aku kim taehyung , 26 tahun, masih lajang, pekerjaan ku sebagai Agen Real Estat. Aku membantu orang membeli, menjual, dan menyewakan real estat, itu berarti aku bertemu dengan orang yang berbeda setiap hari.
aku menggunakan pesonaku pada setiap pela...
Suasana hati ku sedang tidak baik ketika meninggalkan kantor, dan sekarang orang ini membuatku gelisah. Beraninya dia menyebut nama minji dan bahkan menyebut dirinya teman putriku? Dan dia bahkan duduk sebelum aku menyetujui nya untuk bergabung.
"Begini Tuan kim . Bagaimana Anda bisa mengenal putri ku? , dan mengapa Anda bisa berteman dengannya?"
Aku kini berdiri dari tempat dudukku dan meletakkan tanganku di pinggang.
"Ah mianhe Sudahlah, tetaplah di tempat ini selama yang kau mau, aku tidak akan mengganggu mu lagi,permisi."
Aku bergumam tidak jelas dan meraih tas ku untuk bersiap siap pergi.
"Oke, oke, mianhe aku akan mengatakannya padamu"
Dia berdiri dan memegang pergelangan tanganku untuk mencegahku pergi.
"Minggu lalu, aku adalah pria yang ditawari sekotak kue oleh putri Anda di pemakaman. Ingat?"
Dia menjelaskan, dan aku terdiam beberapa saat sampai dia berbicara lagi.
"Namaku kim taehyung."
Dia berkata sambil menawarkan tangannya untuk berjabat, yang membuatku terkejut. Awalnya aku ragu untuk menerimanya, tapi tetap saja aku menjabat tangannya dan memperkenalkan diri.
"Aku choi yoora, mianhe sebelumnya. Aku benar-benar minta maaf. Aku hanya sedang tidak dalam suasana hati yang baik."
"Gwenchana, itu juga salahku. Meski aku tahu kamu sedang tidak mood saat melihatmu keluar dari mobil, aku tetap saja mendekatimu dengan cara yang salah.."
Aku bisa merasakan rasa penyesalannya dan aku juga merasa tidak enak hati , karena aku melampiaskan kekesalan ku padanya ,aku terdiam dan tidak tahu harus berkata apa lagi.
"Bagaimana kabar minjii?" Dia bertanya, memecah kesunyian.
"Dia baik-baik saja. Aku baru saja akan menjemputnya dari sekolah setelah aku selesai meminum kopiku Sekolahnya juga dekat sini."
"Bagaimana denganmu? Apakah kamu sedang menunggu seseorang?"
Tiba-tiba aku merasa penasaran.
"Anie, aku di sini hanya untuk menghabiskan waktu."
"Ummm"
Hanya itu responku sebelum meminum tetes terakhir kopiku, lalu kami berdua kembali terdiam. Saat aku melihat cangkirku yang kosong, tiba-tiba aku merasa tidak nyaman, dan ketika aku mendongak, mata kami bertemu dan diam sejenak, Hingga ponselku berdering, yang membuat kami saling memalingkan muka karena malu. Aku yakin seluruh wajahku sekarang semerah tomat.
Aku mengambil ponselku dari tas dan melihat yang menelepon adalah JungkooK.
"Permisi, Tuan kim.aku perlu menerima panggilan ini"
Aku berkata sambil menunjuk ponselku, dan ketika aku melihatnya tersenyum dan menganggukkan kepalanya, aku langsung menggeser kunci jawaban di layarku.
"Yoboseo JungkooK aa..."
"ohh sudah?"
"Oke, aku akan sampai di sana jam 5..."
"Anie Aku hanya di kafe terdekat..."
"Nde.."
"Apakah sekolah minji sudah bubar?"
"Oh nde aku datang..."
"Nde , sampai jumpa lagi.. Papay."
Aku menutup panggila teleponku dengan jungkook dan memasukkan kembali telepon ke dalam tasku.
"Tuan kim, mianhe, aku harus pergi sekarang. Jungkook sudah berada di sekolah minji, dan dia akan keluar kelas sebentar lagi."
Aku berdiri dari tempat dudukku.
"Taehyung... panggil saja aku taehyung ,arashee"
Aku mendongak dan menatap matanya lagi, yang sudah menusuk jiwaku, dan lagi-lagi aku merasa malu dan terdiam.
"Bolehkah aku ikut denganmu, ke sekolah minji"?"
*****
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.