13
"ibu ku yang sangat aku sayangi meninggal saat itu. aku ditinggalkan hanya dengan ayahku saja" satu kalimat sehun sukses membuat jongin benar-benar terkejut. jongin bahkan langsun menoleh dan melihat kearah sehun
"saat itu aku baru berusia tujuh tahun saat ayah bilang jika ibu meninggal. entah aku terlalu kecil untuk mengerti atau aku terlalu bodoh tapi saat itu aku hanya bisa terdiam tidak keluar dari kamar bahkan hingga satu minggu berlalu dari hari kematian ibu kandungku. aku selalu terlihat sibuk dengan tumpukkan buku-buku hingga bertahun-tahun kemudian dan aku baru mengerti arti meninggal yang sesungguhnya. tapi sepertinya aku terlanjur menikmati keseharianku hingga tanpa sadar aku mengabaikan semuanya termasuk ayah yang ternyata merasa kesepian juga saat ibu meninggal"
"dengan alasan aku yang masih membutuhkan sosok ibu akhirnya ayah menikah kembali dengan ibu tiriku yang tadi kamu temui dan secara instan aku memiliki kakak laki-laki yang tadi juga kamu temui. awalnya aku merasa sangat bahagia dan kami rukun, bermain bersama juga tumbuh bersama tapi ketika semakin hari kami semakin dewasa tiba-tiba ada tembok yang tidak kasat mata yang tiba-tiba memisahkan kami. entah apa yang terjadi sebenarnya karena aku merasa aku tidak pernah melakukan apapun yang membuat orang lain merasa terluka aku hanya ingin jadi putra terbaik ayah"
"tapi aku sangat terkejut ketika ibu marah karena ayah lebih mementingkan aku dan bilang aku selalu dapat apapun yang seharusnya kakak dapatkan, dan mulai saat itu aku melakukan semua hal hingga ayah marah dan muak padaku hanya untuk membuat ibu bahagia dan kakak akhirnya bisa mendapatkan semua yang dia inginkan bahkan jabatannya sebagai ceo perusahaan keluarga kami akhirnya dia dapatkan juga hingga hari ini. jadi ucapan yang kamu dengar di hari pernikahan kita itu benar-benar aku"
"aku pecundang keluarga oh, aku si brengsek keluarga oh, aku yang selalu terlihat bermain-main kapanpun dan dimanapun, itu benar-benar aku. aku memang melakukan semua itu agar ibu bahagia dan kakak dapatkan apapun yang dia inginkan. dan semuanya berjalan sesuai keinginan ibu. keadaan berbalik dan ayah membenciku menganggapku tidak mampu, tidak berguna dan hanya tahu bermain saja menghabiskan uang-uang yang sebenarnya milikku sendiri"
"tapi kenapa sehun? kenapa melakukan itu? kenapa pura-pura menjadi orang lain yang bahkan bukan kamu?" tanya jongin dengan nada yang tidak terima dengan pemikiran yang sehun lakukan.
"mungkin saat itu aku sangat polos, aku ingin ibu menyukaiku seperti ibu menyukai kakakku. tapi sepertinya aku melupakan jika aku bukan putra kandungnya. jika aku mengingat itu aku inginnya mengumpati kebodohanku saat itu. tidak akan ada air yang sekental darah"
"lalu kenapa setelah semua yang kamu lakukan ibu tiri dan juga kakakmu masih saja tidak menyukaimu?"
"karena kakak tidak bisa menjadi seperti aku. kakak bukan seseorang yang sepertiku. dipaksa seperti apapun dia tidak memiliki darah oh di tubuhnya dan itu membuat semuanya tidak berjalan dengan lancar"
"apa maksudmu?"
"perusahaan keluarga oh di besarkan dan dijalankan oleh keluarga oh dan juga semua keturunannya secara turun temurun. ayah mendapatkan perusahaan itu dari kakek dan kakek mendapatkannya dari kakek buyut, tapi ibu ingin perusahaan itu menjadi milik kakakku yang bahkan tidak memiliki darah oh sama sekali. ibu ingin aku hancur dan menjadikan ayah tidak punya pilihan apapun selain menjadikan kakak sebagai penerusnya. jika sampai disini maka semuanya jadi masuk akal kan. ibu ingin aku hancur ibu ingin menghancurkan reputasiku dan membuatku dicoret dari salah satu calon pewaris perusahaan keluargaku sendiri"
"tapi sayangnya sebelum itu semua terjadi dengan sangat mulus aku menyadari semuanya dan memutuskan untuk keluar dari rumah ini, belajar keluar negeri dan membangung apa yang ingin aku miliki tanpa nama besar keluarga ini dan ternyata semuanya berjalan dengan sangat mulus. aku mendapatkan koneksi dari berbagai tempat, menemukan orang-orang hebat yang akhirnya bekerja bersamaku dan bisnisku berjalan dengan sempurna hanya dalam hitungan beberapa tahun saja. untuk menghindari ibu aku bahkan tidak mencantumkan namaku didalam daftar pemilik perusahaan dan berusaha untuk tetap terlihat biasa saja setelah aku pulang dari belajar"
"sangat klise dan menyakitkan" ucap jongin sambil duduk disamping sehun dan menggenggam tangan sehun erat. "tapi disetiap cerita akan selalu ada bagian yang membuat bahagia kan? jadi sehun setelah ini biarkan yang ada di masa lalu berlalu dan hanya cukup jalani hari ini saja"
"begitu?" tanya sehun sambil mengeratkan genggaman tangannya pada tangan jongin dan melihat wajah jongin.
"iya begitu, karena masa lalu ada untuk jadi pembelajaran bukannya dikenang yang buruk-buruknya saja. jika masalalu tidak ada kamu yang hari ini disinipun tidak akan ada"
"kamu benar"
"yup karena tidak ada permata yang ada hanya dengan usapan lembut" ucap jongin yang membuat sehun tersenyum dan menarik tangan jongin yang ada di dalam genggaman tangannya dan mencium punggung tangan jongin pelan.
jongin benar. permata harus di gosok hingga memiliki bentuk dan kilau yang indah, dan itu jelas bukan gosokan lembut. prosesnya juga memerlukan waktu yang cukup lama dan menguras tenaga. itulah kenapa permata lebih mahal dari batu mulia yang lain. sehun menyadari jika memang jongin dan juga dirinya memiliki beberapa kemiripan didalam keluarga mereka, yang berbeda hanya ibu sehun meninggal sedang ibu jongin masih ada di sampingnya.
"ibuku sepertinya sangat tidak menyukai pertemuan makan malam kali ini" ucap sehun sambil menggenggam tangan jongin dengan kedua tangannya.
"kenapa?"
"karena aku terlihat bahagia dan ibu tidak akan pernah menyukai hal itu. ibu tidak suka aku merasa bahagia"
"kenapa sangat jahat? bahagia saja masa tidak boleh?" gerutu jongin yang membuat sehun tertawa geli.
"terkadang kebahagiaan orang lain membuat ibu menjadi gatal-gatal" ucap ngawur sehun yang akhirnya membuat jongin tertawa. sehun memang menyebalkan.
"ayo pulang, kita tidak bisa tidur disini kan? hari juga semakin malam" ucap sehun setelah jongin selesai melihat-lihat buku-buku milik sehun yang ada di rak-rak besar milik sehun.
"sehun tidak ingin membawa buku-buku ini pergi?" tanya jongin dengan penasaran karena buku-buku sehun tertata dengan rapi dan sangat terawat, jelas buku-buku itu adalah buku berharga yang di jaga baik-baik kan?
"kesedihan tidak boleh di bawa terus menerus kemanapun kita pergi. biar sehun kecil tetap tumbuh disini dan hanya diingat ditempat ini saja" ucap sehun sambil memperhatikan meja di pojokan ruangan
didalam pandangan sehun, sehun seolah melihat ada sehun kecil disana tenggelam dalam tumpukan bukunya. sangat berkonsentrasi dengan apa yang sedang dia baca di dalam kamar yang sedikit gelap. cahaya hanya berasal dari lampu baca yang sedang sehun kecil gunakan untuk membaca buku-bukunya. dulu sehun boleh hanya sendirian tapi hari ini sehun tidak lagi sendirian sehun bersama dengan jongin. keduanya akan bersama sampai merasa bahagia pun bersama.
setelahnya sehun dan jongin pulang kerumah sehun sendiri, berganti pakaian, membersihkan diri dan kembali mengobrolkan hal-hal tidak penting hingga akhirnya keduanya menutup mata dan menjemput mimpi mereka.
tbc
yuhuuu I'm back heheh kangen kagak klean?
gengs owe kenapa kek butuh referensi gitu yak? wkwkwkwk
kek ada yang kurang greget gitu lho tapi apa ya? tak cari dari kemaren2 kagak nemu2 juga weh asem bener kan?
menurut klean kurang apah?