14

406 62 12
                                    

14

setelah pergi makan malam dengan keluarga sehun tidak ada apapun yang terjadi setelahnya. sehun masih sibuk dengan pekerjaannya begitu pula dengan jongin. jongin masih menikmati pekerjaannya dan menjalani rutinitas hariannya dengan lebih bersemangat. ibunya sudah membaik dan semakin hari semakin sehat saja membuat kebahagiaan yang jongin rasakan semakin sempurna.

yang aneh adalah hari ini tiba-tiba saja jongin memiliki seorang tamu yang menunggunya di lobi kantor dimana dirinya bekerja. jika itu sehun dia jelas akan menghubungi jongin, dan tidak setelah jam makan siang seperti saat ini. jongin segera turun dan berjalan menuju ke lobi yang ternyata sudah cukup ramai entah karena apa. jongin bergegas berjalan menuju ke resepsionis dan menanyakan dimana tamu yang mencarinya tapi ternyata tamu itulah yang menimbulkan keributan di lobi saat ini.

jongin melihat pria yang tidak asing tapi juga tidak begitu jongin kenal dengan baik. keduanya baru satu kali bertemu dan jongin tidak tahu apa yang dia inginkan hingga jauh-jauh datang menemui jongin dengan senyuman ramah yang dia tunjukkan pada orang-orang yang mengerubunginya. jongin hanya bisa berdiri terpaku tidak tahu apa yang harus dia lakukan hingga tiba-tiba pria itu menoleh dan melambaikan tangannya pada jongin lengkap dengan senyuman ramah yang jongin tahu jika itu hanya sebuah kepalsuan saja jadi jongin putuskan untuk tersenyum juga.

"adik ipar" ucap pria itu ramah, super ramah hingga jongin benar-benar merasa keheranan.

jongin langsung merasa tidak nyaman karena pria itu memanggilnya dengan sebutan adik ipar yang membuat jongin langsung menjadi pusat perhatian dari semua orang yang ada di sana. memang siapa yang tidak tahu tentang ceo perusahaan keluarga oh yang sering wara-wiri di televisi karena prestasi dan sikap baiknya? tentu semuanya langsung mengenalinya berbeda dengan saat sehun datang kemari. tidak ada yang mengetahui siapa sehun dan semua orang tidak peduli padanya sangat berbeda dengan saat ini.

jongin hanya bisa tersenyum saat kakak tiri sehun itu berjalan mendekat kearah jongin dengan senyumannya yang dibuat-buat, ingatkan jongin mendapat tanggapan sinis kemarin saat keduanya bertemu jadi jongin langsung tahu jika kakak iparnya ini jelas sedang sok ramah saja.

"ayo kita makan siang, ada yang ingin aku bicarakan. bisakah?" tanya kakak ipar jongin masih dengan senyumannya yang ramah.

"aku sudah makan siang kakak ipar jadi tidak bisa makan siang lagi. bagaimana jika kita keluar dan dengarkan apa yang ingin kakak ipar katakan?" jawab jongin dengan nada super ramah

"baiklah kalau begitu. kita keluar dan bicara" 

kakak ipar jongin langsung berjalan keluar dari lobi menuju ketaman samping dan jongin hanya bisa mengikutinya saja. jongin cukup penasaran dengan apa yang akan kakak iparnya ini katakan padanya. jongin bukan benar-benar salah satu oh dan tidak berharap untuk itu hanya karena pernikahannya dengan sehun. keduanya sampai di sudut taman yang cukup sepi untuk bicara. keduanya duduk berdampingan di sebuah kursi panjang yang ada di sana.

"jongin, bagaimana jika kamu bercerai saja dengan sehun?" tanya kakak ipar jongin dengan nada super tenang yang membuat jongin benar-benar kaget dan langsung memastikan apa yang di dengarnya adalah sebuah kenyataan atau jongin hanya sedang salah dengar saja. tapi begitu jongin melihat kedua mata kakak iparnya yang menatapnya jelas itu menunjukkan keseriusan disana yang membuat jongin langsung mengerutkan dahinya dalam.

"apa maksud kakak ipar sebenarnya? jika ini adalah sebuah lelucon ini benar-benar tidak lucu" ucap jongin berusaha untuk tetap tenang.

"jongin, kamu tahu jika sehun akan menuruti apapun yang ibu katakan, dan jika ibu berkata padanya untuk bercerai denganmu maka sehun akan melakukannya"

"kenapa sangat yakin dengan itu?"

"sehun terlalu naif tentang keluarga. dan ibu selalu bisa membuat sehun melakukan apapun yang ibu inginkan jadi sebelum terluka akan lebih baik jika kamu meninggalkan sehun terlebih dahulu kan?"

seketika setelah mendengar ucapan kakak iparnya ini jongin kembali mengingat apa yang sehun katakan tentang masalalunya. saat ini sehun mengetahui jika dia dimanfaatkan tidak seperti dulu disaat sehun masih kecil dan masih berharap adanya keluarga yang benar-benar sebuah keluarga yang mungkin bisa dia dapatkan dari kakak tiri juga ibu tirinya.

"kenapa sangat yakin jika sehun kali ini juga akan menuruti apa yang ibu kalian inginkan?"

"karena sehun masih saja mengikuti apapun yang ibu kami inginkan. contohnya menikah denganmu, sehun melakukannya juga karena itu yang ibu inginkan dan tidak aku inginkan"

"kami menikah memang hanya karena kedua keluarga menginginkannya, tapi bukan berarti pernikahan ini bisa di buang begitu saja"

"ah kamu sudah mencintai sehun?" ucap kakak iparnya dengan tawa yang meremehkan yang membuat jongin semakin tidak nyaman. "sehun bukan seseorang yang pantas untuk dicintai. dia tidak bisa mencintai orang lain. jika kamu mencintainya dia tidak akan mencintaimu juga. hanya karena sikapnya yang terlihat baik dia belum tentu benar-benar baik. aku lebih mengenal sehun dibandingkan kamu jongin, kami tumbuh bersama jadi aku tahu apa yang ada di dalam kepalanya"

"jangan terluka karena kebaikan semu yang sehun tawarkan padamu jongin. dia tidak akan mencintaimu, dia hanya memanfaatkan status kalian. menikah hanya satu dari banyaknya hal yang harus kami lakukan agar tetap menjaga apa yang ada di dalam tradisi keluarga, perjodohan kalian termasuk dalam tradisi itu. jadi lebih baik tinggalkan sehun sebelum kamu semakin mencintainya dan terluka kemudian" tambah kakak iparnya dengan nada santai sebelum bangkit dari duduknya dan berjalan meninggalkan jongin yang terdiam, berusaha mencerna semuanya. tapi kemudian jongin bangkit dari duduknya dan menarik nafasnya dalam.

"jika menikah adalah sebuah tradisi keluarga maka bercerai adalah aib yang harus keluarga tanggung. jadi lebih baik tetap menikah meski itu hanya pura-pura dari pada bercerai dan membuat seluruh keluarga malu pada akhirnya. terima kasih atas nasihatnya kakak ipar tapi mencintai tidak bisa kita atur sesuka hati dan aku menikmati setiap hal baik yang sehun lakukan untukku. terlepas dari apapun niat sehun aku tidak keberatan dengan itu. sampaikan salamku pada ayah dan juga ibu, selamat siang kakak ipar" jongin membungkuk sebelum berjalan dengan cepat kembali memasuki gedung kantornya.

jongin menggenggam kedua tangannya dengan erat entah karena apa, entah jongin merasa malu karena perasaannya dapat dibaca dengan gamblang atau merasa marah karena apa yang kakak iparnya katakan tentang sehun, atau jongin ketakutan jika sehun akan melakukan apapun yang ibu tirinya katakan meski itu termasuk menceraikan jongin dan meninggalkan pernikahan mereka yang masih sangat muda. masihkah sehun mempercayai ibu tiri dan kakak tirinya dan akan menuruti apapun yang mereka katakan?

jongin menghela nafasnya dalam berusaha menenangkan dirinya dan juga pikiran kusut yang tiba-tiba hadir karena ucapan kakak iparnya yang membuat jongin benar-benar merasa serba salah. pada akhirnya jongin memutuskan untuk mengirimi sehun pesan tentang kedatangan kakak tirinya barusan saat jongin dalam perjalanan menuju ke kubikelnya.

yang awalnya jongin ingin menenangkan dirinya di kubikelnya kini tidak bisa jongin lakukan karena banyak orang berkerumun di sekitar mejanya, beberapa bahkan orang yang cukup penting di kantornya yang membuat jongin menghela nafasnya panjang. kakak iparnya benar-benar kurang ajar.

tbc

yuhuuuuu I'm back gengs!!! tapi di book ini, kesian kan ya kalo kagak di up ehehehe

oh btw gengs kenapa ya sekarang hp owe buat buka akun yang satunya susah kalik. kira-kira kenapa ya? padahal buat buka aplikasi yang lain oke-oke aja tuh, cuma wp aja kok lamaaaaaaa bgt lho ish bikin erosi.

OUR WEIRD MARRIAGETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang