Chapter: 13

83 12 0
                                    

Ini sudah yang ketiga kalinya dalam satu hari. Kelopak bunga yang keluar saat Hyunjin terbatuk tentu terasa sangat mengganggu. Dia bahkan melarang Chan untuk datang berkunjung sebab dia tak ingin Chan melihat keadaannya saat ini.

Hyunjin membersihkan darah di mulutnya dengan tangan gemetar. Dia sudah tidak punya cukup kekuatan untuk berdiri, sebab semua tenaganya telah terkuras bersamaan dengan rasa sakit saat ia memuntahkan bunga-bunga itu dari dalam dirinya.

Hyunjin menarik nafas panjang. Mungkin ini adalah balasan untuknya karena masih menjadi kekasih Chan setelah mengetahui fakta bahwa Seungmin menyukai kekasihnya secara sepihak. Namun meski dia tau kalau hal itu tidak benar, Hyunjin tetap tak bisa menghilangkan pikiran tentang dirinya yang telah merebut Chan dari Seungmin. Dan mungkin itu adalah salah satu alasan mengapa Chan sangat mengkhawatirkan Seungmin. Karena dia telah merasa terikat dengannya.

Hyunjin lantas membersihkan sisa-sisa darah yang ada di sela jarinya. Dia menyegerakan diri untuk membersihkan tetesan darah yang ada di lantai agar tidak ada yang mengetahuinya. Dia tidak ingin merepotkan orang lain.

Ting!!

Hyunjin menoleh ke arah ponselnya yang ia letakkan di atas meja ruang tamu. Denting notifikasi itu membuat Hyunjin mengurungkan niatnya untuk berdiam diri di wastafel sejenak. Dia lantas berjalan ke ruang tamu dan mengambil ponselnya.

Ternyata Jisung.

Jisung
|Lo sibuk gak?

Hyunjin dengan cepat mengetikkan jawaban.

Hyunjin
|Nggak
|Kenapa?

Jisung
|Gue ngerasa Seungmin akhir akhir ini makin aneh

Hyunjin mengerutkan keningnya. Tumben seorang Jisung bilang ada orang aneh. Biasanya dia selalu sadar diri kalau tingkahnya itu sudah paling aneh.

Hyunjin
|Aneh kenapa?

Jisung
|Akhir akhir ini dia sering minta tidur bareng gue
|Tapi dia gak langsung tidur
|Ngeliatin gue dulu
|Kalo gue udah nanya "kenapa ngeliatin?"
|Baru dia tidur
|Aneh gak sih?

Hyunjin mendengus geli. Dasar gak peka, pikirnya.

Hyunjin
|Masa lo nggak paham?

Jisung
|Gue paham
|TAPI GUE GAK MAU KEPEDEAN

Hyunjin
|Wkwkwk coba besok lo ajak jalan berdua

Jisung
|Terus?

Hyunjin
|Coba liat besok dia gandeng tangan lo atau nggak

Jisung
|WOI JANGAN
|GUA TAKUT LEMES

Hyunjin
|Loh, gue baru tau lo suka sama dia wkwk

Jisung
|Eh anjir😀

Hyunjin
|Wkwkwk yaudah ajak main aja besok berdua
|Jangan ajak Felix

Jisung
|Iya dah
|Btw kemaren Felix cerita ke gue
|Katanya lo lagi gak sehat

Hyunjin
|Oh wkwk
|Iya
|Tapi gak separah Seungmin

Jisung
|Bagus deh
|Emang dasar Chan anjing

Hyunjin
|WOI WKWKWKWK

Jisung
|SEMUA INI TERJADI GARA GARA CHAN!!!

Hyunjin tertawa. Sebenarnya kalau dipikir, apa yang Jisung katakan itu ada benarnya—meski tidak sepenuhnya. Dan Hyunjin diam-diam menyetujui hal itu.

Hyunjin
|Yaudah lah terserah lo aja wkwk

Jisung
|Y
|Thx sudah membalas chat gue

Hyunjin
|Iya

Jisung
|Gws ya

Hyunjin
|Iya thanks

Jisung hanya membaca pesannya dan Hyunjin tak peduli. Dia lantas mematikan ponselnya dan duduk di sofa. Menyandarkan dirinya sambil berpikir.

Bagaimana kalau Jisung dan Seungmin pacaran? Bukankah itu hal bagus karena cinta Jisung tidak bertepuk sebelah tangan?

Selain itu, Chan mungkin akan tau batasan dalam bersikap pada Seungmin. Jadi dia tak perlu merasakan sakit terlalu lama. Benar, kan?

Benar. Hal itu mungkin akan terjadi seandainya Chan tidak menceritakan soal Seungmin dan Jisung padanya. Karena Hyunjin selalu merasa sesak tiap Chan membicarakan soal Seungmin dengan tatapan yang tulus. Dia tidak ingin Chan tau kalau dia juga mengalami apa yang Seungmin rasakan dulu.

Setidaknya tidak untuk saat ini.

-

To Be Continued

[Saturday, June 22 2024]

Gypsophila • Chanmin [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang