Taeyong terbangun dengan mengerjapkan matanya beberapa kali. Ia melihat kakaknya tertidur disamping tempat tidurnya. Kemudian melirik jendelanya yang sudah gelap. Ia mencoba mengingat kejadian sebelum ia tak sadarkan diri dan hal pertama yang diingatnya adalah pin nama di dada bidang itu, Jaehyun.
"Tae?" Taeyong tersentak saat Jhonny memanggilnya. Ia tersenyum melihat kakaknya terbangun.
"Aku lupa kapan terakhir kali melihatmu bangun dengan senyum itu, Tae. Kau selalu membuatku khawatir, tapi melihat senyummu sepertinya ada sesuatu di sekolahmu, kan?" Ujar Jhonny sambil mengecek keadaan adiknya dari tangan hingga ke dahinya.
Taeyong tidak menolak belaian khawatir dari kakaknya. Ia tersenyum membalas ucapan Jhonny.
"Aku mengunjungi lapangan Basket hari ini." Ujar Taeyong sambil berbinar tak sabar untuk bercerita pada kakaknya.
"What? Apa kau sadar dengan keada..."
"Tapi itu menyenangkan. Aku bertemu seseorang yang bermain sangat buruk, tidak ada gerakannya yang sinkron. Aku kesal melihatnya, jadi aku sedikit mengomentarinya. Kau tahu sendiri kebiasaanku, tapi kemudian dia marah-marah sambil menekankan kalau dia senior. Sumpah, dalam hati itu menjengkelkan mengingat kami sedang dalam lapangan dan jelas-jelas aku lebih baik darinya tapi dia malah mengungkit-ungkit umur." Jelas Taeyong panjang lebar setelah memotong perkataan Jhonny.
Jhonny memperhatikan air muka Taeyong yang setidaknya mulai kembali seperti dulu, berisik, itulah istilah paling pas untuk Taeyong selama ini. Entah kenapa ia senang melihat perubahan itu hanya dengan satu hari di sekolah.
Cklek
Suara pintu terbuka membuat Taeyong dan Jhonny menoleh kearah sumber suara. Yang diikuti Mr. Lee dan Mrs. Lee masuk kedalam kamar Taeyong.
"Oh God. Untunglah kau sudah bangun, aku mencemaskanmu sejak tadi." Ujar Mrs. Lee sembari memeluk Taeyong.
"Aku baik-baik saja, Bu"
"Belum satu hari, dan kau sudah ditemukan pingsan. Kau pikir aku akan mengizinkanmu untuk berikutnya?" Tukas Mr. Lee pada Taeyong.
"Dad, I'm Fine. Ini hanya karena aku terlalu bersemangat tadi. Please, Dad. Aku..." Taeyong terlihat ragu untuk melanjutkannya.
"Aku... merindukan lapangan itu." Ucapan Taeyong tidak hanya membuat terkejut Mr. Lee tapi juga Jhonny dan Mrs. Lee.
Mr. Lee menghela nafas melihat ekspresi putra bungsunya.
"Mengertilah, kami mengkhawatirkanmu. Sweetie." Ujar Mr. Lee tak dapat melawan keinginan Taeyong.
"Untuk kali ini, percayalah padaku. Aku sepertinya mulai menemukan cara untuk bangkit." Tukas Taeyong dengan tegas. Mr. Lee dan lainnya tersenyum melihat Taeyong yang mulai menunjukkan semangat di matanya.
"Ehem, Itu satu halnya, dan lainnya kudengar kau bahkan tidak masuk ke kelasmu." Kini Mr. Lee mengucapkannya dengan nada mempertanyakan Taeyong.
Seketika senyum Taeyong hilang, ia menelan ludah menghadap ayahnya. "Ehehe, benarkah? Sepertinya aku tersesat tadi." Elak Taeyong, dengan tatapan memelas pada ayahnya.
"Tidak apa-apa, sekali-sekali membolos itu tidak masalah. Lagipula dia tidak pernah mengecewakan kita." Sahut Jhonny membantu Taeyong mencari alasan.
Malam itu, untuk pertama kalinya setelah kecelakaan tragis itu, Rumah Keluarga Mr. Lee terasa lebih hidup.
---
Begitu sampai di St.Nouvelle, Taeyong di tuntun sampai ke kelasnya karena ia membolos kemarin. Kadang ia merasa seperti anak kecil karena orang tuanya yang protektif itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
M || Jaeyong
Fanfikce🔞🔞🔞🔞 "Hah.. Hah... Mmphh." Mendengar Taeyong mendesah kuat membuat Jaehyun menguatkan dekapannya. Ia tak mengerti kenapa semuanya menjadi seperti ini. Taeyong memegang kepalanya kuat, desahannya berubah menjadi erangan kuat di telinga Jaehyun. "...