9

96 10 0
                                    


Yesica sedang berjalan sendirian menuju kantin setelah mendapat pesan text dari Vincent, ternyata Vincent juga bersekolah di tempat yang sama dengan Yesica.

Sepanjang perjalanan banyak yang memperhatikan Yesica namun yesica hanya acuh seolah tidak peduli apa apa, padahal dirinya ingin sekali meminta mereka semua untuk tidak memperhatikannya.

"ECI...!" teriak Vincent dengan menunjukkan wajah bodohnya sambil melambaikan tangannya berharap Yesica menotice dirinya.

Keinginannya memang terkabul tapi tidak hanya Yesica yang menoticenya tapi seluruh murid murid juga ikut menotice tingkah Vincent.

"Bego" gumamnya dengan menundukkan kepala, dan langsung duduk di tempat asal yang kosong, sekarang ia malu memiliki teman seperti Vincent.

Melihat Yesica yang duduk di meja berbeda membuat Vincent kesal dengan segera ia membawa semua makanannya berniat Ingin menghampiri Yesica.

Brak

"Apa apaan Lo ci, gua udah effort buat cari meja dan manggil lo, Lo malah duduk di meja lain" kesal Vincent yang langsung duduk bahkan menyimpan makanannya dengan kasar.

Yesica berdiri dari duduknya karena takut terkena cipratan kuah panas, karena makanan yang Vincent pesan adalah makanan berkuah.

Sret...

Yesica menarik dasi yang Vincent kenakan hingga Vincent tertarik dan wajah mereka berdekatan, mungkin ada jarak sekitar satu jengkal.

Kejadian tersebut membuat seluruh murid membulatkan matanya tak percaya, Yesica seorang yang mereka kenal dulu selalu mengejar Alstar kini terlihat begitu dominan, belum lagi aksi yang ia lakukan kemarin semakin membuatnya keren.

"Lo hampir nyiram gua pake kuah panas, sialan" kesal Yesica.

Wajah kesal Yesica terlihat menggemaskan di mata Vincent, berbeda dengan Vincent yang terlihat sedikit tegang dan wajah tegang Vincent juga tampak menggemaskan bagi yesica.

"Iya maaf" sesal Vincent.

Yesica langsung melepaskan dasi Vincent, kini mereka duduk bersama dan mulai memakan makanan milik Vincent karena Yesica tidak memesan apa apa.

"Lagian kenapa Eci malah duduk disini padahal gua udah siapin disana" kesalnya.

Saat di kantin kemarin Vincent dan Yesica mulai menyepakati gaya bahasa mereka, dan jadi seperti inilah mereka berdua saat berbicara.

"Itu karena-" ucapan Yesica menggantung begitu melihat sosok Al yang datang dengan kedua temannya Richmond dan Dixon, tidak mau terlihat Yesica langsung mengalihkan pandangannya ke sisi lain.

Sialnya ia malah melihat Alstar dan kelompoknya yang sepertinya baru sampai di kantin, Yesica langsung menatap mata Vincent dengan lekat, melihat mereka berdua datang seketika perhatian para penghuni kantin langsung teralihkan.

"Suatu Hari Lo bisa bawa gua kabur? Kayanya kalo gua terus bertahan gua gila deh" ucap yesica tiba tiba, itu karena ia takut dengan alur yang akan datang nanti.

"Gila, maksudnya gimana?" Bingung Vincent.

Vincent ini anak yang masih polos tapi tiba tiba di minta untuk menculik seseorang yang lebih parahnya lagi calon korban lah yang meminta di culik, maka dari itu Vincent tidak mengerti.

"Gak tau gua pusing" Yesica memijit kepalanya, karena ia takut bertemu para karakter, maka dari itu ia sibuk memikirkan cara untuk tidak terlihat oleh Para karakter.

Yesica terus memijit keningnya cukup kuat hingga sesuatu mengalir dari hidungnya, ralat itu bagian dari rencananya untuk kabur.

"Vin?" Gumam Yesica dengan menatap Vincent panik.

"Vin Eci mimisan" paniknya setengah sadar.

Yesica panik tentu saja karena ini adalah pertama kalinya dirinya sebagai manusia mengalami mimisan, sebelumnya tidak pernah sama sekali tidak pernah ini adalah kali perdananya Yesica mengalami mimisan seumur hidupnya, padahal niat awalnya tidak seperti itu.

"Sini gua gendong" Vincent menawarkan dirinya.

"Emang Lo kuat?" Tanya Yesica di sela sela kepanikannya.

"Bocah ini ya, udah niat di bantu malah ngehina, gini gini Vincent kuat" ucapnya sombong.

"Yaudah gendong Eci" pinta yeseline dengan mengangkat kedua tangannya.

Mereka berdua berhasil untuk tidak menimbulkan kericuhan atau menarik perhatian banyak orang, Vincent benar benar menggendong Yesica sementara Yesica sudah di ambang antara pingsan dan sadar.

"Eci jangan pingsan dulu"

"Iya Eci usahain"

Melihat kedua mata yesica yang hampir menutup keduanya membuat Vincent makin panik, ia masih trauma ketika kehilangan orang tuanya.

"Minggir minggir minggir" Vincent membelah banyak kerumunan dengan membawa Yesica yang pingsan dan mimisan di gendongannya.

Fokusnya hanya satu UKS, ia takut Yesica kenapa kenapa maka dari itu ia sama sekali tidak memperdulikan yang lain, mungkin banyak orang yang ia singkirkan atau apapun itu.

Dan aksi yang Vincent lakukan sukses menarik perhatian dua kubu yang sedari tadi Yesica hindari.

"Itu Yeseline?" Gumam Leo ketika melihat kembaran dari temannya di bawa dalam keadaan pingsan.

"Huh?" Bingung Casper yang langsung berusaha memfokuskan matanya ke arah yang di maksud Leo.

Di tempat yang sama hanya berbeda jarak Al dan Richmond saling menatap curiga.

"Itu yang Lo maksud?" Tanya Al yang langsung di angguki Richmond.

"Dia Eci Lo?" Tanya Richmond berbalik, dan Al juga langsung mengangguk.

"Dia pungsan" ucap Dixon dengan menatap lekat yesica yang semakin menjauh.

"Apa?!"

Richmond dan aldwin langsung berlari untuk mengejar vincent, meski jarak mereka cukup jauh ah bahkan sangat jauh karena kini Vincent baru saja mendengar penjelasan dari dokter UKS jika Yesica tidak apa apa hanya sedang banyak pikiran dan kebetulan ia belum makan apa apa, itu yang membuatnya pingsan sementara mimisan itu karena Yesica kelelahan.

Vincent kini duduk menunggu Yesica bangun sambil menatap Yesica yang di penuhi keringat dingin tidak hanya itu Yesica juga meraung dalam tidurnya membuat dirinya semakin di banjiri oleh keringat.

"Ci?"

"Eci?"

Melihat itu Vincent tidak tau harus bagaimana, jadi ia memutuskan untuk membangunkan yesica meski Yesica sedikit sulit untuk di bangunkan, Vincent langsung berdiri dari duduknya berusaha membangunkan Yesica dengan cara mengguncang tubuhnya atau menepuk punggung dan pipinya.

"Eci bangun"

Puk

Puk

Vincent benar benar menepuk pipi yesica.

"Astaga Eci ayo bangun" Vincent menarik tangan Yesica kini usahanya sukses membangunkan Yesica.

"Lo kenapa?" Tanya Vincent dengan menatap Yesica bingung.

.
.
.


Bye bye bye

chaos Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang