6

84 12 0
                                    


"Begitu gua balik dari rumah sakit, gua debat sama orang tua Lo, terus gua keluar malem dan ada yang kecelakaan gua bantuin dulu, di sekolah gua tendang Alstar karena Ida nembak mina, dan terakhir gua terima tantangan balap dari Richmond" jelas Yesica.

Yeseline menatap Yesica dengan pandangan tidak percaya, salah satu tangannya menutupi mulut yang sedari tadi terbuka lebar, Yeseline benar benar shock dengan semua kekacauan yang fi timbulkan oleh doppleganger nya ini.

"Lo udah ngerusak alur sejak Lo masuk, dan Lo udah buat butterfly effect" jelas Yeseline.

"Hah?" Kaget yesica.

"Tapi kan bukan salah gua suruh siapa Lo mau. Oi dahin jiwa gua gak bilang bilang" hoho tentu saja Yesica tidak ingin bersalah sendirian.

"Ya keputusan gegabah gua ternyata bikin kita berdua susah" Yeseline duduk di tempat tidurnya.

"Gua bisa balik kan?" Tanya Yesica.

"Gak bisa, Lo udah rusak alur, minimal Lo harus tuntasin ceria ini dulu, minimal sanpe Alstar sama mina nikah, atau waktu Lo habis di dunia ini" jelas Yeseline.

Bruk.

Yesica terduduk di lantai tubuhnya menjadi lemas seketika.

"Itu semua juga karena Lo udah buat banyak butterfly effect, bahkan sampa tahapan chaos" jelas Yeseline.

"Butterfly effect kesalahan kecil yang berdampak di masa depan" lirih Yesica.

"Selain itu butterfly effect bener bener berhubungan erat sama chaos theory"

Yeseline berdiri dari duduknya kemudian menarik whiteboard yang ada di kamarnya dan menuliskan pengertian tentang butterfly effect dan Chaos theory menurutnya.

"Selain itu, Butterfly effect juga bisa di artikan sebagai fenomena dimana tidak ada satupun rumus yang dapat memprediksi alam secara akurat, nah Lo udah buat butterfly effect artinya semua yang Lo jalani mulai detik ini udah gak sesuai lagi sama alur novel" jelas Yeseline.

"Berarti yang masuk ke chaos theory itu karena sesuatu di dunia ini sekarang memiliki keteraturan yang tinggi, sampe kita gak bisa memprediksinya lagi?" Bingung Yesica.

Yeseline mengangguk puas.

"Ya jadi mulai hari ini detik ini, semua alur buku novel udah ancur dan kita gak bisa berpegang teguh lagi sama alur novel"

"Sialan" kesal Yesica yang masih tidak bisa menerima kenyataan ini.

"Ingat if has been said that something as small at the flutter of a butterfly wings can ultimately caus a typhoon half way around the world"

Puk..

puk..

"Ngerti cantik? Kalo gitu gua pergi dulu ya, selamat menjalankan kehidupan hahaha" kekeh Yeseline dengan menepuk pundak yesica.

Yesica semakin di buat frustasi dengan ucapan yeseline.

"Yeseline sialan, kyaaa" jeritnya frustasi dengan mengacak acak rambutnya kesal.

Dapat Yesica lihat jika Yeseline tertawa terbahak bahak ketika melihat Yesica tertekan.

"Doppelganger sialan" kesal Yesica dengan melempar bantal ke arah Yeseline, namun sayang bantal tersebut sama sekali tidak bisa mengenai Yeseline karena Yeseline bisa di tembus.

"Bye the way, kenapa kita bisa tukeran raga, disana gua gimana?" Tanya Yesica begitu menyadari posisi dirinya dan yeseline.

"Pertama gua terdesak, kalo gua gak tarik jiwa Lo raga gua mati, kedua gua pengen memperbaiki hubungan gua sama Alstar" jawabnya.

"Waduh" panik Yesica.

Yeseline tersenyum ramah, namun perlahan tapi pasti senyuman ramahnya berubah menjadi seringai jahat.

"Dan Lo juga ngerusak itu, akhhhh sialan, bukannya memperbaiki hubungan gua malah Lo putusin lagi" kesal yeseline.

"Ya mau gimana lagi, dia nembak mina di depan kantin, gua gak mau harga diri gua terluka" Yesica tersenyum polos.

Kini situasi berbalik yang semula Yesica marah marah karena frustasi tidak tau bisa kembali kapan ke raganya malah tersenyum puas melihat keinginan si doppleganger nya sirna karena dirinya, ya sebut saja sebagai ajang balas dendam.

"Gimana raga gua?" Tanya Yesica.

"Koma" jawab yeseline, Yesica mengangguk santai karena ia memang sudah mengira itu akan terjadi.

"Oh ya, mulai sekarang Lo jalani ini semua terserah Lo mau ngapain, soalnya kayanya ini terakhir gua ketemu sama Lo dan sama semua yang ada di dunia ini, Lo tau waktu gua udah habis"

"Eh?" Lirih Yesica dengan menatap yeseline yang perlahan lahan menghilang.

"Seneng bisa ngobrol sama Lo eci, meski cuma sebentar" Yeseline tersenyum lebar namun berbeda dengan kedua matanya yang mengeluarkan air mata dengan deras.

Yesica melihat itu hanya bisa mematung ia tidak tau harus berekspresi seperti apa, hingga Yeseline benar benar menghilang Yesica masih diam saja mematung di tempatnya berdiri.

Tok..

Tok..

Tok..

Pintu kamar yesica di ketuk dari luar, membuat Yesica mau tak mau harus membuka pintu, dengan segera Yesica membuka kunci, ya Yesica memang selalu mengunci pintu kamarnya ia tidak mau ada keluarga Yeseline yang masuk.

"Ya?" Tanya Yeseline dengan menatap datar orang yang kini berada di hadapannya.

"Di depan ada maminya Alstar katanya mau ngomong" ucap mami dengan sedikit canggung karena perubahan sikap anaknya ini.

"Oke" jawab Yesica yang langsung keluar dari kamarnya, kemudian kembali mengunci kamarnya, oh ya jangan lupakan dengan seragam yang masih Yesica pakai.

Yesica berjalan lebih dulu meninggalkan mami Yeseline di belakangnya, begitu sampai di ruang tamu tanpa basa basi Yesica duduk di sofa kosong.

"Hai cantik udah lama gak main ke rumah mami" sapa mami Alstar.

Yesica tersenyum dan mengangguk canggung.

"Eh, ah jadi kita kesini mau bahas acara peresmian tunangan kamu sama Alstar, dulu kan cuma antar keluarga kalo sekarang secara publik, gimana mau? Apa mau tunggu Alstar bentar lagi juga sampe" ucap mami Alstar.

"Boleh mi" ucap Alstar yang baru saja sampai.

"Saya menolak" jawab Yesica.

Kedua keluarga tampak hening dengan jawaban keduanya, meski mereka menjawab bersama tapi jawaban mereka berbeda.

"Loh Alstar kenapa muka kamu?" Kaget mami Alstar.

"Saya tendang mukanya" jawab Yesica.

"Kenapa?" Bingung papi Yeseline yang di angguki semua orang.

"Kenapa kamu lukai tunangan kamu?" Bingung mami Alstar.

"Mungkin jika Tante berada di posisi saya juga Tante akan melakukan hal yang sama, perempuan bodoh mana yang akan diam saja saat melihat tunangannya mengungkapkan perasaan pada gadis lain di hadapan banyak murid?"

"Ah apa Tante belum menonton video yang sudah viral itu?" Ucap Yesica dengan menutup mulutnya Solah olah ia sangat terkejut.

"Ini tan" Yesica mengeluarkan ponselnya dan memutar vidio saat di kantin tadi.







chaos Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang