Chapter: 06

105 13 0
                                    

Sudah hampir tiga jam sejak Seungmin jatuh tak sadarkan diri. Sekarang Felix sedang menunggu Seungmin, sementara Jisung kembali untuk merapikan rumahnya yang belum sempat ia rapikan tadi.

Di sepanjang perjalanan Jisung terus berpikir. Dia tidak tau kalau hanahaki yang diderita Seungmin bisa sampai separah itu hanya karena membicarakan Chan. Dan entah mengapa rasanya sesak saat ia melihat kelopak gypsophila yang keluar bersamaan dengan darah saat Seungmin terbatuk tadi. Nafasnya jadi memberat dan dadanya terasa sakit seolah ia bisa tau apa yang Seungmin rasakan.

Ah, entahlah. Mungkin karena dia membayangkan jika kelopak bunga itu keluar dari dalam dirinya juga saat terbatuk, jadi tubuhnya mendapat sugesti untuk merasakan apa yang Seungmin rasakan.

Jisung menghela nafas. Untungnya Seungmin batuk di kamar mandi tadi, jadi dia tidak perlu repot mengambil kain pel untuk membersihkan lantai. Dan untungnya Seungmin memuntahkan sebagian besar darahnya di wastafel, jadi Jisung tidak perlu bekerja terlalu keras untuk membersihkannya. Tidak termasuk kelopak gypsophila yang bertaburan di wastafel.

"Kalau udah separah ini mending operasi aja gak, sih..? Gue kasian juga liatnya kalau begitu.." gumam Jisung.

- Gypsophila -

Jisung telah kembali ke rumah sakit tempat Seungmin dirawat. Pemuda itu telah bangun dari pingsannya dan sedang mengobrol dengan Felix saat Jisung masuk tadi. Dan tentu saja hal yang pertama Seungmin katakan padanya adalah permintaan maaf karena telah merepotkannya.

"Nggak apa-apa, santai aja. Aku tau pasti rasanya sakit juga kalau sampai pingsan begitu," ujar Jisung membalas permintaan maaf Seungmin barusan.

"Uh, tapi tetep aja.."

"Gak apa-apa, Seungmin. Oh iya, soal penyakit kamu ini.. Kamu ada rencana untuk operasi, gak?"

"Sebenernya belum ada sih. Tapi mengingat kejadian barusan kayaknya aku mending operasi aja.."

"Tapi ada kemungkinan kalau kamu bakal lupa sama dia. Kamu nggak apa-apa?"

"Nggak apa-apa.." senyumnya kecil, "aku nggak bisa ngerepotin kalian terus, kan?"

"Iya.. Nanti aku bilang ke dokternya, ya?"

Seungmin mengangguk, "maaf ya udah ngerepotin kalian,"

"Apa sih, santai aja lah," kekehnya, "lagi libur juga kita, jadi nggak sibuk,"

"Bener. Meski kafe aku tetep buka kan masih bisa ditinggal," balas Felix menyetujui.

"Makasih.."

"Iya, Seungmin," balas Jisung, "yaudah sekarang makan, ya?"

"Ih, tadi kan baru makan sebelum ke sini.."

"Ya kan itu tadi. Sekarang beda lagi,"

"Nanti aja ah.. Aku masih kenyang.."

"Biar darah kamu cepet regenerasinya, Seungmin," ujar Felix.

"Aku masih kenyang.."

"Yaudah tapi nanti makan, ya?" ujar Jisung mengalah.

"Iyaa,"

"Dia udah batuk lagi tadi?" tanya Jisung beralih pada Felix.

"Belum sih, kenapa?"

"Gapapa sih, nanya aja. Aku bawa tisu banyak buat persiapan nih," kekehnya mengeluarkan dua kotak tisu dari dalam tas miliknya.

"Astaga.. Emang gak ngerepotin?" tanya Seungmin.

"Nggak kok. Aku emang suka nyetok tisu juga di rumah sih, jadi ada banyak,"

"Tetep aja.."

"Santai aja, sih. Lagian kamu kan tinggal bareng sama aku. Kalau habis nanti gantian kamu yang beli,"

Seungmin mendengus geli, "iya,"

Dia tau Jisung sengaja agar dirinya tidak menolak pemberian Jisung. Makanya dia memberikan solusi seperti itu. Padahal Seungmin tau kalau Jisung pasti akan membeli tisu lagi tanpa sepengetahuannya.

Atau ucapannya soal menyetok tisu itu bohong. Dia mungkin cuma tidak ingin Seungmin merasa terbebani.

-

To Be Continued

[Saturday, June 15 2024]

Gypsophila • Chanmin [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang