2
menikah dengan seseorang dengan kasta tinggi tidak ada di dalam pikiran jongin sama sekali. jongin tidak pernah membayangkan dirinya akan menikahi seseorang dari keluarga oh, keluarga pebisnis turun temurun yang sukses dalam segala bidang bisnis yang mereka jalani. keluarga kaya raya yang diperhitungkan sebagai salah satu dari 3 keluarga terkaya di negara ini. membayangkan akan bertemu dengan salah seorang dari keluarga oh saja tidak pernah terbayangkan apalagi menikah dengan salah seorang diantaranya.
pernikahan yang tidak pernah jongin rencanakan kini sudah ada di depan mata. jongin hanya sekali bertemu dengan keluarga calon suaminya, berbincang di sebuah cafe dan setelahnya persiapan pernikahan terjadi begitu saja. jongin tidak melakukan apapun kecuali melakukan fiting baju untuk baju pernikahannya. persiapan yang lain disiapkan oleh kedua keluarga.
uang yang ayahnya janjikan sudah dikirim beberapa hari sebelum hari pernikahan dan jongin langsung menghabiskan uang itu untuk biaya operasi dan perawatan pasca operasi yang akan ibunya jalani. operasi sang ibu terlaksana sehari sebelum pernikahan. jika orang-orang lain akan merawat dirinya di satu hari sebelum pernikahan maka jongin harus ada dirumah sakit menemani sang ibu hingga operasi selesai dan menjaga sang ibu setelah operasi berlangsung hingga mau tidak mau jongin harus pergi ke gedung dimana upacara pernikahannya akan dilaksanakan.
jongin memakai jas putih yang begitu cantik dan pas di tubuhnya, toko baju yang menjadi langganan orang kaya memang tidak perlu diragukan lagi. jongin berdiri dengan tenang menggenggam buket bunga lili putih yang dirangkai dengan sangat cantik. sangat sayang sebenarnya, bunga ini terlalu cantik untuk sebuah pernikahan palsu yang akan jongin lakukan. jongin terlalu fokus memperhatikan bunga lili itu hingga tidak sadar jika sudah ada seseorang yang menghampirinya dan membuat jongin akhirnya menoleh.
didepannya kini berdiri dengan angkuh istri kedua ayahnya, wanita yang sangat cantik, benar-benar cantik meski sekarang usianya jelas tidak lagi muda. wanita itu memandang jongin dengan pandangan meremehkan yang terlihat dengan jelas dan membuat jongin benar-benar merasa terganggu.
"aku dengar kamu meminta sejumlah uang pada suamiku untuk pernikahan ini. aku tidak menyangka jika kamu benar-benar sangat mirip dengan ibumu. kalian berdua benar-benar tidak tahu malu. jika dulu ibumu mau saja menikahi seorang pria yang bahkan tidak mencintainya demi uang kini anaknya melakukan hal yang sama. menikahi seseorang demi uang. jangan harap suamiku akan berjalan disampingmu hari ini. dia tidak akan mengantarkanmu sampai kealtar pernikahan atau kemanapun karena dia bahkan tidak merasa memiliki anak sepertimu. anaknya hanya satu, putri kami berdua. tidak denganmu" ucap wanita itu dengan cukup keras hingga jongin yakin dirinya tidak salah mendengarkan kata per kata yang wanita itu ucapkan.
"selamat mencoba untuk bahagia. kamu tahu kenapa putri kami menolak menikah dengan pria ini meski dia dari keluarga oh yang terhormat? dia pembuat masalah yang handal, pria brengsek dan pecundang yang sangat cocok denganmu. kalian berdua sama-sama merepotkan dan harus disingkirkan sejauh mungkin" lanjut wanita cantik itu yang membuat jongin akhirnya menghela nafasnya panjang.
"terima kasih karena nyonya kim sangat mengkhawatirkan kehidupanku selanjutnya tapi sebaiknya anda mengkhawatirkan hal yang lain saja karena aku yakin aku akan baik-baik saja. aku memang memanfaatkan kalian tapi jangan pernah lupakan juga jika kalian juga memanfaatkan aku dengan sepenuh hati kalian" ucap jongin dengan tenang sebelum tersenyum manis setelahnya.
"benar-benar sangat mirip dengan ibumu. sama-sama bermuka dua dan brengsek" kata nyonya kim sebelum pergi begitu saja dengan wajah kesal.
jongin kembali memperhatikan bunga lili putih yang ada di tangannya. satu-satunya hal yang menurut jongin paling cantik dan paling terlihat tidak penuh dengan kepura-puraan. senyuman manis yang jongin tunjukkan pada nyonya kim luntur seketika dan berubah menjadi helaan nafas panjang yang entah sudah berapa kali jongin lakukan pagi hari ini. jongin bahkan tidak peduli dengan pepatah yang bilang jika satu helaan nafas bisa membawa pergi satu kebahagiaan yang kita miliki. hingga tanpa jongin sadari seorang pria yang sedikit lebih tinggi darinya berdiri disampingnya.