Chapter: 11

111 12 0
                                    

Hari ini Hyunjin mengajak Chan pergi keluar. Sudah lama sejak mereka terakhir jalan bersama, dan hari ini Hyunjin ingin Chan pergi jalan-jalan keluar untuk menyegarkan pikirannya.

"Lama nggak jalan-jalan ternyata dunia masih sama, ya?" gumam Chan.

"Chan, kita bukan berasal dari zaman megalitikum," balas Hyunjin.

Chan tertawa, "ya.. Siapa tau ada yang berubah,"

'Seungmin yang berubah, Chan,' pikir Hyunjin.

"Chan, kita setiap hari keluar rumah loh buat kerja?" kekehnya.

"Ya.. Kan nggak sambil merhatiin jalan,"

Hyunjin mendengus geli, "iya deh.."

"Hyun.."

"Ya?"

"Menurut kamu.. Seungmin ke mana?"

'Lagi?' pikirnya.

"Nggak tau, Chan. Kalau chat kamu aja gak dibales apa lagi aku," balasnya tersenyum kecil sambil menahan rasa sesak di dada.

"Iya sih," dengusnya geli, "yaudah lah, semoga dia baik-baik aja tanpa kita.."

"Iya, semoga.."

"Oh iya, sebentar lagi kamu ulang tahun. Ada hadiah yang kamu mau?"

"Kok tanya aku?" kekehnya.

"Siapa tau kamu punya keinginan khusus selain hadiah berupa barang,"

"Ada sih," senyumnya, "tapi kayaknya nggak bakal bisa,"

"Emangnya kamu mau apa?"

"Aku mau camping tapi kerjaan kita banyak, Chan,"

"Oh iya," gumamnya, "gimana kalau bangun tenda di dalem apartemen aja?"

"Pake apa?"

"Selimut? Biar kayak anak kecil gitu,"

"Oh, bisa tuh," kekehnya, "terus tidurnya di bawah,"

"Iya. Kamu mau?"

"Mau,"

"Tapi cuma dari pulang kerja gapapa?"

"Kita mulai sehari sebelumnya aja," sarannya.

"Oh, great. Jadi sehari sebelum kamu ulang tahun kita siapin tenda dan keperluannya. Terus kita tidur di sana sampai besoknya. Begitu, kan?"

"Iya!" jawabnya bersemangat.

Chan tersenyum kecil. Dia lantas mengusak kepala Hyunjin gemas dan merangkulnya. Mengajak sang kekasih untuk kembali berjalan sambil melihat-lihat hingga..

"Hyun.."

"Kenapa?"

"Itu.. Aku gak salah liat, kan..?"

"Hah? Apaan?"

Chan menunjuk ke suatu arah dengan jemarinya, "itu Seungmin, kan?"

Hyunjin menoleh ke arah yang Chan tunjuk, "iya.. Kok bisa sama Felix sama Jisung..?" tanyanya berpura-pura.

"Mau nyamperin?"

"Ayo.."

Hyunjin bisa rasakan remasan pelan di bahunya. Dia tau Chan sedang merasa gugup saat ini, makanya Hyunjin memutuskan untuk menurunkan tangan Chan dari bahunya dan menggenggamnya. Mencoba untuk menenangkan sang kekasih lewat elusan yang ia berikan lewat ibu jarinya.

"Are you afraid?" tanya Hyunjin.

"I am.."

"Kenapa?"

"Gak tau, aku cuma.. Takut.. Aku gak siap ketemu dia.. Aku takut dia masih sakit.."

"Tapi gimana kalau dia udah sembuh? Dia nggak mungkin jalan-jalan kalau belum sembuh, kan?"

"Iya.."

Hyunjin kembali mengelus punggung tangan Chan, "nggak apa-apa, ayo,"

Keduanya berjalan mendekati Seungmin, Felix, dan Jisung sambil bergandengan tangan. Hyunjin yang memang sudah mengetahui soal operasi Seungmin hanya bisa berharap-harap cemas agar dia tidak mengacaukan skenario yang telah mereka susun sebelumnya.

Chan menoleh ke arah Hyunjin. Dia tiba-tiba merasa ragu untuk menyapa temannya itu.

"Go ahead," ujar Hyunjin.

"Seungmin..?" panggil Chan.

Seungmin—yang merasa dipanggil menoleh, "ya..?"

"Kamu.. Seungmin, kan? Kim Seungmin..?"

"Iya. Kamu siapa?" tanya Seungmin balik.

Deg..

Dada Chan terasa sakit. Entah kenapa pertanyaan singkat itu bisa membuat dirinya lemas luar biasa. Hyunjin yang memang sudah mempersiapkan diri hanya membantu Chan untuk menopang dirinya sendiri.

"Aku.. Aku Chan.." ujarnya pelan.

"Oh, Chan! Berarti kamu Hyunjin, ya?" tanyanya.

Hyunjin tersenyum, "iya,"

Seungmin mengangguk, "ah iya, maaf kalau aku lupa sama kalian, soalnya kemaren aku habis kecelakaan.." ujarnya.

"Eh? Kecelakaan?" tanya Hyunjin berpura-pura.

"Iya. Habis dioperasi kemaren dia lupa banyak hal. Termasuk soal kehidupannya sebelumnya. Dia cuma inget kalau namanya Seungmin dan dia baru aja pindah rumah," balas Felix.

"Kok kalian nggak bilang ke aku?"

"Aku yang minta dirahasiain, hehe.. Takut kalian malah khawatir.. Terus ikutan sakit.." jawab Seungmin.

"Oh, God.. Aku kira.." ujar Chan pelan.

"Kenapa?" tanya Jisung.

"Seungmin dulu punya hanahaki. Aku takut kalau apa yang aku pikirin itu beneran kejadian.."

Hyunjin menggigit bibirnya dari dalam. Mencoba untuk menahan rasa sesak yang memaksa ingin keluar.

"Nggak kok, Chan," kekeh Jisung, "Seungmin pernah ngasih tau siapa orangnya ke aku, dan orang itu bukan kamu. Tenang aja," ujarnya tersenyum.

"Thank, God.."

Felix melirik Hyunjin. Dia merasa ada sesuatu yang terjadi pada Hyunjin, sebab temannya itu terlihat seperti sedang menahan dirinya untuk tidak melakukan sesuatu.

"Hyun, temenin gue beli minum, yuk," ujarnya.

Hyunjin menoleh dan mengangguk. Dia lantas melepas genggaman tangannya dengan Chan dan beranjak bersama Felix ke arah minimarket yang tak jauh dari tempat mereka mengobrol saat ini.

"Lo kenapa?" tanya Felix.

"Gak tau, dada gue sesek,"

"Sejak kapan?"

"Sejak.. Mungkin satu bulan setelah Seungmin pindah,"

Felix mengerutkan keningnya, "lo sama Chan baik-baik aja, kan?"

"I thought that also," balasnya, "tapi emang gak kenapa-napa,"

"Jadi.. Bunga apa?"

Hyunjin menarik nafas panjang, "sama kayak Seungmin,"

-

To Be Continued

[Thursday, June 20 2024]

Gypsophila • Chanmin [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang