Chapter: 08

105 14 1
                                    

Chan mengerang frustasi. Sudah hampir satu bulan sejak Seungmin menghilang tanpa kabar. Hyunjin yang katanya bertukar nomor dengan Seungmin pun tidak tau apa-apa soal dirinya.

Bukan apa-apa, Chan hanya khawatir kalau sampai Seungmin kenapa-napa. Dia tidak ingin melihat Seungmin kehilangan cahaya kehidupannya untuk yang kedua kalinya. Dan Chan tidak ingin kehilangan temannya yang berharga.

"Masih gak dibales?" tanya Hyunjin yang saat ini sedang menginap di apartemen Chan.

"Nggak.."

"Yaudah kamu tunggu aja. Siapa tau dia emang lagi nggak bisa pegang HP,"

"Tapi udah sebulan.."

"Aku tau, Chan. Tapi kan kita nggak tau dia lagi kenapa di sana. Mungkin Seungmin kemaren pindah pun karena dia mau fokus pengobatan. Kalau di sini kan pasti keganggu sama kita yang sering dateng ke rumahnya,"

Chan menghela nafas, "aku takut dia kenapa-napa,"

"Aku juga, Chan. Tapi kekhawatiran kita pun nggak bikin Seungmin sembuh. Mending kita tunggu kabar dari Seungmin aja, ya?" senyumnya mengusap bahu Chan yang kini mengangguk.

"Yaudah sekarang kamu makan dulu, ya? Kalau kamu sakit nanti kamu malah gak bisa nyari Seungmin,"

"Iya.."

Hyunjin tersenyum. Dia tau kalau Chan khawatir, tapi Hyunjin pun tak bisa menahan rasa sesak di dadanya saat melihat kekhawatiran Chan pada Seungmin. Tak hanya itu, Hyunjin pun makin merasa bersalah karena telah memperparah penyakit Seungmin secara tidak langsung—meski Seungmin sudah melarangnya.

Hyunjin menarik nafas panjang. Jisung kemarin baru mengabari dirinya kalau Seungmin akan melakukan operasi besok, dan Hyunjin hanya bisa berharap agar operasinya berjalan lancar. Dia tidak ingin Seungmin jadi semakin menderita karena dirinya.

"Uhuk-" Hyunjin menutup mulutnya dengan tangan dan lantas menatapnya.

Ah, sial. Ada darah di sana.

Hyunjin berjalan ke wastafel dengan terburu dan mencuci tangannya. Ia juga mengambil segelas air untuk berkumur dan mengeluarkan semua darah yang ada di mulutnya.

"Hyunjin, you okay? Aku denger kamu batuk tadi," tanya Chan berjalan ke dapur.

Hyunjin mematikan keran wastafel, "nggak apa-apa, tadi keselek pas minum,"

"Oh, God.. Aku takut kamu sakit juga.."

"Nggak kok," kekehnya, "yaudah ayo makan," balasnya meletakkan gelas yang ia pegang di wastafel dan membuka lemari penyimpanan Chan.

Hyunjin menahan dirinya untuk tidak terbatuk, karena demi Tuhan, dia tak akan bisa mengelak lagi jika Chan sampai melihatnya. Dan Hyunjin hanya bisa berharap agar rasa ingin memuntahkan sesuatu ini hilang dari tubuhnya.

"Chan, kamu cuma punya ramyeon?"

"Iya.. Aku agak sibuk akhir-akhir ini, jadi gak sempet beli yang lain,"

Hyunjin mengangguk, "yaudah makan ramyeon aja gapapa, kan?"

"Iya,"

Hyunjin mengambil dua bungkus ramyeon dari dalam lemari dan memanaskan air. Kembali menahan rasa ingin memuntahkan sesuatu saat ia sedang membuka bungkusan Ramyeon di tangan. Hyunjin menghentikan pergerakannya sesaat dan lantas meraih gelasnya di wastafel tadi. Tinggalkan bungkusan ramyeon yang sedang ia buka untuk mengambil air dan meminumnya.

"Hey, are you okay?" tanya Chan khawatir.

"I am. Cuma tadi aku mau batuk tapi gak jadi," jawabnya tersenyum.

"You sure you okay?"

"I am, Chan. Akhir-akhir ini aku emang lagi sering batuk, kayaknya kebanyakan makan tanghulu," kekehnya berbohong.

"Oh.. Mau aku buatin air hangat?"

"Nggak usah, abis makan juga paling nanti ilang,"

Chan menghela nafas, "yaudah kamu jangan makan tanghulu dulu, ya?"

Hyunjin mengangguk, "udah sana tunggu di depan aja,"

"Okay.. Call me if you need something.."

"Iyaa,"

Chan lantas kembali ke ruang tengah, sementara Hyunjin menghela nafas lega. Ia kembali meraih bungkusan ramyeon yang sempat ia tinggalkan dan mulai memasaknya. Abaikan perasaan tak enak di dalam tubuhnya dan memilih untuk fokus memasak.

Ada banyak hal yang ia pikirkan saat ini, termasuk tentang kenapa dia mulai memuntahkan darah dari dalam dirinya. Hyunjin bahkan kerap merasa bahwa helaian kelopak bunga akan ikut keluar saat ia terbatuk selanjutnya, dan dia tidak tau kenapa.

Hyunjin tau kalau cintanya berbalas dengan Chan. Dia tau bagaimana bedanya tatapan Chan saat sedang menatap dirinya dan orang lain. Dia juga tau seberapa tulus ucapan Chan tentang mencintai dirinya, jadi Hyunjin tak tau kenapa dia juga terkena penyakit yang sama dengan Seungmin.

Tapi akhir-akhir ini Hyunjin memang merasa agak bersalah pada Seungmin karena secara tidak langsung memperparah penyakitnya. Hyunjin pun kerap merasa cemburu saat Chan mengkhawatirkan Seungmin, dan kadang berpikir kalau Chan sebenarnya menyukai Seungmin, bukan dirinya.

Tapi memangnya rasa tidak percaya bisa membuat seseorang mengidap hanahaki?

-

To Be Continued

angst dikit gpp yh

[Monday, June 17 2024]

Gypsophila • Chanmin [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang