12

77 10 0
                                    


"Sekarang hari Jumat, kalo di alur novel hari ini bakal ada pengumuman buat pekan kreativitas siswa, atau PKS"

"Kenapa gua masuk di raga ini nanggung banget ya? Akhir semester, di novel PKS di Adain dua Minggu setelah hari Jumat ini, dan tokoh Yeseline ikut partisipasi padahal suaranya jelek, belajar dari pengalaman berarti gua harus gak masuk begitu lomba nyanyi di Adain"

"Yesica Lo emang jenius" senyum manis mengembang begitu ia selesai memuji dirinya sendiri.

"Oh my god, baby baby don't you see, I got everything you need, only a genius could love a girl like me" tanpa sadar Yesica menyanyi sepanjang jalan koridor menuju kelasnya.

Untung saja hari ini Yesica berangkat pagi pagi sekali, bahkan penjaga sekolah saja baru datang untuk membuka gerbang.

"Bu nasi goreng satu" tadinya Yesica berencana untuk langsung kekelas dan mengerjakan pekerjaan rumah yang tidak ia kerjakan di rumah, tapi perutnya lapar dan minta di isi.

Dan niat mulia Yesica teralihkan karena rasa lapar yang tidak bisa di tunda, setelah memesan Yesica mulai mengeluarkan buku homework-nya dan mulai mengerjakan pr tersebut.

"Perasaan dulu gua sekolah gak gini gini amat" keluhnya begitu menyelesaikan satu soal.

"Ini dek" ibu kantin memberikan sepiring nasi goreng dan segelas susu hangat padahal yesica tidak memesannya.

Melihat raut wajah bingung Yesica ibu kantin tersebut tertawa.

"Anak anak itu bagus minum susu, buat pertumbuhan tulang dan otak, ayo habiskan" setelah mengatakan itu ibu kantin pergi begitu saja dengan membawa nampan yang tadi ia gunakan untuk membawa pesanan Yesica.

"Pagi line, rajin bener" sapa salah satu teman sekelasnya.

"Pagi Anna, gua belum selesain pr, ini lagi gua kerjain" tunjuk Yesica kepada bukunya.

Anna syilfia, salah satu npc yang di katakan tidak pernah berbohong semua orang selalu mempercayai anna, entah karena apa mereka semua percaya maka dari itu Anna merupakan murid yang mudah bergaul dan memiliki banyak teman.

"Ah itu, sini gua bantu, masih jam 8 masih ada waktu satu jam lagi" Anna langsung ikut duduk di sebelah Yesica dan menarik buku Yesica.

Mereka mengerjakan pekerjaan rumah tersebut selama 15 menit, itu artinya masih ada 15 menit lagi sebelum bel sekolah berbunyi, beberapa siswa siswi juga sudah mulai berdatangan.

"Lo emang biasa berangkat pagi?" Tanya Yesica.

"Nggak juga hari ini gua piket dan cuma hari ini gua berangkat pagi, Lo sendiri?" Tanya Anna.

"Sama kebetulan hari ini gua lupa kerjain pr"

Anna mengangguk anggukkan kepalanya kemudian tatapannya beralih kepada novel yang sedang ia baca.

"What Lo baca novel itu juga? Gua baru selesain novel itu" Yesica berbicara dengan antusias.

"Stop jangan spoiler, bentar lagi tamat soalnya" saat Yesica berhenti bicara tadi Anna langsung menutup mulut Yesica karena takut Yesica membocorkan bagian selanjutnya dari novel yang sedang ia baca.

"Oke oke, gua tutup mulut" Yesica menutup mulutnya dengan kedua tangannya begitu tangan Anna lepas dari mulutnya.

Kring...

Kring....

"Udah masuk, ayo ke kelas" ajak Yesica.

Anna tidak menjawab karena ia masih fokus kepada buku yang sedang ia baca, sebagai jawaban ia hanya menganggukkan kepalanya beberapa kali.

.

.

.

Brak..

Pintu kelas Yesica di buka dengan ber bar terlihat di balik pintu ada 4 siswa yang menatap Yesica dengan kesal.

Bel istirahat baru saja berbunyi bahkan teman teman satu kelas dengan Yesica belum ada yang keluar karena pintu keluar di hadang oleh keempat siswa yang sering di katakan sebagai lawan seimbang dari Leonora yaitu selcouth.

Atau biasa Yesica sebut sebagai antek antek antagonis pria, siapa lagi jika bukan aldwin, Richmond dan Dixon, Vincent tidak termasuk kedalam salah satu antek antek antagonis karena dia hanyalah npc yang bahkan tidak di sebutkan namanya.

"ECI..!" Panggil mereka bertiga kecuali Dixon karena entahlah keberadaan Dixon di antara mereka menurut Yesica seperti ada dan tiada.

"Apa?" Tanya Yesica.

"Kenapa, kenapa Lo berangkat gak bareng gua?" Tanya Al.

"Iya tadi gua nunggu Lo di tempat biasa Lo gak datang datang" kesal Vincent.

"Kemarin kenapa Lo tiba tiba galak hah? Padahal gua berharap gua di tahan dulu biar gak cepet cepet pulang"

Kini tatapan Yesica beralih kepada Dixon yang hanya diam menatapnya dengan lekat.

"Lo mau ngomong apa, sekalian biar gua jawabnya barengan"

"Lo cantik" ucap Dixon dengan wajah datarnya.

"Oh ya jelas gua tau, emang susah jadi orang cantik" Yesica langsung membenarkan rambutnya dengan menyelipkan beberapa anak rambut ke belakang telinga, kemudian berlaga sok imut, dengan memajukan beberapa centi bibirnya.

Yesica pikir memang sudah waktunya untuk menunjukkan sikap aslinya kepada mereka berempat karena ya mungkin saja, semuanya akan berubah seperti yang di katakan oleh Yeseline.

Jika sudah sampai tahapan chaos itu berarti semua yang ada di dunia ini tidak bisa lagi di tebak sesuai buku, ya setidaknya itu yang Yeseline katakan, itupun jika Yesica tidak salah ingat.

Para perempuan teman sekelas Yesica menatap Yesica dengan tatapan jijik, apalagi begitu melihat Wajak sok imut Yesica.

"Geli" cibir salah satu teman sekelas Yesica.

"Gua rasa lebih baik Yeseline yang dulu deh, dia gak gini gini amat lerasaan"

"Kita lapar astaga"

"Woy line, singkirkan mereka napa, kita mau lewat takut"

"Ada apa para hambaku sekalian? Disini yang mulia putri mahkota akan mendengarkan keluh kesah para rakyat jelataquh"

"Bacot line kita lapar" ujar ketua kelas.

"Oh astaga, princess ini terkejut bukan main"

Melihat respon Yesica teman teman satu kelasnya melihat Yesica dengan tatapan pasrah seolah mereka sudah sangat sangat lelah menghadapi sikap baru yesica, berbeda dengan selcouth yang menatap Yesica dengan gemas.

Melihat keadaan, aldwin dan Dixon langsung membuka jalan agar teman teman Yesica bisa lewat, sementara mereka masih menunggu Yesica, satu persatu teman teman Yesica lewat meski ada beberapa dari mereka yang tampak takut dan canggung.

"Ayo, para dayang yang mulia ratu lapar" ajak Yesica.

Mereka berlima pun berjalan bersamaan dengan teman teman sekelas Yesica yang lain menuju kantin, meski ocehan Yesica masih menemani perjalanan mereka menuju kantin.

Yesica dan yang lainnya langsung memilih tempat di paling pojok karena tempat tersebut tempat yang sudah biasa mereka pakai.

Plak...





.
.
.

Bye bye bye

chaos Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang