Chapter: 05

117 12 0
                                    

Seungmin telah merencanakan pelariannya dengan matang sejak kemarin. Dia bahkan sudah memikirkan semua kemungkinan yang ada dan mempersiapkan jawaban untuk Chan seandainya pemuda itu bertanya-tanya. Dia sudah mempersiapkan semuanya dengan matang.

Dan hari ini adalah hari di mana Seungmin akan pindah ke tempat tinggal Jisung dan menetap bersama. Sesuai dugaan, atasan Seungmin memperbolehkan dirinya untuk pindah ke kantor cabang lain dan bahkan membantu urusan administrasinya. Dan Seungmin bersyukur karena dia dikelilingi oleh orang-orang baik.

Biasanya kalau mau mati memang begitu, kan?

"Beres-beresnya nanti aja. Sekarang makan dulu," ujar Jisung pada Seungmin yang baru akan memindahkan pakaiannya dari dalam koper.

"Keburu males, Jisung,"

"Gak, nanti aja. Biar kalau batuk darah lagi nggak pusing karena kekurangan darah,"

Seungmin tersenyum kecil, "yaudah,"

"Tapi aku gak bisa masak, sih.. Kamu biasanya makan apa?"

"Aku kalau lagi senggang masak sih kadang. Kalau males aku mesen ayam,"

"Yaudah lah pesen aja. Aku males nyuci pancinya,"

"Yaudah aku aja yang nyuci,"

"Gak bisa gitu. Kalau kamu masak, aku yang nyuci. Begitu juga sebaliknya. Masalahnya aku gak bisa masak dan males nyuci, jadi mending kita pesen aja,"

"Apa sih," Seungmin tertawa, "yaudah pilih aja kamu mau pesen apa. Aku ngikut,"

"Pesen apa enaknya?"

"Loh, terserah kamu, dong?"

"Aku bingung. Yang matengnya cepet apa, ya?"

"Ayam goreng, burger, tteokbokki, pizza, odeng, kimbap, tergantung tokonya stok berapa banyak," kekehnya.

"Iya juga.."

"Yaudah kamu pilih aja. Aku beres-beres dulu,"

"Ih, nanti aja!"

"Sekarang. Kan kamu baru mau mesen,"

Jisung mendengus, "yaudah, tapi jangan capek-capek,"

"Iya, Jisung,"

- Gypsophila -

Seungmin selesai membereskan pakaiannya tiga puluh menit kemudian, bertepatan dengan sampainya makanan yang dipesan oleh Jisung. Dan Seungmin tentu harus menghentikan kegiatannya sebelum Jisung menyeretnya secara paksa untuk makan.

"Jisung, aku boleh tanya?" ujar Seungmin sambil duduk di sebelah Jisung.

"Boleh,"

"Kamu sama Felix bukan saudara, kan?"

"Orang nanyainnya mah saudara, kamu malah bukan saudara,"

"Soalnya marga kalian beda. Felix juga namanya kayak orang Korea campuran,"

Jisung mengangguk, "iya, bener, kita bukan saudara. Tapi mungkin karena sering bareng jadi mirip. Ulang tahun kita juga beda satu hari doang sih,"

"Wah, keren. Tanggal berapa?"

"Aku 14 September, Felix 15 September,"

"Ih, kita sama-sama Virgo ternyata,"

"Kamu tanggal berapa emang?" tanya Jisung penasaran.

"Satu minggu setelah Felix. Tanggal 22 September,"

"Keren! Kita kalau bikin boyband namanya nanti The Virgos,"

Seungmin tertawa, "boleh tuh,"

"Oh iya. Kamu kalau libur biasanya ngapain?"

"Karena aku WFH jadi kegiatannya gak beda jauh, sih. Paling ya bersihin darah sama kelopak bunga aja. Apa lagi kalau ada Chan.. Shit.." Seungmin menutup mulutnya dengan tangan dan berlari kecil ke kamar mandi.

Jisung yang melihatnya lantas bangkit dan mengambil sekotak tisu yang ada di meja. Membawanya ke kamar mandi mengikuti Seungmin.

"Hey.. You okay?" tanya Jisung berhati-hati.

"I am. Sorry ya, aku nggak tau kalau nyebut nama dia aja bisa bikin begini. Mungkin karena aku mikirin dia- uhuk.."

Jisung berjalan mendekat dan mengusap punggung Seungmin. Mencoba untuk menenangkan yang lebih muda beberapa hari itu dan memberikan beberapa lembar tisu untuk mengelap darah yang tersisa.

"Thanks.."

"Nggak apa-apa. Tapi maaf, kayaknya kamu bakal begini selama beberapa hari ke depan, karena aku perlu tau apa aja yang trigger penyakit kamu dan sedalam apa perasaan kamu sama Chan,"

Seungmin terbatuk kecil, "nggak apa-apa, kayaknya emang makin parah akhir-akhir ini.."

Jisung mengangguk, "yaudah kita selesaiin dulu makannya baru bahas soal ini, ya?"

"Iya,"

- Gypsophila -

Seungmin dan Jisung telah menyelesaikan acara makan siang mereka. Sekarang Seungmin tengah berdiri di depan wastafel, sementara Jisung sendiri mendudukkan dirinya di toilet duduk yang tertutup.

Sengaja, soalnya takut Seungmin batuk darah lagi.

"Kamu mungkin udah denger dari Hyunjin kalau aku udah punya penyakit ini sejak setengah tahun yang lalu. Dan penyakit ini masih dalam tahap normal, yang artinya perasaan aku buat Chan belum terlalu besar. Tapi penyakitku makin parah waktu tau kalau Chan punya pacar— tolong jangan bilang ke Hyunjin," ujarnya sebelum kembali terbatuk yang diangguki oleh Jisung.

"Dan sejak saat itu kelopak baby's breath mulai keluar dari paru-paruku. Bunga baby's breath ini adalah bunga yang pernah Chan kasih ke aku, dan ini adalah salah satu alasan kenapa aku bisa suka sama Chan-" Seungmin menghentikan ucapannya saat rasa sakit menyerang dadanya.

"You okay?" tanya Jisung khawatir.

"Gak apa-apa, sakit dikit- uhuk.." Seungmin memuntahkan darah dan beberapa kelopak gypsophila dari dalam tubuhnya.

"No, you're not okay.."

"I'm fine, Jisung. Ini gak separah waktu ada Chan.."

Jisung menghela nafas, "oke, aku percaya,"

Seungmin tersenyum kecil, "thanks. Nah, terus yaudah.. Perasaanku buat Chan.. Makin besar. Aku- aku gak bisa nahan perasaanku.. Padahal- uhuk- aku tau kalau dia udah punya pacar.. Tapi perasaanku justru makin- makin besar buat dia.."

Jisung menatap Seungmin khawatir. Wajah Seungmin mulai pucat dan laki-laki itu kini bertumpu ke wastafel sambil menundukkan kepalanya. Buat Jisung putuskan untuk berjalan mendekat dan membantunya.

"Thanks.."

Jisung mengangguk kecil, "ceritanya udah, ya..?"

"No, Jisung. Masih ada lagi.."

"Disingkat aja, ya? Aku takut kamu kenapa-napa,"

Seungmin terkekeh, "iya," balasnya pelan, "tadinya aku pikir nggak masalah selama aku nggak berhubungan langsung sama dia. Tapi ternyata cuma mikirin dia pun dadaku sakit. Rasanya sesak karena bunga ini tumbuh di paru-paruku.. Makanya sekarang.. Aku.. Ngejauh.. Dari Chan.."

Bruk..

"Shit," gumam Jisung begitu tubuh Seungmin jatuh terkulai begitu saja.

Jisung kemudian memperbaiki posisi Seungmin dan mengangkat tubuhnya. Membawa laki-laki itu ke luar kamar mandi dan membaringkannya di atas kasur. Mendial nomor Felix dengan panik dan tergesa. Dia takut sesuatu terjadi pada Seungmin.

"Felix- halo.. Bisa bantu aku bawa Seungmin ke rumah sakit?"

-

To Be Continued

[Friday, June 14 2024]

Gypsophila • Chanmin [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang