6 - Overreacting

16.3K 816 92
                                    

Taeyong baru saja bersiap untuk pergi ke Gedung Olahraga, ia membereskan mejanya sebelum ia merasa Ten menepuk bahunya. Taeyong mendongak melihat Ten yang tatapannya mengarah pada pintu.

Taeyong tersenyum melihat Jaehyun yang berdiri di ambang pintu sambil sesekali tersenyum tipis menjawab sapaan orang-orang yang melewatinya. Ia bergegas menghampiri Jaehyun.

Ujung mata Jaehyun menangkap Taeyong yang berjalan kearahnya. Ia pun mulai mengalihkan pnadangannya semata-mata kearah Taeyong yang datang dengan senyuman di bibirnya, dalam hati Jaehyun sedikit merasa bersalah melihat itu.

"Aku tidak tahu kakak benar-benar akan mendatangiku." Ujar Taeyong yang pertama kali membuka pembicaraannya sesampainya ia di depan Jaehyun, namun Jaehyun hanya menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Hmm, maaf mengecewakanmu tapi kali ini aku datang bukan bermaksud menjemputmu." Jaehyun ragu-ragu dengan ucapannya yang seperti dugaan berhasil menghapus senyuman di bibir Taeyong.

"Em, aku tidak bisa bermain bersamamu sekarang. Aku harus menemui guru untuk persiapan intensif Olimpiade dan Kelompok Penelitianku. Aku ingin menghubungimu tapi tidak tahu caranya, jadi aku hanya terpikir untuk mendatangimu langsung. Maaf, aku tidak tahu kenapa tapi aku benar-benar merasa bersalah padamu." Lanjut Jaehyun, makin lama suaranya makin pelan karena perubahan raut Taeyong yang terlihat jelas.

"Jadi? Kau datang hanya untuk itu? Kalau begitu pergilah." Tukas Taeyong yang tiba-tiba merasa mood nya hancur. Ia sadar sikapnya saat ini sangat kekanakan.

"Hei, aku tahu aku yang memintamu menemaniku tapi malah aku yang tidak bisa datang. Sebagai gantinya apa kau kosong sepulang sekolah?" Tahan Jaehyun untuk mencegah Taeyong pergi begitu saja.

"Ada apa sepulang sekolah?" Balas Taeyong setelah menghela nafas agar mencegah sikap kekanakannya.

"Apa kau mau melihat Klub latihan?" Jawab Jaehyun melihat Taeyong yang sudah tenang.

Taeyong terlihat berpikir, "Maybe." Jawabnya pada Jaehyun masih dengan nada ketus.

Jaehyun tersenyum sambil mengulum bibirnya melihat Taeyong yang ternyata bisa bersikap seperti ini. Ia merasa Taeyong sangat imut sambil mengerucutkan bibirnya mebuatnya tak tahan untuk mengacak rambutnya.

"Kalau begitu, kutunggu kau di lapangan. Ah, satu lagi, kau tidak lupakan? kalau hanya didalam lapangan kau bisa memanggilku tanpa 'kakak'"? Ujar Jaehyun.

Taeyong membulatkan matanya mendengar itu, ia memukul bahu Jaehyun karena begitu perhitungan.

"IIIsshh , sana pergi. I hate you." Tukas Taeyong sedangkan yang diusir hanya cengengesan melihatnya.

"Ck, itu toleransi terakhir. Selanjutnya kau harus dapat hukuman untuk itu." Tegur Jaehyun sambil menggoyangkan jari telunjuknya.

"Oh yeah? Kakak pikir bisa menghukumku?" Taeyong kembali menantang Jaehyun sambil menyilangkan tangannya.

"Yeah, kenapa tidak?" Balas Jaehyun tak mau kalah.

"Awas aja, tunggu saat latihan nanti." Balas Taeyong sambil tersenyum miring. Jaehyun menarik sebelah alisnya memperhatikan senyuman mencurigakan dari Taeyong.

"Oke, berarti sudah dipastikan kau akan datang nanti, kan?" Ucap Jaehyun menangkap perkataan Taeyong. Taeyong memutar bola matanya karena Jaehyun hanya mempedulikan hal itu.

Saat Taeyong akan membalas ucapan Jaehyun, seseorang menghampiri mereka berdua dengan wajah datar.

"Maaf mengganggu konflik cinta kalian, tapi.." Ucapannya terhenti karena respon kedua orang yang dimaksudnya.

"Excuse me!"

"Like hell it is."

Keduanya saling merespon menolak atas tuduhan gadis itu. Tapi yang berkomentar hanya memutar bola matanya karena tidak berniat memperpanjang.

"Whatever, yang jelas Jaehyun kau sudah ditunggu dari tadi oleh Mr. Ken. Dan Lee Taeyong, perkenalkan aku Irene, Ketua Klub Penelitian, aku diminta untuk membawamu menemui Ms. Katy. Guru Pembimbing Klub Penelitian, itupun jika kau sendiri mau." Lanjut Irene pada Jaehyun maupun Taeyong.

"Dia? Taeyong? Dipanggil Ms. Katy? Untuk apa?" Baru saja Taeyong akan membuka suara, Jaehyun lebih dulu bertanya hal sama yang ingin ia tanyakan. Irene mengangkat alisnya melihat Jaehyun yang antusias perihal Taeyong.

"Kenapa kau lebih antusias dibanding Taeyong nya sendiri?" Tanya Irene balik pada Jaehyun. Yang ditanya malah terdiam ia sendiri tak sadar kenapa ia seperti itu.

"Entahlah." Jawab Jaehyun polos. Dan gadis di depannya malah menghela nafas menanggapi Jaehyun.

"Ya sudah sebaiknya kau cepat menemui Mr. Ken sebelum aku yang menyeretmu kesana." Geram Irene yang memang satu kelas dengan Jaehyun.

Jaehyun menjulurkan lidahnya menjawab Irene sambil berbisik sekilas kepada Taeyong sebelum pergi.

"Karena Jaehyun sudah pergi, Taeyong bagaimana? Kau ingin menemui Ms. Katy?" Lanjut Irene mengganggu Taeyong yang focus memperhatikan punggung Jaehyun.

"Ah iya, sebelumnya.. apa kakak bisa menurunkan semua formalitasnya? Ini di sekolah, setidaknya mari lupakan sejenak hierarki keluarga disini." Jawab Taeyong yang merasa aneh mendengar seseorang memanggilnya sopan di sekolah.

Memang Taeyong baru berbicara dengan beberapa orang selama di sekolah, tapi ia merasa lebih menyenangkan saat orang-orang di sekitar dapat melupakan statusnya sejenak. Tentu saja Taeyong tahu keluarga Bae adalah bangsawan tingkat dua dibawah Keluarga Lee, ia bahkan mengenali wajah Irene dari beberapa acara kebangsawanan.

Irene merasa canggung mendengar perkataan Taeyong, ia sudah beberapa kali bertemu Taeyong dalam acara kebangsawanan tapi jika sekarang ia diminta untuk melupakan itu terasa sulit bagi Irene yang terkenal kaku.

"Baiklah, akan saya.. aku coba." Ucap Irene yang masih membiasakan.

TO BE CONTINUED..

Jangan Lupa Vote and Comment yaaa

M || JaeyongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang