyembunyikan ekspresinya yang merona karena tindakan Jaehyun.
"Baiklah kalau kau mengatakannya seperti itu. Segera bilang padaku jika kau merasa tidak nyaman, pusing, sakit atau apapun itu, okay?" Balas Jaehyun yang menyadari ketidaknyamanan Taeyong atas perhatiannya yang berlebihan.
***
Ten segera menghampiri Taeyong begitu kelas berakhir dan Taeyong justru baru Kembali ke kelas Bersama Jaehyun. Taeyong sebenarnya bisa langsung pulang dengan izin sakit, namun ia menolak karena merasa kondisinya sudah membaik dan ia tahu reaksi sebelumnya hanya karena stimuli traumanya.
"Apa kau baik-baik saja? Aku dengar kau tidak masuk kelas karena kau sakit. Lalu, kenapa kau kembali ke kelas?" Tanya Ten sambil menggandeng Vivi ke tempat duduknya.
"Aku sudah tidak apa-apa. Tadi badanku terasa lemas, jadi guru membiarkanku istirahat sejenak." Jawab Taeyong untuk menenangkan Ten.
"Lalu kenapa kau diantar kak Jaehyun?" Lontar Ten dengan mata menyelidik. Ini adalah poin yang aneh dari situasi tadi. Ia merasa Taeyong tidak nyaman ketika seseorang membahas kesehatannya, maka ia pun mengalihkan pembicaraan dengan membawa nama Jaehyun.
"Ah, dia? Dia yang menemukanku saat aku tidak sadarkan diri tadi." Jawab Taeyong, mencoba membuat alasan yang tidak membuat orang-orang curiga. Namun setelah menjawab Ten, dia baru menanyakan dirinya sendiri yang merasa tidak ingin orang-orang berpikir aneh tentang hubungannya dengan Jaehyun.
"Kau pingsan? Kenapa kau kembali masuk kelas? Seharusnya kau langsung pulang. Apalagi guru juga sudah memberikanmu izin. Jika aku menjadimu, aku akan langsung pulang dan tidur nyaman dia kasurku." Respon Ten yang sudah seperti ibunya.
"Yaa, aku merasa sudah baik-baik saja. Dan lagi barang-barangku masih disini, tidak mungkin aku pulang begitu saja." Alasan Taeyong.
"oh please.. Aku bisa mengantarkan barang-barangmu ke rumahmu saat pulang sekolah nanti. Ckckck, kau memang terlalu rajin. Bahkan kau tidak memilih bersantai disaat kau seharusnya memang memerlukan istirahat." Ten masih belum menerima alasan Taeyong yang berkeras untuk kembali ke kelas.
"Aku juga diminta kak Jaehyun untuk menonton latihan tim basket laki-laki setelah sekolah nanti." Akhirnya Taeyong menjawab penasaran Ten, namun ia tidak lagi mengatakan hal tersebut dengan melihat Ten.
Ten teriak tanpa suara sambil menarik Taeyong agar menghadapnya. "Ohoo, jadi alasanmu sebenarnya adalah kak Jaehyun? Hmmm, Now I understand." Respon Ten dengan tersenyum nakal memahami niat tersembunyi teman barunya.
"A.. Apa? Apa yang kau mengerti? Dan berhenti menatapku seperti itu." Balas Taeyong sambil menahan senyumannya setelah menceritakan alasannya pada Ten.
"Don't be shy, I know, I understand. Ternyata pesona kak Jaehyun bisa membuat raja lapangan ini tersenyum malu hanya dengan menyebut namanya." Goda Ten.
"Sssh.. Jangan sampai yang lain dengar." Taeyong segera membungkam mulut Ten karena suaranya yang mulai mengeras saat menyebut nama Jaehyun.
Ten langsung menurut untuk diam, namun ia tidak berhenti menatap Taeyong aneh dan menggodanya hingga akhir kelas.
***
"Apa kau yakin tidak ingin pulang saja? Kau bisa melihat kami latihan di lain waktu." Ujar Jaehyun yang menjemput Taeyong ke kelasnya. Ia merasa aneh karena Ten, teman Taeyong, menatapnya dengan tatapan aneh dan Taeyong yang langsung mengusirnya.
"Apa aku melakukan kesalahan dengan temanmu? Kenapa ia menatapku seperti itu?" Tanya Jaehyun.
"Tidak, dia hanya khawatir padaku. Tapi kau memintaku untuk menonton latihanmu." Jawab taeyong sambil terkekeh dengan alasannya.
"Benarkah? Ya sudah, memang seharusnya aku mengantarmu pulang." Balas Jaehyun yang memang merasa tidak enak mengajak Taeyong ketika ia masih sakit.
"Jeez, sudah kubilang aku tidak apa-apa. Kalian sungguh terlalu mengkhawatirkanku. Lihatlah aku masih bisa berjalan dan melompat." Tukas Taeyong sambil menunjukkan langkah besarnya saat berjalan dan melompat kecil di depan Jaehyun.
Jaehyun terkekeh melihat Taeyong yang sedikit lebih rendah darinya melompat-lompat di depannya. Ia merasa Taeyong terlihat sangat lucu dan imut dengan cara pembelaannya ini.
"Oke oke, aku percaya. Berhentilah melompat-lompat, kau akan menghabiskan energimu jika terus seperti itu." Ujar Jaehyun lembut sambil memegang pundak Taeyong untuk menghentikan lompatannya.
"Kenapa kau tertawa?" Tanya Taeyong.
"Karena kau terlalu imut." Jawab Jaehyun tanpa pikir panjang.
Taeyong merasa jantungnya baru saja tertusuk panah asmara. Wajah Jaehyun yang terkekeh terlihat begitu tampan dimatanya. Ia segera mendengus dan berbalik mendahului Jaehyun menuju ruangan olahraga.
'Crazy, crazy, you've lost your mind, Taeyong. Stupid, Fool, Damn it! That face is cheating.' batin Taeyong. Ia tidak ingin mengakui apapun perasaan yang ia rasakan saat ini.
To be Continued..
Jangan lupa Like and Comment nya ya..
Jujur, aku baru sadar pas update ternyata ini cerita terakhir update nya 2019, 5 tahun yang lalu... Aku sendiri ga nyangka udh selama itu aku ga update ni cerita, ~~

KAMU SEDANG MEMBACA
M || Jaeyong
Fanfiction🔞🔞🔞🔞 "Hah.. Hah... Mmphh." Mendengar Taeyong mendesah kuat membuat Jaehyun menguatkan dekapannya. Ia tak mengerti kenapa semuanya menjadi seperti ini. Taeyong memegang kepalanya kuat, desahannya berubah menjadi erangan kuat di telinga Jaehyun. "...