extra file

140 14 4
                                    

tw // violence(?), blood, suicidal thoughts

--------

Tiga bulan berlalu sejak Seungmin dan Jisung resmi berpacaran. Selama itu pula Jisung mendapatkan banyak kejutan dari Seungmin. Mulai dari hadiah-hadiah kecil seperti makanan manis dan buket bunga, hingga makan malam romantis pada salah satu kencan malam Minggu mereka.

Jisung tentu merasa senang akan semua perbuatan Seungmin padanya. Dia bahkan kadang mulai merasa kalau Seungmin benar-benar seorang dominan sejati, jadi Jisung pun tidak tau harus melakukan apa karena dia jadi lebih sering menuruti perkataan Seungmin.

Tapi hari ini Felix datang membawa sebuah kabar buruk. Kabar yang membuat jantung Jisung berdetak dengan cepat. Sebuah kabar yang membuat Seungmin mengeraskan ekspresinya saat Felix mulai bicara.

"Seung.." panggil Jisung khawatir.

Seungmin menoleh, "kenapa?"

"Kamu.. Mau ke mana..?"

Seungmin tersenyum, "aku harus nyelesaiin semua ini,"

"Aku ikut,"

"Nggak,"

"Seungmin, aku gak mau kamu kenapa-napa,"

"Nggak apa-apa, Jisung. Aku nggak bakal kenapa-napa,"

Jisung mengepalkan tangannya diam-diam, "aku ikut,"

"Nggak, Jisung,"

"Seungmin. Aku ikut." ucapnya mutlak.

Seungmin menggigit bibirnya dari dalam, "oke,"

Jisung lantas masuk ke kamarnya sendiri dan mengambil jaketnya dengan cepat. Dia tak akan membiarkan Seungmin pergi sendirian. Tidak untuk urusan yang satu ini. Karena Jisung sangat yakin kalau dengan tubuh sebesar itu, Seungmin lebih dari mampu untuk menghajar seseorang.

"Ayo," ucap Jisung menggandeng tangan Seungmin.

"Iya,"

- Gypsophila -

Genggaman Seungmin pada tangan Jisung menguat. Jisung paham kalau perasaan Seungmin berkecamuk saat ini. Dia tau kalau Seungmin diam-diam merasa marah dan kecewa pada apa yang terjadi. Jisung bahkan tau kalau Seungmin mungkin akan menyalahkan dirinya sendiri akan hal ini.

Dan sekarang mereka berdua telah sampai di depan apartemen Hyunjin. Tangan Seungmin yang hendak menekan interkom ditahan oleh Jisung yang kini menatapnya.

"Kenapa?" tanya Seungmin.

"Kamu mau ngomong apa ke Hyunjin?"

"Aku nggak tau,"

"Terus?"

Seungmin tersenyum kecil, "aku cuma mau liat keadaannya,"

"Oke," balasnya menekan interkom di hadapan.

Setelah menunggu selama beberapa saat, seseorang datang untuk membukakan pintu apartemen Hyunjin.

"Oh, kalian?"

Jisung tersenyum, "iya. Hyunjin ada?" tanyanya pada Yeji—kalau Seungmin tidak salah ingat dia sepupunya Hyunjin.

"Ada kok. Masuk sini," ucapnya mempersilahkan Jisung dan Seungmin masuk.

"Udah sembuh dia?" tanya Jisung.

"Udah enakan sih, udah bisa makan aneh-aneh tuh dia," kekehnya, "oh iya, lo Seungmin, kan?"

"Iya,"

Yeji mengangguk, "Hyunjin cerita banyak tentang lo. Dia juga seneng bisa temenan sama lo, jadi gue harap lo nggak ngerasa bersalah,"

Gypsophila • Chanmin [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang