7 - Offer

681 31 1
                                    


Ternyata kemarin released nya salah urutannya guys TT... Ini part sebelum yang kemarin ya guys.. 

***

Taeyong memasuki ruangan penelitian yang sedikit ramai karena Jaehyun dan teman-teman lainnya yang sedang mempersiapkan diri untuk penelitian sedang berkumpul disini. Ia berjalan melewati mereka tanpa melirik Jaehyun karena ia sadar mayoritas kelompok itu adalah seniornya.

"Ms.Katy..?" Ucap Taeyong ragu, ia memastikan bahwa wanita muda yang menghampirinya adalah Ms.Katy.

"Yes, kau pasti Taeyong. Tidak perlu terlalu kaku denganku, apa aku terlihat menakutkan?" Balas Ms.Katy dengan suara antusias. Ia memancarkan aura yang menyenangkan dengan senyuman dan pembawaannya.

"Baiklah, Ms. Katy." Ujar Taeyong dengan tersenyum senang bertemu sosok guru yang langsung membuatnya nyaman.

"Kalau begitu, kenapa Miss memanggilku?" Lanjut Taeyong sambil ikut dibelakang Ms. Katy yang membuka pintu menuju ruangan lain di dalam ruangannya.

"Kau sepertinya tidak terlalu suka basa basi." Ujar Ms.Katy yang menuntun Taeyong untuk duduk di sofa di tengah ruangannya.

"Aku sudah mendengar bagaimana rekam jejakmu di sekolah sebelumnya. Meskipun terkesan buru-buru mengingat kau baru mulai sekolah lagi, tapi aku ingin kau bisa ikut Klub Penelitian ini." Lanjut Ms. Katy yang duduk di samping Taeyong.

Taeyong kurang lebih sudah menduga tawaran ini. Tidak banyak yang perlu ditebak dari motif seorang pembimbing memanggil siswa yang bahkan belum bertemu dengannya. Ia memasang senyumnya dihadapan Ms.Katy.

"Em,. Aku tidak.. terlalu yakin, Miss. Seperti yang anda bilang kalau aku baru saja mulai sekolah, bahkan belum terhitung satu minggu. Dan lagi semua itu hanya masa lalu, aku tidak yakin bisa menjadi seperti itu lagi." Jawab Taeyong, diakhiri tarikan nafas lirih.

Taeyong sedikit kaget ketika Ms.Katy menggapai tangannya, ia tidak siap menatap wajah Ms.Katy karena ia benci mendapat tatapan prihatin ataupun iba padanya.

"Apa maksudmu? Kau adalah murid yang cemerlang di bidang akademik meskipun kau dulu lebih sibuk dengan basketmu. Aku sudah memerhatikanmu sejak kau dikabarkan masuk ke St. Nouvelle. Aku tahu apa yang kau lalui setelah kecelakaanmu. Aku ikut menangis melihat rekaman kau di bombardir pertanyaan saat kau keluar rumah sakit. Tapi itu tidak boleh menghentikanmu untuk terus melangkah, Taeyong. Aku tidak akan membiarkan murid cemerlang sepertimu gagal bersinar hanya karena ketakutan. Aku disini untuk membantumu sebaik yang kubisa. Jangan pernah menganggap dirimu gagal. Ada banyak orang yang berharap kau bisa kembali menjadi dirimu yang dulu." Tutur Ms.Katy dengan suara lantang.

Taeyong terkesiap melihat wajah Ms.Katy yang tidak menunjukkan iba melainkan ia seperti marah padanya. Ia sepertinya menemukan penggemarnya selain Ten. Walaupun ia merasa sedikit tertekan dari ekspektasi dan harapan dari gurunya, namun ia senang melihat seseorang yang memarahi dirinya yang tidak lagi percaya pada dirinya sendiri.

"Terima kasih, Miss. Tapi aku tetap memerlukan waktu untuk memutuskan ini." Taeyong tersenyum tipis memberikan respon pada Ms. Katy.

"Dan lagi kau tidak bermain basket lagi, jadi kau pasti memiliki lebih banyak kesempatan untuk mendalami keilmuan dan melakukan penelitian." Ujar Ms.Katy yang langsung membuat raut wajah Taeyong menggelap.

Taeyong merasa hatinya tertusuk sesuatu saat ia dibilang tidak lagi bermain basket lagi. Kenyataan yang harus ia hadapi ini masih menjadi hal yang terlalu berat baginya. Ia akhirnya memilih berdiri dengan senyuman bisnis dibibirnya.

"Yah, benar juga. Aku akan memikirkan ini dengan serius. Jika tidak ada urusan lagi, saya akan kembali ke kelas sekarang." Setelah mengucapkan itu, Taeyong keluar dari ruangan dan kembali melewati Jaehyun yang melihatnya.

Taeyong keluar dengan tenang, namun langkahnya semakin cepat. Ia menggigit bibirnya kuat, merasakan dadanya terasa terhimpit sesuatu yang begitu berat. Tanpa sadar, ia sudah berada di depan ruangan olahraga laki-laki. Ia masuk dan bersandar di kursi terdekat yang bisa ia jangkau. Kakinya terasa lemas, ia terduduk di lantai dengan nafas terengah-engah.

"..yong-ie" Samar-samar Taeyong mendengar suara yang memanggilnya dari jauh. Ia merasa sangat lelah dan hanya ingin menutup matanya.

"Taeyong!!" Suara kerasa memanggil namanya masuk ke telinga Taeyong yang sudah menutup matanya. Ia tak ingin membuka matanya, meskipun ia merasakan tangan yang menggapai dahinya.

***

Taeyong mengerjapkan matanya beberapa kali sebelum ia membuka matanya. Ia mencoba melihat sekelilingnya yang cukup gelap untuk matanya yang masih setengah terbuka, hingga ia menyadari ada tangan yang sejak tadi mengusap kepalanya. Ia mengangkat kepalanya untuk melihat pemilik tangan tersebut.

Taeyong segera bangun dari posisinya yang ternyata tertidur di lapangan basket, berbantalkan paha Jaehyun dan berselimutkan jas sekolahnya. Tindakannya membangunkan Jaehyun yang ikut tertidur sambil dengan posisi duduk selama menjaga Taeyong.

"Apa kau daritadi disini?" Tanya Taeyong dengan suara sedikit serak.

Jaehyun hanya mengangguk dan menggapai botol minum di sampingnya untuk diberikan pada Taeyong. Taeyong dengan bingung hanya menerima sodoran Jaehyun, sebelum meminumnya.

Jaehyun merenggangkan punggungnya, tindakan ini membuat Taeyong tersedak saat minum karena menyadari ia membuat Jaehyun tidak nyaman karena tadi ia tidur di pahanya.

"Em.. Apa tubuh kakak tidak apa-apa?" Tanya Taeyong lagi dengan ragu-ragu dan memanggil Jaehyun dengan 'kakak' karena merasa tidak enak telah merepotkannya.

Jaehyun terkekeh dengan tingkah Taeyong yang terlihat imut dengan gigi kelincinya menggigit bibir bawahnya. "Aku tidak apa-apa. Justru aku yang harusnya menanyakan itu padamu. Bukan pertama kalinya kau tidak sadarkan diri di hadapanku."

"Maaf, ini karena kondisiku yang.. kurang sehat." Jawab Taeyong sambil menundukkan kepalanya, tak ingin menjelaskan lebih lanjut. Jaehyun menatapnya sejenak kemudian mengusap kepala Taeyong halus tanpa mengatakan apa-apa karena ia merasa perkataannya hanya akan membuat Taeyong semakin diam.

Taeyong membiarkan Jaehyun mengusap kepalanya, ia seakan mengingat usapan yang membuatnya tertidur dengan tenang tadi.

"Ah! Berapa lama aku tertidur? Bagaimana dengan kelasku? Apa sekolah sudah berakhir? Aku harus memberitahu orang tuaku sebelum mereka panik seperti sebelumnya." Taeyong tiba-tiba sadar dengan situasinya.

Jaehyun melihat jam ditangannya, "Kau hanya tertidur sekitar 40 menit, tidak perlu khawatir, aku juga sudah memberitahu Ms.Katy tentang situasimu. Dia yang akan mengurus izin kelasmu nanti." Jelas Jaehyun, ia kemudian berdiri dan merapikan bajunya.

"Apa kau masih membutuhkan jasku?" Pertanyaan Jaehyun, membuat Taeyong memerah dan dengan cepat ikut berdiri dan merapikan jas Jaehyun yang sejak tadi menyelimutinya.

"Maaf... dan terima kasih, kak." Ujar Jaehyun dengan wajah memanas.

"Well, not that I mind it. Tapi jika kau sudah tidak apa-apa. Lebih kita mencari makanan di kantin. Kau masih terlihat pucat. Dirimu yang seperti ini tidak cocok dengan kau yang biasanya menyombongkan diri dan tidak ingin memanggilku kakak." Ujar Jaehyun sambil tersenyum sumringah.

Taeyong membiarkan dirinya ditarik oleh Jaehyun menuju kantin, ia mengikuti dari belakang dengan wajah yang memerah. Ia menundukkan kepalanya begitu mereka keluar dari ruangan olahraga yang gelap. Ia takut Jaehyun menyadari rona di pipinya.


To be Continued..

Jangan Lupa like and Comment nya ya guys..

M || JaeyongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang