10

184 17 0
                                    

Adel udah berada dirumahnya. Dia pergi untuk bersih bersih.

Setelah mandi, Adel mengeringkan rambutnya karena dia tadi keramas. Setelah kering dia hanya duduk dikasurnya, dia sekarang merasa sangat bosan. Dia raih handphonenya,lalu membukakan aplikasi berwarna hijau. Dia mengirimkan pesan ke seseorang. Gak berselang lama orang tersebut pun membalasnya. Adel tersenyum lalu mengambil jaketnya dan kunci motornya. Kemudian berlalu pergi dari rumahnya.

Dia sekarang sudah berada di depan rumah yang biasa dia kunjungi dan sudah 2 minggu dia tidak kesini. Yap sekarang dia berada di depan rumah Ashel.

Adel membuka helmnya, lalu meraih hpnya. Adel mengirim pesan ke Ashel bahwa dia sudah sampai.

Tidak berselang lama Ashel pun keluar. Adel tersenyum ketika melihat sahabatnya itu.

"Hi". Ucap Ashel.

"Hi, yaudah yuk". Ajak Adel. Ashel memakai helm yang diberikan Adel. Lalu naik kemotornya.

"Kita mau kemana?". Tanya Adel. Mereka sekarang udah dijalan.

"Kemana ya... Keliling aja yuk, nanti beli sotong, gimana?". Ucap Ashel dengan sumringah.

"Boleh aja sih, tapi emangnya gak dingin? Udah malam loh". Ucap Adel. Ashel tampak berpikir dia bingung harus kemana.

"Kepasar malam aja yuk". Ucap Adel yang berhasil membuat Ashel tersenyum lagi.

"Ayoo".

***
Di tengah keramaian orang-orang, dua sahabat ini hanya duduk di bangku yang memang udah terletak di sana. Mereka hanya melihat pemandangan malam, bintang bintang yang bersinar, bulan yang tak kalah indahnya. Mereka memandanginya dengan eskrim yang ada di tangan dan sekali sekali mereka jilat.

"Masa gini doang?". Kesal Adel.

"Terus gimana lagi". Balas Ashel.

"Gak main apa apa gitu?, terus kenapa tadi mau kepasar malam". Dengus Adel.

"Gapapa pengen ke pasar malam aja, tapi gak ngapa-ngapain". Ucap Ashel dengan senyuman nya.

"Ish, kita naik itu yuk". Ucap Adel.

"Gak ya Adel!". Panik Ashel ketika melihat Adel menunjuk ke arah kora- kora.

"Yaudah itu". Ucap Adel sambil menunjuk ke arah kincir angin.

"NGGAK". Ucap ashel sedikit berteriak.

"Ih masa itu aja takut". Ucap Adel sambil tersenyum jahil.

"Siapa yang takut". Elak Ashel.

"Yaudah yuk". Belum sempat Ashel menjawab namun dia sudah ditarik Adel.

"Kamu tunggu sini ya, aku beli karcisnya dulu". Ucap Adel.

"Iya". Balas Ashel dengan kesal. Tidak perlu waktu lama Adel kembali dengan karcis yang ada ditangannya.

"Yaudah ayo". Ucap Adel menarik tangan Ashel. Sedangkan Ashel dia hanya pasrah.

Sekarang mereka sudah berada didalam. Adel menahan ketawanya ketika melihat muka tegang Ashel.

"Udah, klo takut pegang tanganku aja". Ucap Adel sambil terkekeh.

"Siapa yang ta- aaaaaaa". Belum sempat Ashel menyelesaikan bicaranya tiba-tiba kincir pun bergerak. Ashel memegang lengan Adel kuat kuat.

Adel tak kuasa menahan tawanya.

"Hahahaha, siipi ying tikit". Ucap Adel ngeledek Ashel.

"Ih Adeell". Kesal Ashel. Adel terkekeh.

Mereka menikmati indahnya kota Jakarta dari atas. Pelan pelan Ashel menyadarkan kepalanya di bahu Adel.

"Ini ke-kenapa?".panik Ashel ketika tiba-tiba kincir nya berhenti. Adel melihat ke bawah.

"Mungkin ada masalah, tenang sedang diperbaiki, nanti juga gerak lagi". Ucap Adel menenangkan Ashel.

Ashel benar-benar mengeratkan tangannya ke Adel. Dia sekarang bener bener panik.

"Kamu selama dua minggu kemarin, kemana aja?". Tanya Adel menghilangkan keheningan.

"Gak kemana-mana". Jawab Ashel jujur.

"Gak main sama Zee?". Tanya Adel lagi.

"Nggak, aku ngurung diri di kamar, baru tadi sore aku keluar". Jawab Ashel.

"Maafin aku ya, aku terlalu emosi". Ucap Adel.

"Kan udah tadi minta maafnya. Balas Ashel. Adel hanya tersenyum.

"Del aku boleh tanya gak?". Ucap Ashel sambil melihat muka Adel dari bawah. Memang muka Adel kalo dilihat dari posisi Ashel yang sekarang bersandar di bahunya memang terlihat gagah.

"Tanya apa Shel?". Balas Adel tanpa melihat kearah Ashel. Dia hanya fokus melihat ke kota.

"Pas kita sedang berantem, kamu ada bilang kalo kamu takut Zee itu sama kayak kamu, maksudnya gimana?". Tanya Ashel ragu. Dia bener bingung dengan ucapan Adel.

Adel memejamkan matanya. Dia mengguruti dirinya kenapa bodoh sekali hingga mengucapkan itu kepada Ashel.

"ngga papa kok". Jawab Adel.

"Jangan bohong Adel". Ashel sangat mengetahui jika Adel sedang berbohong.

"Kan kamu bilang kalo Zee itu sama kayak aku". Ucap Adel.

"Ya kan sama-sama tomboy, kenapa kamu takut kalo dia sama kayak kamu?". Ashel bener bener bingung dengan jawaban Adel.

"Ya aku takut Zee ngambil posisi aku. Kamu ngerti kan?". Jawab Adel asal. Dan syukur Ashel percaya dengan ucapan Adel.

"Nggak mungkinlah, kamu tetep kamu, sahabat aku". Ucap Ashel tersenyum. Adel pun ikut tersenyum mendengarnya.

Hingga beberapa saat kincir pun bergerak lagi.

"Yey akhirnya gerak lagi". Sorak Ashel sumringah seperti anak kecil. Adel tersenyum melihat Ashel.

"Sekarang lepas tangan aku". Ucap Adel lembut.

"Kenapa?". Tanya Ashel bingung.

"Kamu harus berani, biar gak takut lagi". Ucap Adel lagi.

"Gak mau Adelll". Rengek Ashel.

"Astaga, lepas dulu makanya. Kamu gak bakal jatoh kalo lepas tanganku". Ucap Adel. Seketika Ashel melepaskan tangannya dari tangan Adel.

"Bilang aja gak mau di pegang". Dengus Ashel dengan cemberut.

Adel terkekeh melihat Ashel yang terlihat lucu baginya. Apalagi sekarang Ashel memanyunkan bibirnya. Hingga tatapan Adel sampai ke situ.

Gak gak Adel, ga boleh. Astaga dia sahabat lo del. Adel berusaha menghilangkan kemana arah pikiran nya. Tapi itu terlalu sulit baginya. Hingga dia pelan pelan memajukan wajahnya. Ashel yang melihat itu tidak bisa berkutik.
















































Cup!


















######
Hahahaha itukan yang kalian inginkan.













WRONG  [DELSHEL] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang