10 - Awful

553 32 0
                                    

Taeyong terkekeh melihat Jaehyun menghalangi teman-temannya untuk menjaga jarak dengan dirinya. Ia kemudian menepuk Pundak Jaehyun menarik perhatiannya.

"Mereka sudah tenang, kau juga bisa ikut tenang." Ujar Taeyong, sambil menurunkan tangan Jaehyun yang menghalangi teman-temannya.

"Aku bisa memenuhi permintaan kalian tapi tolong satu per satu, oke?" Taeyong mengalihkan perhatiannya kepada anggota klub lainnya.

Jaehyun akhirnya menghela nafas dan membiarkan teman-temannya yang bisa dengan mudah diatur oleh Taeyong untuk melakukan mini-fanmeet mereka. Selagi menunggu itu, Jaehyun akhirnya memilih untuk mengetik nama Taeyong di mesin pencarian.

Jaehyun di suguhi beberapa foto Taeyong saat masih menjadi penguasa lapangan. Awalnya ia tertarik dengan informasi mengenai Taeyong namun tangannya justru terus menggeser layarnya menunjukkan berbagai foto Taeyong yang bahkan bagi Jaehyun terlihat sexy dengan keringat dan tatapan fokusnya ketika bermain basket.

Makin Jaehyun menggeser layarnya, makin banyak perspektif yang ditunjukkan oleh foto-foto itu. Ia tidak menyangka tubuh Taeyong yang terlihat lebih kecil dibandingkan timnya bisa terlihat lebih mengancam ketika bermain. Jaehyun merasakan jantungnya lupa berdetak beberapa detik melihat foto Taeyong yang tersenyum sumringah dengan piala di tangannya.

'What the hell, he's so cute.' Batin Jaehyun, sambil tangannya yang seakan ingin meremas pipi Taeyong di layar handphoneI-nya. Namun, ia buru-buru melihat sekitar, ia menarik nafas lega karena semuanya masih fokus pada Taeyong dan tidak ada yang melihat reaksinya.

Jaehyun akhirnya menyimpan ponselnya dan memerhatikan Taeyong yang masih sibuk dengan timnya. Ia menyadari senyum Taeyong tidak sampai ke matanya. Ia mengenali senyum itu, senyum bisnis yang biasa dipakai para elite dalam pertemuan atau acara sosial. Sangat berbeda dengan senyuman Taeyong yang ia lihat di foto sebelumnya.

"Sudah, cukup. Kalian sudah mengganggunya cukup lama. Waktunya latihan, bersiaplah." Seru Jaehyun sambil Kembali berdiri di depan Taeyong menghalangi timnya.

"Woah, Jaehyun. Jika aku tak mengenalmu mungkin aku akan mengira kau semacam manager nya Taeyong." Ujar Jhonny. Jaehyun membalasnya dengan tatapan datar, ia tidak bisa menjelaskan bahwa ia khawatir Taeyong terpicu dan pingsan lagi.

"Apa itu artinya Taeyong akan melihat kita latihan?" Cetus Jungwoo. Membuat semua orang menatapnya bergantian dengan Taeyong.

Taeyong merespon dengan senyum kaku, "Apa boleh?" Tanyanya dari belakang Jaehyun.

Tidak ada yang menjawab Taeyong, mereka saling melirik satu sama lain seakan mereka dapat menebak isi pikiran satu sama lain. Jaehyun sendiri sadar apa yang mereka pikirkan.

"We're screwed!!" Batin mereka bersamaan.

Tidak ada yang menyangkal bahwa mereka payah dalam bermain basket. Mereka sadar bahwa selama ini mereka tidak pernah latihan dengan serius. Hal ini dikarenakan memang tidak adanya dukungan dari sekolah ataupun orang lain, yang mereka terima selama ini hanya latihan kilat setiap menjelang turnamen, ikut turnamen untuk memenuhi slot dan pulang dengan cemoohan dari semua orang.

Mengingat hal itu, tidak ada satupun yang antusias dengan kehadiran Taeyong untuk melihat latihan mereka, karena sosok Taeyong juga menjadi idola yang membuat mereka memilih klub basket meskipun ternyata klub ini tidak sesuai harapan.

Taeyong melirik Jaehyun karena merasakan keheningan yang aneh baginya. Jaehyun merasakan tatapan Taeyong dan hanya bisa mengusap lehernya sambil Menyusun kata menjelaskan apa yang mereka pikirkan.

"Em, apa kau yakin ingin melihat kami berlatih? Seperti saat kau melihat aku latihan sendiri, aku sangat payah dalam olahraga ini. Dan jika kau melihat sekitarmu, kami tidak punya instruktur tetap yang memantau latihan dan membimbing kami. Jadi... mungkin apa yang kau lihat tidak akan sesuai ekspektasimu. Terlebih lagi, anak-anak ini mengidolakanmu. Tentu saja mereka tidak ingin menunjukkan sisi buruk ini padamu. " Jelas Jaehyun dengan lembut, ia tidak menyebut komentar Taeyong ketika masuk ruangan tadi, namun hanya menyontohkan dirinya karena ia tidak tahu respon timnya jika mereka mendengarkan langsung komentar Taeyong sebelumnya.

"Ah.." Taeyong mengangguk, kurang lebih paham apa yang dimaksud oleh Jaehyun.

"Lalu kenapa? Aku sudah menebaknya begitu masuk ruangan tadi." Lanjut Taeyong.

Jaehyun mengambil nafas panjang setelah Taeyong secaratidak langsung mengakui bahwa mereka payah di depan semua orang ketika iaberusaha untuk menutupinya.


To be Continued..

Jangan lupa Like and Comment nya ya..


 

M || JaeyongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang